RESPIRASI PADA KELINCI
Minggu, 19 April 2015
Edit
Semua
makhluk hidup di dunia ini pasti memerlukan udara atau melakukan proses
pernafasan atau sering disebut dengan proses respiasi. Respirasi adalah proses
pertukaran zat, metabolisme dan gas asam atau oksigen yang diambil dari udara
oleh paru-paru dan setelah mengalami proses biokimiawi di dalam jaringan tubuh
dibebaskan kembali ke alam bebas dalam bentuk gas kabon dioksida. Respirasi
dibagi menjadi dua, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi disebabkan karena
membesarnya cavum thorac dengan diangkatnya costae oleh otot-otot dan
diturunkannya diafraghma. Sedangkan ekspirasi terjadi karena mengecilnya
kembali cavum thorac oleh karena turunya kembali costae karena beratnya,
kekenyalan cartilago costalisnya, dan beratnya otot-otot yang menggantung. Dari
respirasi digunakan untuk mengetahiu kecepatan espirasi antara hewan yang satu
dengan hewan yang lain.
Proses jalanya udara terdiri atas nostril, cavum
nasi, pharynx, larynx, trachea, bronchus, broncheolus, alveolus. Dengan adanya
apparatus respiratorius maka udara diluar tubuh dapat mencapai alveoli. Membran
tipis yang terdiri dari dinding alveoli dan dinding kapiler darah sangat
memungkinkan untuk terjadi pelintasan oksigen ke darah dan karbondioksida ke
udara alveolar.peristiwa ini sering disebut dengan respirasi externa. Sedangkan
respirasi interna oksigen darah diberikan kepada jaringan untuk oksidasi
seluler, dan karbondioksida sebagai hasilnya diberikan kepada darah.
Reaksi awal ternak untuk mengatasi cekaman panas
adalah dengan cara mempertinggi frekuensi pernafasannya agar kelebihan panas
dalam tubuh dapat terbuang. Mekanisme pengaturan panas pada unggas di daerah
bertemperatur tinggi dapat diwujudkan dengan adanya painting (peningkatan
kecepatan frekuensi pernafasan terengah-engah.
A. TINJAUAN PUSTAKA
Respirasi
adalah proses oksidasi dari produk digesti dalam sel untuk melepaskan energi
yang diperlukan dalam berbagai aktivitas organisme hidup. Proses tersebut
mencakup suatu rantai reaksi yang majemuk dan menyangkut berbagai tahapan dan
dibantu oleh berbagai enzim.Tahapan pertama bersifat anaerobic, tanpa oksigen
bebas dan tahapan akhir oksigen bebas (Brotowidjoyo, 1994).
Saluran
pernafasan terdiri dari beberapa organ secara berurutan sesuai dengan masuknya
udara dari luar antara rongga hidung, kerongkongan, pita suara (larynx), batang
tenggorokan (trakea), bronkis (pipa saluran dan paru). Paru terdiri banyak
kantong/rongga udara yang kecil. Bila hewan menelan makanan, maka sepotong
tulang rawan yang disebut epiglotis secara otomatis akan menutup jalan masuk ke
pita suara dan tenggorokan sehingga makanan dan air dapat langsung melewati
esophagus memasuki rumen (Akoso, 1996).
www.theguardian.com |
B. ALAT, BAHAN, dan
CARA KERJA
1. Alat
a. Kapas
b. Stopwatch
2. Bahan
a. Kelinci Plamerose 1 ekor umur
3 bulan
b. Kelinci New Zealand 1 ekor umur
6 bulan
c. Kelinci Rex 1
ekor umur 9 bulan
d. Kelinci Lion 1
ekor umur 9 bulan
e. Kelinci Spoot 1
ekor umur 10 bulan
3. Cara Kerja
a. Mendekatkan kapas pada lubang luar alat
pernafasan dari hewan percobaan, sehingga kapas terlihat bergerak oleh adanya
hembusan nafas hewan tersebut.
b. Menghitung banyaknya pernafasan selama satu
menit.
c. Mengulangi sebanyak lima kali dengan kelinci
yang bertipe berbeda dan hasilnya dirata-rata.
C. HASIL DAN
PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Respirasi Hewan Percobaan
No.
|
Tipe Kelinci
|
Respirasi / menit
|
1
|
Plamerose
|
73
|
2
|
New Zealand
|
61
|
3
|
Rex
|
84
|
4
|
Lion
|
84
|
5
|
Spoot
|
95
|
Rata-rata
|
79,4
|
Sumber
: Laporan uji pada kelinci
2. Analisis Hasil Pengamatan
Pada hasil percobaan terlihat bahwa frekuensi respirasi
pada kelinci rata-rata 79,4 tiap menit. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa frekuensi pernafasan dari masing–masing tipe kelinci masih terdapat
penyimpangan, seharusnya frekuensi respirasi pada kelinci normalnya berkisar
50-60 tiap menit.
Penyimpangan terjadi pada uji respirasi pada kelinci
karena adanya faktor dari dalam tubuh hewan tersebut yang
mempengaruhi respirasi yaitu pengaruh suhu badan dan juga faktor umur
mempengaruhi respirasi.
Perbedaan frekuensi pernafasan hasil percobaan dengan
respirasi normal ini dapat disebabkan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu
tingkat emosi/tingkat stressing hewan, themperatur, ketakutan, dan ukuran tubuh
hewan.
Selain itu
perubahan frekuensi pernafasan terjadi karena banyak hal yang mempengaruhinya,
misalnya kebutuhan energi pada hewan mamalia. Semakin kecil
ukuran tubuh hewan maka semakin kecil cavum thoraks dan tractus respiratorius
sehingga respirasi berjalan dengan cepat. Hal ini sesuai dengan pendapat Akoso
(1996) dimana respirasi pada hewan tipe besar lebih sedikit dari respirasi
hewan tipe kecil.
Faktor
lain yang juga dapat mempengaruhi respirasi adalah karena adanya pengaruh suhu
lingkungan dimana bila suhu lingkungan tinggi hewan akan meningkatkan/mempertinggi
frekuensi pernafasannya agar kelebihan panas dalam tubuh dapat terbuang.
D. KESIMPULAN
1. Respirasi adalah proses pertukaran zat,
metabolisme, dan oksigen yang diambil dari udara oleh paru-paru dan setelah
mengalami proses biokimiawi di dalam jaringan tubuh, dibebaskan lagi ke alam
bebas dalam bentuk gas karbondioksida.
2. Semakin tinggi energi yang dibutuhkan maka
semakin cepat frekuensi pernafasnnya.
3. Faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi
pernafasan adalah suhu, hormonal, stress, ketakutan serta tingkat energi yang
dibutuhkan.
4. Frekuensi rata-rata pada hewan percobaan dari
yang tertinggi ke yang terendah dimulai
dari Spoot 95,Rex 84, Lion 84, PlameRose 73, New Zealand 61.
5. Frekuensi respirasi normal pada beberapa
hewan per menit adalah pada kelinci adalah 50-60 tiap menit (Akoso, 1991).
6. Semakin kecil ukuran tubuh hewan maka semakin
kecil cavum thorac dan tractus respiratorius
sehingga respirasi berjalan
cepat.
DAFTAR
PUSTAKA
Akoso, B .T. 1991
. Manual Kesehatan Unggas . kanisius . Yogyakarta.
Brotowidjoyo. 1994 .
Kesehatan Sapi . kanisius . Yogyakarta.