KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE)
Jumat, 05 Juni 2015
Edit
Kambing
Peranakan Etawah (PE) yaitu bangsa kambing yang diperoleh dari kawin tatar (grading-up)
antara kambing asli Indonesia (kambing kacang) dengan kambing Etawah yang
didatangkan dari India. Kambing ini merupakan kambing yang asal mulanya dari
Purworejo, tepatnya di daerah Kaligesing. Kambing ini hasil dari persilangan
antara kambing lokal di Kaligesing dengan kambing Etawah. Hasil perkawinan dari
dua bangsa kambing ini menghasilkan peranakan kambing Etawah yang ciri-ciri dan
kemampuan produksinya mendekati sifat-sifat karakteristik kambing Etawah.
Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan ternak tipe dwiguna tetapi pada peternakan
sering diambil susunya. Karena Menurut Triwulaningsih (1986) produksi susu
kambing PE sekitar 0,498 – 0,692 liter per ekor per hari dengan produksi
tertinggi dicapai 0,868 liter. Menurut Devandra dan burn (1994) rataan produki susu kambing Etawah berkisar 0,7–1,0
kg per hari dengan rata-rata waktu laktasi 140 hari. Dengan sistem manajemen
yang baik maka periode laktasasi dapat dilakukan sampai 9 bulan dengan puncak
produksi pada bulan pertama kedua, dapat dilakukan sampai 9 bulan dengan puncak
produksi pada bulan pertama dan bulan kedua, dapat mencapai produksi 4 liter/ekor/hari.
Rata-rata bobot lahir kambing Peranakan Etawah adalah 3,5–4 Kg. Berat sapih
anak jantan dan betina kambing Peranakan Etawah adalah sekitar 13 kg dan 11 kg.
Menurut Pamungkas et al. (2009) standar lingkar dada untuk kambing
Peranakan Etawah betina dewasa adalah 80,1 cm. Persentase karkas 51% dengan
kenaikan bobot badan rata-rata 50-150 gram/hari tergantung dari pakan yang
diberikan.
Karakteristik
Kambing Peranakan Etawah (PE) menurut Markel dan Subandryo (1997) adalah kuping
menggantung ke bawah dengan panjang 18-19 cm, tinggi badan antara 75-100 cm,
bobot jantan sekitar 40 kg dan betina sekitar 35 kg. Tetapi dengan pakan
kwalitas bagus bobot ternak ini dapat mencapai 80 kg. Kambing PE jantan berbulu
di bagian atas dan bawah leher, rambut pundak dan paha belakang lebih lebat dan
panjang. Kambing PE betina memiliki rambut panjang hanya pada bagian paha
belakang. Warna rambut kambing PE terdiri atas kombinasi coklat sampai hitam
atau abu-abu dan muka cembung (Hardjosubroto, 1994). Ciri khas dari Kambing
Peranakan Etawah atau PE adalah pada bentuk mukanya yang cembung, bertelinga
panjang yang mengglambir, postur tubuh tinggi.
Sumber:
Atabany, S.,
I.K. Abdulgani, A. Sudono dan K.Mudikjo. Performa Produksi, Reproduksi dan
Nilai Ekonomis Kambing Peranakan Etawah Di Peternakan Barokah. IPB. Bogor.Med.
Pet. Vol. 24 No. 2
Devendra, C.
& M. Bums. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Penerbit
ITB Bandung. Bandung.
Hardjosubroto,
W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT Gramedia Widya Sarana
Indonesia, Jakarta.
Markel, R. C.
dan Subandriyo. 1997. Sheep and Goat Production Handbook for Southeast Asia.
3rd ed. CV Ekha Putra, Bogor.
Pamungkas, F.
A., A. Batubara, M. Doloksaribu dan E. Sihite. 2009. Potensi Beberapa Plasma
Nutfah Kambing Lokal Indonesia. Petunjuk Teknis. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian.
Triwulaningsih,
E. 1986. Beberapa Parameter Genetik Sifat Kuantitatif Kambing Peranakan Etawah
(PE). Tesis Magister Smns Fakultas Pascasarjana IPB. Bogor.