CARA MEMILIH BIBIT SAPI POTONG (BAKALAN) YANG BAIK
Minggu, 22 Februari 2015
Edit
Cara memilih bibit sapi potong yang baik. Pemilihan ternak sapi
untuk di pelihara atau sebagai calon pengganti bibit, memerlukan keterampilan
khusus, terutama untuk
melatih pandangan serta
penilaian akurat. Keberhasilan
pemilihan ternak sapi yang akan di pelihara
akan sangat menentukan
keberhasilan usaha ternak walaupun semua bangsa dan tipe sapi bisa di jadikan
bibit pengganti, namun agar diperoleh sapi hasil yang baik diperlukan bangsa dan tipe sapi tertentu yang
laju pertumbuhannya cukup dan mutunyapun bagus serta mempunyai adaptasi yang
tinggi terhadap lingkungannya. Sehubungan pemilihan calon bibit ternak perlu
mengetahui kriteria pemilihan sapi dan
pengukuran sapi, sebab pada
saat peternak melakukan
pemilihan diperlukan pengetahuan,
pengalaman dan kecakapan yang cukup diantaranya adalah:
1. Bangsa
dan Sifat Genetik
Setiap
peternak yang akan
memelihara, membesarkan ternak untuk dijadikan calon bibit pertama-tama harus memilih bangsa sapi yang paling
disukai atau telah popular, baik jenis import maupun
lokal. Kita telah mengetahui bahwa setiap bangsa sapi memiliki sifat genetik
yang berbeda satu dengan yang lain, baik mengenai
daging ataupun kemampuan
dalam beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya
dalam hal beradaptasi dengan lingkungan ini antara lain penyesuaian iklim
dan pakan, berpangkal
dari sifat genetik
suatu bangsa sapi
yang bisa diwariskan
kepada keturunannya, maka bangsa sapi
tertentu harus dipilih oleh setiap
peternak sesuai dengan tujuan dan kondisi setempat, pemilihan ini memang cukup
beralasan sebab peternak tidak akan mau menderita kerugian akibat faktor lingkungan yang
tidak menunjang. Beberapa
jenis bangsa sapi
potong yaitu : Ongole,
Peranakan Ongole, Brahman, Limousine,
Simmental, Angus, Brangus, Bali,
Madura, Chorolais dan Santa Gertrudis.
2. Kesehatan
Bangsa sapi baik
sapi sebagai calon bibit ataupun sebagai penghasil daging harus di pilih dari sapi yang benar-benar
sehat. Untuk mengetahui kesehatan sapi secara
umum, peternak bisa memperhatikan keadaan tubuh, sikap dan tingkah laku,
pernapasan, denyut jantung, pencernaan dan pandangan sapi.
a. Keadaan
tubuh
1) Sapi
sehat, keadaan tubuh bulat berisi, kulit lemas.
2) Tidak
adanya eksternal parasit pada kulit
dan bulunya, tidak ada
tanda-tanda kerusakan dan kerontokan pada bulu (licin dan mengkilat).
3) Selaput lendir
dan gusi berwarna
merah muda, lebih
mudah bergerak bebas.
4) Ujung
hidung bersih, basah dan dingin.
5) Kuku
tidak terasa panas dan bengkak bila diraba.
6) Suhu
tubuh anak 39,5 C – 40 C.
b. Sikap
dan tingkah laku
1) Sapi
sehat tegap.
2) Keempat kaki
memperoleh titik berat sama.
3) Sapi
peka terhadap lingkungan (ada orang cepat bereaksi).
4) Bila
diberi pakan, mulut akan dipenuhi pakan.
5) Cara
minum panjang.
6) Sapi
yang terus menerus tiduran memberikan kesan bahwa sapi tersebut sakit atau
mengalami kelelahan.
c. Pernafasan
1) Sapi sehat
bernafas dengan tenang dan
teratur, kecuali ketakutan,
kerja berat, udara panas dan sedang tiduran lebih cepat.
2) Jumlah
pernafasan : Anak sapi 30/menit, Dewasa
10-30/menit.
d. Pencernaan.
1) Sapi
sehat memamah biak dengan tenang sambil istirahat/ tiduran.
2) Setiap
gumpalan pakan di kunyah 60-70 kali.
3) Sapi
sehat nafsu makan dan minum cukup besar.
4) Pembuangan
kotoran dan kencing berjalan lancar
5) Bila
gangguan pencernaan, gerak perut besar berhenti atau cepat sekali.
6) Proses
memamah biak berhenti.
e. Pandangan
mata.
1) Sapi
sehat pandangan mata cerah dan tajam.
2) Sapi
sakit pandangan mata sayu.
3. Seleksi
calon bibit berdasarkan pengamatan/ penampilan fisik.
Bentuk atau ciri luar sapi berkorelasi positif terhadap
faktor genetik seperti laju pertumbuhan, mutu dan hasil akhir (daging). Bentuk
atau ciri sapi potong yang baik, sebagai
berikut :
a. Ukuran
badan panjang dan dalam, rusuk tumbuh panjang yang memungkinkan sapi
mampu menampung jumlah makanan yang banyak.
b. Bentuk tubuh
segi empat, pertumbuhan
tubuh bagian depan,
tengah dan belakang
serasi, garis badan atas dan bawah sejajar.
c. Paha
sampai pergelangan penuh berisi daging.
d. Dada
lebar dan dalam serta menonjol ke depan.
e. Kaki
besar dan kokoh.
4. Pemilihan
terhadap bibit sapi potong meliputi :
a. Sifat
Kualitatif meliputi :
1) Warna
bulu jantan dan betina.
2) Bentuk
tanduk jantan dan betina.
3) Bentuk
tubuh jantan dan betina
b. Sifat
Kuantitatif meliputi :
1) Berat
badan jantan dan betina.
2) Tinggi
gumba jantan dan betina
3) Umur
jantan dan betina.
4) Lingkar
dada jantan dan betina.
5) Lebar
dada jantan dan betina.
6) Panjang
badan jantan dan betina.
7) Lingkar
skrotum jantan.
Sumber: http://disnakkeswan.sulselprov.go.id/files/documents/1402927298-Pemilihan_dan_penilaian_sapi_potong_calon_bibit.pdf