KARAKTERISTIK KAMBING BOER
Sabtu, 07 Maret 2015
Edit
Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang ter-registrasi
di Indonesia selama lebih dari 65 tahun. Kata "Boer" artinya petani.
Kambing Boer merupakan satu-satunya kambing pedaging yang sesungguhnya, yang
ada di dunia karena pertumbuhannya yang cepat. Kambing ini dapat mencapai berat
yang siap dipasarkan dengan bobo 35 - 45 kg pada umur lima hingga enam bulan,
dengan rataan pertambahan berat tubuh antara 0,2 - 0,4 kg per hari. Keragaman
ini tergantung pada banyaknya susu dari induk dan ransum pakan sehari-harinya.
Dibandingkan dengan kambing perah lokal, persentase daging pada karkas kambing
Boer jauh lebih tinggi dan mencapai 40% - 50% dari berat tubuhnya (Ted dan
Shipley, 2005).
Klasifikasi kambing Boer tersebut menurut Sutama dan Budiarsana
(2009) ialah:
Kingdom : Animalia
Fillum :
Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo :
Artiodactyla
Subordo : Ruminansia
Famili : Bovidae
Subfamili : Caprini
Genus : Capra
Spesies : Capra
aegragus
Kambing Boer dilaporkan sebagai salah satu ternak
ruminansia kecil yang paling tangguh di dunia. Kambing Boer mempunyai kemampuan
untuk beradaptasi dengan baik dengan semua jenis iklim, dari daerah panas
kering di Namibia, Afrika dan Australia sampai daerah bersalju di Eropa (Barry
dan Godke, 1991). Ciri-ciri kambing Boer yaitu sebagai berikut : bulu tubuhnya
berwarna putih, bulu pada bagian leher berwarna gelap, tanduknya melengkung ke
belakang, badan kuat, gerakannya gesit, bentuk tubuhnya simetris dengan perdagingan
yang dalam dan merata (American Boer Goat Association, 2001).
Kambing Boer merupakan satu-satunya kambing tipe
pedaging yang pertumbuhannya sangat cepat yaitu 0,2—0,4 kg per hari dan bobot
tubuh pada umur 5—6 bulan dapat mencapai 35—45 kg dan siap untuk dipasarkan.
Presentase daging pada karkas kambing Boer mencapai 40%--50% dari berat
badannya (Ted dan Shipley, 2005). Bobot tubuh kambing Boer jantan umur 8 bulan
dapat mencapai 64 kg, umur 12 bulan 92 kg, sedangkan pada saat dewasa bobot
tubuhnya dapat mencapai sekitar 114—116 kg. Pertumbuhan kambing Boer dapat
mencapai 250 g/hari (Barry dan Godke, 1991)
Mulai tahun 1920-an, banyak usaha yang dilakukan
untuk meningkatkan mutu kambing boer memalui pemuliabiakan terseleksi untuk
produksi daging. Pola warna yang disukai adalah kepala dengan leher berwarna
coklat, badan serta kaki berwarna putih dan kulit berpigmen pada bagian tubuh
yang terpapar sebagai pelindung sengatan matahari. Tanduk menonjol dengan baik,
telinga lebar dan menggantung. Kambing boer memiliki angka reproduksi tinggi
yaitu 7% kembar tiga, 50% kembar dua dan menghasilkan susu dan kulit yang
bermanfaat cukup baik (Devendra dan Burns, 1994). Penjantan kambing Boer mulai aktif kawin pada umur 7-8
bulan, dimana aktivitas seksual ini bisa dipertahankannya sehingga umur 7-8
tahun (Nurrohmawati, 2008).
Karakteristik kualitatif dan kuantitatif
kambing Boer tersebut menurut Mahmilia dan Tarigan (2004), seperti pada Tabel 1
Daftar Pustaka
American Boer
Goat Association. 2001. http://www.cometothefarm.com/link-pagestoats/Associations/
Barry, D.M. and
R.A. Godke. 1991. The Boer Goat. The Potential for Cross. Symp. In: Goat Meat
Production and Marketing. Oklahama. USA. 180-189.
Devendra, C. Dan
M. Burns. 1994. Produksi Kambing di daerah Tropis. Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Mahmilia, F Dan
A. Tarigan. 2004. Karakteristik Morfologi Dan Performans Kambing Kacang,
Kambing Boer Dan Persilangannya. Pros Lokakarya Nasional Kambing Potong. Bogor,
Puslitbang Peternakan. Hlm. 209 – 212.
Sutama, I dan
Budiarsana, IGM. 2009. Panduan Lengkap Kambing dan Domba. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Ted dan Shipley.
2005.”Mengapa Harus Memelihara Kambing Boer, Daging Masa Depan”.
http//www.indonesiaboergoad.com/ind/