PENGUKURAN TEKANAN DARAH/ PULSUS
Selasa, 21 April 2015
Edit
Jantung
adalah organ berupa otot yang berbentuk seperti kerucut berongga dan dengan
basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apexnya (puncaknya) miring ke sebelah
kiri. Jantung terletak di dalam thorax antara kedua paru-paru dan dibelakang
sternum, dan lebih menghadap ke kiri daripada ke kanan. Suatu denyutan lengkap
terdiri dari sistole dan diastole. Frandson (1992) mengatakan bahwa sistole
adalah kontraksi suatu bilik jantung dalam proses pengosongan parsial bilik
tersebut. Oleh karena itu dapatlah terjadi sistole atrial kanan dan kiri,
maupun sistole ventrikel kanan dan kiri. Sedangkan diastole adalah relaksasi
suatu bilik jantung persis sebelum dan selama pengisian bilik tersebut. Ini
dapat terjadi pada bilik kanan maupun kiri atau ventrikular kanan atau kiri.
Pearce (2002) menyatakan bahwa selama gerakan
jantung terdengar dua macam suara yang disebabkan oleh katup-katup yang menutup
secara pasif. Bunyi pertama disebabkan menutupnya katup atrio-ventrikuler, dan
kontraksi dari ventrikel. Yang pertama panjang dan pelan, dan yang kedua pendek
dan tajam. Demikianlah maka pertama terdengar seperti “lub” dan yang kedua
seperti “duk”. Dalam keadaan normal jantung tidak membuat bunyi lain, tetapi
bila arus darah cepat atau ada bila kelainan pada katup atau salah satu
ruangnya, maka dapatlah bunyi lain, biasanya disebut “bising”.
Dalam praktikum ini akan mengkaji beberapa hal pokok
yang berkaitan dengan denyut jantung pada beberapa hewan percobaan, sehingga
praktikan dapat mengdengar dan mengenal suara denyut jantung secara langsung
melalui stetoskop. Dan menghitung dan membedakan frekuensi denyut jantung
antara hewan percobaan yang satu dengan yang lain.
A. Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum Dasar
Fisiologi Ternak acara PengukuranTekanan Darah/ Pulsus yaitu mengetahui dan membandingkan frekuensi denyut
jantung pada beberapa hewan percobaan diantaranya adalah kelinci, marmot, ayam,
burung merpati, sapi dan domba.
B. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Dasar
Fisiologi Ternak acara Pengukuran Tekanan Darah/ Pulsus dilaksanakan pada hari
Jum’at tanggal 31 Maret 2006 pukul 09.00 WIB, di kandang Jatikuwung, dan pada
hari Sabtu tanggal 01 April 2011 pukul 09.00 WIB, di Laboratorium Produksi
Ternak Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.
TINJAUAN
PUSTAKA
Tekanan darah dapat diartikan sebagai tekanan
terhadap dinding pembuluh. Tekanan awal dihasilkan oleh kontraksi ventrikel
jantung dan merupakan tekanan sistolik. Darah ini didorong masuk ke dalam
arteri besar yang bersifat elastis meregangkan dindingnya dan karenanya dinding
itu mengalami dilatasi (Frandson, 1992).
Jantung yang terdiri atas sekumpulan otot berfungsi
memompa darah kesemua bagaian tubuh dan merupakan pusat sistem peredaran darah.
Jantung memiliki dua buah lubang di kedua sisinya yang masuk ke rongga secara
terpisah di bagaian atas dan bawah. Kedua sisi jantung ini berdenyut pada saat
yang bersamaan. Darah dari sebelah kiri di pompakan ke dalam sistem arterial
melalui pembuluh darah berserta aorta (Akoso, 1996).
Jantung memegang peranan penting di dalam peredaran
darah dan secara otomatis organ ini tebagi menjadi empat ruang, yaitu dua bilik
yakni bilik kanan dan kiri, dan dua serambi yakni serambi kanan dan kiri yang
memungkinkan terjadinya peredaran darah secara efisien ke dalam paru-paru untuk
melengkapi pergantian oksigen dan karbondioksida untuk menyokong proses
metabolisme (Akoso,1993).
Kerja jantung diukur dari energi yang digunakan
ventrikel ketika mengalirkan darah melalui beberapa hambatan dan kecepatan
aliran darah itu sendiri. Sebagaian energi yang digunakan oleh jantung terbuang
percuma karena digunakan untuk produksi panas dalam rangka mengatasi viskositas
jaringan penyusun miokardium (Parakkasi, 1986).
Tekanan darah sistolik dihasilkan oleh otot jantung
yang mendorong isi ventrikel masuk kedalam arteri yang telah teregang. Selama
diastole arteri masih tetap menggembung karena tahanan periferi dari
arteriole-arteriole menhalangi semua darah mengalir ke dalam jaringan.
Demikianlah maka tekanan darah sebagian tergantung kepada kekuatan dan volume
darah yang dipoimpa oleh jantung, dan sebagian lagi kontraksi otot dalam
dinding arteriole. Kontraksi ini dipertahanankan oleh syaraf vasokonstriktor,
dan ini dikendalikan oleh pusat vasomotorik dalam medula oblongata (Pearce,
2002).
MATERI DAN METODE
A. Materi
1. Kelinci
2. Marmot
3. Ayam
4. Burung Merpati
5. Sapi
6. Domba
7. Stopwatch
8. Stetoskop
B. Metode
1. Menempelkan ujung kepala stetoskop pada bagian
dada kiri dari hewan percobaan sehingga terdengar denyut jantung.
2. Menghitung suara denyut jantung pada
masing-masing hewan percobaan satu menit (suara “lup” dan “dup”) dihintung satu
suara denyut jantung.
3. Mengulangi sebanyak lima kali dan merata-rata
hasilnya.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1. Denyut Jantung Pada Hewan
Percobaan per menit
NO
|
Denyut
jantung (per menit)
|
|||||
Kelinci
|
Marmot
|
Ayam
|
Burung
merpati
|
Sapi
|
Domba
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
165
172
170
168
172
|
155
160
157
165
163
|
33
33
32
35
38
|
32
33
29
30
31
|
100
98
97
105
110
|
110
119
124
125
123
|
x
|
169,4
|
160
|
34,2
|
31
|
102
|
120,2
|
Sumber : Laporan Sementara
B. Pembahasan
Menurut
Akoso (1996) frekuensi denyut jantung (per menit) pada kelinci adalah antara
120-150 per menit, unggas 120-160 per menit sapi 40-60 per menit dan domba
70-80 per menit.
Dari
hasil percobaan diperoleh frekuensi denyut jantung rata-rata pada kelinci 169,4
per menit, marmot 160 per menit, ayam 34,2 per menit, burung merpati 31 per
menit, sapi 102 per menit dan domba 120,2 per menit. Hal ini dapat disebabkan
karena hewan tersebut tidak tenang banyak bergerak dan terlihat mengalami
ketakutan, serta cuaca yang sedikit panas sehingga suhu lingkungan terlalu
tinggi dan denyut jangtung pada kelinci dan marmot dapat berjalan dengan cepat
dan pada ayam dan burung merpati denyut jangtung berjalan lambat.
Seperti
halnya pada kelinci, marmot, ayam dan burung merpati, pengukuran denyut jantung
pada sapi dan domba yang dilaksanakan di Jatikuwung juga tidak sesuai dengan
frekuensi denyut jantung meningkat. Hal ini juga disebabkan karena sapi dan
domba terlalu banyak bergerak dan mengalami stress, serta suhu lingkungan yang
terlalu tinggi.
Secara
Keseluruhan dapat dikatakan bahwa semakin kecil hewan maka semakin kecil
pembuluh darahnya dan semakin kecil pula cardiac output (volume darah pada
ventrikel setiap jantung berdenyut), sehingga tekanan darah akan semakin besar
yang menyebabkan denyut jantung semakin cepat (Parakkasi, 1986).
Menurut
Akoso (1996) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi denyut jantung antara lain
suhu tubuh, emosi, ketakutan, hormonal dan usia. Suhu tubuh yang tinggi, emosi
dan ketakutan yang berlebihan akan menyebabkan frekuesi denyut jantung
meningkat. Selain itu aktivitas hewan juga dapat mempengaruhi denyut jantung.
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari Praktikum Dasar Fisiologi Ternak Pengukuran Tekanan Darah/ Pulsus adalah :
a. Frekuensi denyut jantung rata-rata pada
kelinci 169,4 per menit.
b. Frekuensi denyut jantung rata-rata pada
marmot 160 per menit.
c. Frekuensi denyut jantung rata-rata pada ayam
81 per menit.
d. Frekuensi denyut jantung rata-rata pada
burung merpati 85,6 per menit.
e. Frekuensi denyut jantung rata-rata pada sapi
102 per menit.
f. Frekuensi denyut jantung rata-rata pada
domba 120,2 per menit.
g. Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut
jantung adalah suhu tubuh, emosi, ketakutan, aktivitas fisik, hormonal dan
usia.
DAFTAR
PUSTAKA
Akoso,
B. T. 1993. Manual Kesehatan Unggas. Kanisius. Yogyakarta.
Akoso,
B. T. 1996. Kesehatan Sapi. Kanisius. Yogyakarta.
Frandson,
R.D. 1992. Anatomo dan Fisiologi Ternak. UGM Press. Yogyakarta.
Pearce,
E.C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta.
Parakkasi,
A. 1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan ternak Monogastrik. UI. Press.
Jakarta.