SEJARAH DAN BUDIDAYA AYAM CEMANI
Senin, 12 Januari 2015
Edit
Ayam cemani merupakan salah satu jenis ayam
lokal khas propinsi Jawa Tengah yang berasal dari Karisidenan Kedu tepatnya di
daerah Kabupaten Temanggung dan sekitarnya. Ayam cemani ini banyak dipelihara
oleh masyarakat di desa Kedu, desa Beji dan desa Kahuripan, Kecamatan Kedu
Kabupaten Temanggung sejak awal abad 20. Ayam cemani
dikenal memiliki harga yang mahal, namun budidaya ayam cemani baru dilakukan
oleh sebagian masyarakat di daerah tertentu, warna hitam tidak selamanya kelam
, mungkin itu salah satu kalimat yang bisa dipakai untuk mengatakan pada Ayam
Cemani. Warna Hitam pada Ayam Cemani justru menjadi pertanda cerahnya masa
depan pemilik Ayam cemani. Ini bukan karena mistis atau kesaktian Ayam cemani
hitam legam tersebut, tetapi karena harga Ayam Cemani yang Hitam legam sangat
tinggi bisa mencapai jutaan rupiah. Tak heran jika ini menjadi keuntungan
tersendiri bagi peternak ayam cemani. Sehingga banyak peternak menekuni
Budidaya Ayam Cemani ini. Harga ayam cemani sangat bervariasi tergantung pada
kualitasnya, kualitas Ayam cemani yang baik dinilai bersadarkan tingkat
kepekatan warna hitam di seluruh tubuh, mulai dari bulu, kulit,kaki,
kuku,lidah, tulang dan darahnyapun hitam. Harga ayam cemani standard berkisar
antara 150 ribu hingga 500 ribu untuk ukuran dewasa, sedangkan untuk cemani
super tidak ada batasnya bisa mencapai jutaan rupiah.
Ayam
Cemani jantan dewasa pada waktu berdiri normal mencapai tinggi sekitar 60 cm
dengan lingkar dada mencapai 34 cm dan panjang sayap 25 cm. Sementara, ayam
betina dewasa mencapai tinggi 50 cm dengan lingkar dada 27 cm dan panjang sayap
21 cm. Bobot anak ayam umur sehari berkisar antara 28-32 gram/ekor. Bobot ayam
betina berumur 5 bulan berkisar antara 1.200-1.300 gram/ekor. Ayam jantan umur
5 bulan berkisar antara 1.400-1.500 gram/ekor. Umur pertama bertelur berkisar
antara 4,6-6,5 bulan dan produksi telur pada pemeliharaan diumbar dan semi
intensif berkisar 56-77 butir per ekor/tahun, sementara yang dipelihara
intensif dalam kandang batere dapat mencapai 215 butir/ekor/tahun. Bobot telur
ayam berkisar antara 41-49 gram/butir. Konsumsi pakan ayam dewasa per hari
mencapai 93 gram per ekor (Iskandar dan saepudin, 2004).
Perbedaan antara ayam Kedu Hitam dan ayam
Cemani adalah pada ayam Kedu Hitam sebaran warna hitam hanya pada bulunya saja,
sedangkan pada ayam Cemani sebaran warna hitam menyebar keseluruh tubuh. Jadi
ayam Cemani merupakan ayam Kedu hitam tetapi ayam kedu hitam belum tentu ayam
Cemani. Diduga ayam cemani ini didapat dari hasil perkawinan antar keluarga
yang dekat hubungan kerabatnya dari beberapa generasi diikuti dengan seleksi
kearah ayam yang berwarna hitam.
Sejarah ayam cemani dan ayam
kedu hitam ini ada dua macam versi, yaitu versi Makukuhan dan versi Tjokromiharjo. Versi Makukuhan ini
merupakanlegenda yang berkembang di Desa Kedu dan sekitarnya, disebutkan bahwa
ayam
cemani pada awalnya dibawa dan dikembangbiakkan oleh
seorang bernama Ki Ageng Makukuhan
pada era akhir pemerintahan kerajaan Majapahit. Sedangkan versi lain adalah ayam ini dibawa dan dikembangkan oleh
seorang ahli peternakan sekaligus kepala
desa Kalikuto yang pernah belajar kepada Dr. Douwes Dekker yaitu
Tjokromiharjo. Versi ini mengatakan bahwa ayam cemani bukan berasal dari Kedu, namun berasal dari persilangan beberapa
generasi ayam Inggris yang dibawa pada
zaman pemerintahan kolonial Raffles dengan ayam lokal Indonesia yang berkembang hingga daerah Kedu. Di kedu persilangan
ayam inimenghasilkan keturunan yang berwarna hitam yang kini kita kenal dengan
namaayam hitam kedu atau juga ayam cemani
B. Budidaya
Ayam Cemani
Budi
daya ayam cemani relatif mudah, hanya butuh ketelatenan saja. Tatacara
pemeliharaan ayam Cemani sama dengan cara pemeliharaan ayam Kedu Hitam. Ayam Camani dikawinkan dengan sesama ayam
Cemani secara alami dengan perbandingan
maksimal 1 jantan 5 betina untuk yang ditetaskan sendiri oleh induknya, karena ayam ini masih memiliki sifat mengeram
dan mengasuh anaknya. Anak-anak ayam
yang menetas kemudian dipisahkan antara yang berwarna hitam legam murni, anak ayam Cemani dari yang berwarna
selain hitam, sebagai anak ayam Kedu.
Ayam
cemani
kecil sangat rentan terhadap kematian terutama pada suhu yang rendah. Untuk mengantisipasinya pemeliharaan DOC sampai usia
satu bulan ditempatkan pada kandang Box
yang diberi lampu pijar. Lampu pijar akan membantu menjaga suhu ruangan tetap hangat. Pada pagi hari box anakan
Ayam Cemani ditempatkan pada tempat
yang terkena sinar matahari dan diletakkan pada tempat yang relatif teduh jika matahari mulai terik.
Pemeliharaan
anak-anak ayam dapat segera dilakukan begitu telur menetas dan dipisahkan dari induknya, atau dari mesin apabila
ditetaskan dengan mesin tetas untuk dipelihara dalam
kandang yang dilengkapi dengan pemanas. Setelah
anak-anak ayam berumur 4 hari, segera dilakukan imunisasi dengan vaksin tetelo atau ND (Newcastle desease), yang dapat
diperoleh dari toko-toko pakan dan obat ayam. Imunisasi
kemudian diulang pada umur 4 minggu dan 4 bulan. Selain vaksin ND, dapat juga diimunisasi dangan vaksin cacar flow
pox, apabila perlu.
Proses
seleksi dilakukan terus menerus untuk
memisahkan anak-anak ayam yang berbulu bukan hitam.
Ayam dapat dipelihara dalam kandang berlantai kawat atau bambu atau
langsung di atas lantai tanah atau
sekam atau serbuk gergaji secukupnya. Ukuran kandang bervariasi disesuaikan dengan besar ayam. Untuk ayam
dewasa setiap luasan lantai 1 m persegi, maksimum dapat diisi oleh 4-6 ekor.
Ruangan dalam kandang ayam harus terhindar dari pemanasan matahari langsung dan
basah kena air hujan. Ventilasi dibuat secukupnya di sekitar dinding kandang.
Kebersihan kandang harus selalu dipelihara untuk menghindarkan ayam dari
penyakit. Larutan desinfektant dapat dipakai untuk menyemprot setiap pojok
kandang setelah dibersihkan dari sampah dan debu. Penerangan dapat diberikan
secukupnya terutama untuk anak-anak ayam untuk memudahkan pengontrolan pada
waktu malam hari.
Jenis
pakan yang dapat diberikan untuk lebih mudahnya dapat memakai pakan jadi
komersial untuk ayam ras tipe petelur mulai dari pakan untuk anak ayam, ayam
muda dan ayam dewasa. Namun untuk menekan harga, pakan dapat dibuat dengan
campuran berbagai bahan pakan seperti dedak padi, jagung giling, menir, gabah
dan sebagainya, yang disesuaikan dengan ketersediaan bahan dan murah harganya.
Berikut ini disajikan salah satu contoh formula ransum sederhana dengan
bahan-bahan pakan yang mudah diperoleh untuk anak ayam, ayam muda dan ayam
dewasa. Adapun kandungan gizi sedikit ditingkatkan untuk mengatasi kemungkinan
penurunan kualitas bahan-bahan pakan yang kadang terjadi dari waktu kewaktu.
Pakan lebih baik diberikan dalam bentuk kering sekali atau dua kali setiap hari
secara berlebih dengan selalu memperhatikan sisa pakan pada pagi hari sebelum
diberi, jika masih ada sisa penambahan pakan bisa dikurangi. Konsumsi ransum
bulanan per ekor, mulai dari 4 minggu pertama, ayam akan memakan sebanyak 392
gram/ekor, kemudian sebanyak 838 g/iet pada 4 minggu berikutnya dan seterusnya
untuk konsumsi pakan pada umur 5 sampai dengan 8 minggu, keudian sebnayak 1.159
gram. Memasuki umur 13 minggu, ayam memakan sebanyak 1.364 gram/ekor.
Selanjutnya ayam akan makan terus akibat bertambahnya sampai umur dewasa yang
rata- rata hanya makan sebanyak kurang lebih 100 gram/ekor/hari
Dengan bertambahnya
usia ayam cemani bertambah pula ukuran tubuh dan jumlah bulu-bulunya, ayam
sudah harus mulai dipindah pada kandang yang lebih luas. Pemanasan dengan lampu
pijar diseduaikan dengan kebutuhan, jika suhu tidak terlalu dingin bisa
ditiadakan. Kandang yang terlalu sempit akan mengganggu pertumbuhan dan membuat
kandang menjadi lembab. Kandang yang lembab akan berpotensi mendatangkan bibit
penyakit. Penempatan kandang hendaknya terpisah dari pemukiman dan terkena
sinar matahari yang cukup terutama pada pagi hari. Karena itu pada Pola budi
Daya ayam cemani diusahakan kandang menghadap ke arah timur.
Kesimpulan
Ayam cemani merupakan ayam lokal khas
Indonesia yang berkembang awal di daerah Temanggung. Ayam ini memiliki ciri
seluruh tubuhnya berwarna hitam mulai dari bulu, menyebar mulai dari jengger, kulit muka, mata, paruh,
kaki, cakar, kuku sampai ke rongga mulut dan lubang dubur (cloaca). Ayam
Cemani merupakan tipe ayam dwi guna yaitu bisa dimanfaatkan daging maupun
produksi telurnya. Manjemen pemeliharaan ayam Cemani sama dengan pemeliharaan
ayam buras pada umumnya. Jenis pakan yang diberikan pada umur 1 bulan ke atas
berupa pakan komersil juga bisa ditambahkan
nasi aking, bekatul.
Diambil
dari berbagai sumber