KEBUTUHAN NUTRISI PADA TERNAK KELINCI
Minggu, 27 Maret 2016
Edit
Tenak kelinci sangat potensial untuk dikembangkan karena cepat berkembang biak dan mampu memanfaatkan hijauan dengan sedikit konsentrat. Kelinci merupakan salah satu ternak alternatif yang mempunyai potensi cukup besar untuk digunakan sebagai sumber protein hewani sebagai penyedia daging. Kelinci menjadi pilihan untuk dibudidayakan karena pakannya tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.
Pakan bagi ternak kelinci sangat besar perananya. Pemberian pakan yang seimbang diharapkan dapat memberi produksi yang tinggi. Pakan yang diberikan hendaknya memberi persyaratan kandungan nutrisi yang lengkap seperti protein, lemak, serat kasar, karbohidrat, mineral, vitamin.
Pakan yang diberikan juga harus dipilih dan diperhitungkan agar kelinci tidak mengalami gangguan pencernaan. Makanan kelinci yang baik adalah yang terdiri dari rumput lapangan, limbah sayuran seperti kangkung, kol, daun sawi, daun kacang tanah, wortel dan konsentrat.
Pakan ternak kelinci harus mencukupi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan kelinci sesuai fase pertumbuhannya. Ternak kelinci yang memperoleh pakan yang kurang nilai nutrisinya akan berdampak pada produktifitas yang tidak optimal. Untuk itu kita harus menyediakan pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Pakan bagi ternak kelinci sangat besar perananya. Pemberian pakan yang seimbang diharapkan dapat memberi produksi yang tinggi. Pakan yang diberikan hendaknya memberi persyaratan kandungan nutrisi yang lengkap seperti protein, lemak, serat kasar, karbohidrat, mineral, vitamin.
Pakan yang diberikan juga harus dipilih dan diperhitungkan agar kelinci tidak mengalami gangguan pencernaan. Makanan kelinci yang baik adalah yang terdiri dari rumput lapangan, limbah sayuran seperti kangkung, kol, daun sawi, daun kacang tanah, wortel dan konsentrat.
Pakan ternak kelinci harus mencukupi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan kelinci sesuai fase pertumbuhannya. Ternak kelinci yang memperoleh pakan yang kurang nilai nutrisinya akan berdampak pada produktifitas yang tidak optimal. Untuk itu kita harus menyediakan pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Kebutuhan nutrisi untuk ternak kelinci
Pemenuhan pakan kelinci dihitung berdasarkan konsumsi bahan kering. Kebutuhan bahan kering menurut NRC (1977) yaitu untuk hidup pokok 3-4% dari bobot badan dan untuk pertumbuhan normal 5-8% dari bobot badan.
Besar kebutuhan nutrisi lemak pada ransum kelinci sebesar 1-3%, dengan lebih detailnya 1% untuk keseharian kelinci dan 3% untuk kelinci hamil dan menyusui dan dalam masa pertumbuhan. Kandungan lemak dalam ransum kelinci juga mengakibatkan daya palabilitasnya meningkat. Namun, lemak jika dikonsumsi berlebih dapat mengakibatkan arteriosclerosis (penyumpatan darah arteri pada jantung kelinci).
Energi merupakan unsur yang penting bagi ternak. Bila energi kurang, protein akan diubah menjadi energi dan energi mempunyai cadangan dalam bentuk lemak. Energi berkaitan erat dengan konsumsi protein. Dimana kebutuhan protein berbeda sesuai dengan umur, tipe dan macam ternak serta produksi ternak tersebut. Energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan kelinci 2500-2900 kkal (Aak, 1980). Untuk peningkatan bobot kelinci pedaging dapat sesuai dengan yang diinginkan, pemberian pakan harus diatur agar seimbang pakan hijauan dan konsentrat. Biasanya, pada peternakan kelinci intensif, hijauan diberikan sebanyak 60-80%, sedangkan konsentrat sebanyak 20-40% dari total jumlah pakan yang diberikan (Priyatna, 2011).
Tabel Kebutuhan Nutrisi Ternak Kelinci
Besar kebutuhan nutrisi lemak pada ransum kelinci sebesar 1-3%, dengan lebih detailnya 1% untuk keseharian kelinci dan 3% untuk kelinci hamil dan menyusui dan dalam masa pertumbuhan. Kandungan lemak dalam ransum kelinci juga mengakibatkan daya palabilitasnya meningkat. Namun, lemak jika dikonsumsi berlebih dapat mengakibatkan arteriosclerosis (penyumpatan darah arteri pada jantung kelinci).
Energi merupakan unsur yang penting bagi ternak. Bila energi kurang, protein akan diubah menjadi energi dan energi mempunyai cadangan dalam bentuk lemak. Energi berkaitan erat dengan konsumsi protein. Dimana kebutuhan protein berbeda sesuai dengan umur, tipe dan macam ternak serta produksi ternak tersebut. Energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan kelinci 2500-2900 kkal (Aak, 1980). Untuk peningkatan bobot kelinci pedaging dapat sesuai dengan yang diinginkan, pemberian pakan harus diatur agar seimbang pakan hijauan dan konsentrat. Biasanya, pada peternakan kelinci intensif, hijauan diberikan sebanyak 60-80%, sedangkan konsentrat sebanyak 20-40% dari total jumlah pakan yang diberikan (Priyatna, 2011).
Tabel Kebutuhan Nutrisi Ternak Kelinci
Masanto dan Agus, (2010) menyatakan bahwa kandungan nutrisi yang terkandung didalam pakan kelinci yakni sebagai berikut: air (maksimal 12%), protein (12-18%), lemak (maksimal 4%), serat kasar (maksimal 14%), kalsium (1,36%), fosfor (0,7-0,9%). Sedangkan standar kebutuhan pakan ternak kelinci pedaging adalah protein 15-19%, serat kasar: 11-14%, lemak: 2,5-4%, vitamin A: 10.000 IU/kg, kalsium 0,9-1,5%
Ternak kelinci lebih menyukai pakan dalam bentuk pelet dari pada dalam bentuk mash. Penyebab pelet lebih disukai oleh kelinci adalah karena sifat dari pelet yang berbentuk padat dan kompak, sehingga pakan bentuk pelet lebih mudah untuk disortir ketika dikonsumsi oleh kelinci.
Sumber:
Aak, 1980. Pemeliharaan Kelinci. Kanisius. Yogyakarta.
Masanto, R., dan Agus, A. 2010. Beternak Kelinci Potong. Penebar Swadaya. Jakarta
National Reseach Council. 1977. Nutrient Requirement of Rabbit. National Academic of Science, Washington.
Priyatna, N. 2011. Beternak dan Bisnis Kelinci Pedaging. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
Tillman A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo, 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Ternak kelinci lebih menyukai pakan dalam bentuk pelet dari pada dalam bentuk mash. Penyebab pelet lebih disukai oleh kelinci adalah karena sifat dari pelet yang berbentuk padat dan kompak, sehingga pakan bentuk pelet lebih mudah untuk disortir ketika dikonsumsi oleh kelinci.
Sumber:
Aak, 1980. Pemeliharaan Kelinci. Kanisius. Yogyakarta.
Masanto, R., dan Agus, A. 2010. Beternak Kelinci Potong. Penebar Swadaya. Jakarta
National Reseach Council. 1977. Nutrient Requirement of Rabbit. National Academic of Science, Washington.
Priyatna, N. 2011. Beternak dan Bisnis Kelinci Pedaging. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
Tillman A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo, 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta