Makalah Penyakit Flu Burung
Jumat, 21 Maret 2014
Edit
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit flu
burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas
baik berupa burung, bebek, ayam, serta beberapa binatang lain seperti babi. Data
lain menunjukkan penyakit ini dapat juga mengena pada puyuh dan burung unta.
Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada
unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang,
Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus
diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi.
Pada Januari
2004, di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali, Botabek, Jawa Timur,
Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat dilaporkan adanya kasus kematian
ayam ternak yang luar biasa. Awalnya kematian tersebut disebabkan oleh karena
virus new castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan
oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang mati akibat
wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu
3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah
propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor).
Kehebohan
itu bertambah ketika wabah tersebut menyebabkan sejumlah manusia juga
meninggal. Pada tanggal 19 Januari 2004, pejabat WHO mengkonfirmasikan lima
warga Vietnam tewas akibat flu burung. Sementara itu di negara Thailand sudah
enam orang tewas akibat terserang flu burung, seorang remaja berusia 6 tahun
dipastikan menjadi orang Thailand pertama yang dikonfirmasi tewas akibat wabah
tersebut. Seorang Epidemiologis dari Pusat Pengawasan Penyakit Dr. Danuta
Skowronski, mengatakan bahwa 80% kasus flu burung menyerang anak-anak dan
remaja. Tingkat kematian akibat flu burung sangat tinggi. Berdasarkan hasil
penelitian atas 10 orang yang terinfeksi virus flu burung di Vietnam, WHO
menemukan bahwa dari 10 orang yang terinfeksi 8 orang yang meninggal, seorang
sembuh dan seorang lagi dalam kondisi kritis.
Bila kita bandingkan
dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) Penyakit flu burung ini lebih
sedikit kasusnya hanya 25 kasus di seluruh dunia dan yang meninggal mencapai 19
orang (CFR=76%). Sedangkan pada penyakit SARS dari 8098 kasus yang meninggal
hanya 774 orang (CFR = 9,6%).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Flu burung atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan avian flu atau avian
influenza (AI) adalah penyakit menular yang disebabkan virus influenza A sub
tipe H5N1 yang biasanya menyerang unggas tetapi juga dapat menyerang manusia.
Virus ini termasuk family Orthomyxoviridae dan memiliki diameter 90-120
nanometer.Virus avian influenza ini menyerang alat pernapasan, pencernaan dan
system saraf pada unggas.
Secara normal, virus tersebut hanya menginfeksi ternak unggas seperti ayam,
kalkun dan itik, akan tetapi tidak jarang dapat menyerang spesies hewan tertentu
selain unggas misalnya babi, kuda, harimau, macan tutul dan kucing. Walaupun
hampir semua jenis unggas dapat terinfeksi virus yang terkenal sangat ganas
ini, tetapi diketahui yang lebih rentan adalah jenis unggas yang diternakkan
secara massal.
B. Ciri Virus
Virus influensa pada manusia dan binatang ada beberapa tipe yaitu tipe A,
tipe B dan Tipe C. Pada manusia virus A dan virus B dapat menjadi penyebab
wabah flu yang cukup luas, sementara virus C menyebar secara periodic, ringan
dan tidak menyebabkaxn wabah. Virus influensa tipe A dapat berubah-ubah bentuk
(Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemic dan pandemi.
Virus A mempunyai permukaan yang terdapat dua glikoprotein, yaitu
hemaglutinin (H) dan neuraminidase (N).Untuk mengklasifikasikannya secara
rinci, maasing-masing tipe virus itu dibagi lagi menjadi subtipe berdasarkan
kelompok H dan N, yaitu H1 sampai H15 dan N1 sampai N9. Perbedaan H merupakan
dasar subtype. Influensa pada manusia sejauh ini disebabkan virus H1N1, H2N2
dan H3N2 serta virus avian H5N1, H9N2 dan H7N7.
Strain yang sangat virulen atau ganas dan
menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A
H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu
220 C dan lebih dari 30 hari
pada 100 C. Virus akan mati pada
pemanasan 600 C selama 30 menit atau
560 C selama 3 jam
C. Gambar Struktur Virus
D. Jalur Penularan
Virus Avian Influenza (AI) ditularkan melalui air liur, ingus, dan kotoran
unggas.Penularan pada manusia terjadi karena kontak langsung dengan unggas yang
terinfeksi virus tersebut. Selain itu, dapat terjadi melalui kendaraan yang
mengangkut binatang itu, kadang, alat-alat peternakan, pakan ternak, pakaiaan,
tinja ternak dan sepatu para peternak yang langsung mengenai unggas yang sakit,
juga pada saat jual-beli ayam hidup dipasar, dan mekanisme lainnya.
Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui udara (air borne) dan melalui
kontak langsung dengan unggas sakit atau kontak dengan bahan bahan infeksius
seperti tinja, urin, dan sekret saluran napas unggas sakit.
1.
Penularan antar ternak unggas
Seekor unggas yang terinfeksi virus H5N1 akan menularkannya dalam waktu
singkat. Jika semua unggas peliharaan memiliki daya tahan yang bagus maka
infeksi tidak akan menyebabkan kematian, dengan kata lain virus tidak aktif.
Sebaliknya, jika kondisi unggas berada dalam kondisi buruk maka flu burung
dapat mematikan.
Secara singkat, penyakit flu burung dapat ditularkan dari unggas ke unggas
lain atau dari peternakan ke peternakan lainnya dengan cara sebagai berikut:
a.
Kontak langsung dari unggas
terinfeksi dengan hewan yang peka.
b.
Melalui
lendir yang berasal dari hidung dan mata.
c.
Melalui kotoran (feses) unggas
yang terserang flu burung.
d.
Lewat manusia melalui sepatu
dan pakaian yang terkontaminasi dengan virus.
e.
Melalui pakan,
air, dan peralatan kandang yang terkontaminasi.
f.
Melalui udara
karena memiliki peran penting dalam penularan dalam satu kandang, tetapi
memiliki peran terbatas dalam penularan antar kandang.
g.
Melalui unggas
air yang dapat berperan sebagai sumber (reservoir) virus dari dalam saluran
intestinal dan dilepaskan lewat kotoran.
2.
Penularan dari
ternak ke manusia
Faktor yang memengaruhi penularan flu burung dari ternak ke manusia adalah
jarak dan intensitas dalam aktivitas yang berinteraksi dengan kegiatan
peternakan. Semakin dekat jarak peternakan yang terkena wabah virus dengan
lingkungan manusia maka peluang untuk menularnya virus bisa semakin besar.
Penularan virus ke manusia lebih mudah terjadi bila orang tersebut melakukan
kontak langsung dengan aktivitas peternakan.Orang yang mempunyai risiko tinggi
terserang flu burung adalah pekerja peternakan unggas, penjual, penjamah
unggas, sampai ke dokter hewan yang bertugas memeriksa kesehatan ternak di
peternakan.
3.
Penularan antar
manusia
Penularan flu burung antar manusia belum dapat dibuktikan, tetapi tetap
perlu diwaspadai. Hal ini dikarenakan virus cepat bermutasi dan beradaptasi
dengan manusia sehingga memungkinkan adanya varian baru dari virus flu burung
yang dapat menular antar manusia.
E. Gejala
Secara umum pada masa inkubasi, antara mulai tertular dan timbulnya gejala,
adalah sekitar tiga hari.Sementar, dalam kepustakaan dinyatakan, masa infeksius
pada manusia adalah satu hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala.
Samentara pada anak bisa sampai 24 hari.Gejala manusia yang tertular flu burung
pada dasarnya sama dengan flu umumnya, hanya saja berpotensi menjadi berat dan
fatal. Gejalanya antara lain demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan
nyeri sendi sampai infeksi selaput mata.
Jika keadaannya makin memburuk, maka dapat terjadi severe respiratory
distress yang di tandai dengan sesak nafas hebat, rendahnya kadar oksigen darah
serta meningkatnya kadar CO2. Ini terjadi karena infeksi flu
menyebar ke paru dan menimbulkan radang paru (pneumonia) yang dapat disebabkan
oleh virus AI atau bakteri.Kemudian masuk ke saluran napas dan menginfeksi paru
yang sedang sakit akibat virus flu burung.
Laporan dari kasus yang terjadi pada tahun 1999 menunjukkan adanya variasi
gejala berupa demam sekitar 390C, lemas, sakit tenggorok, sakit
kepala, tidak nafsu makan, muntah dan nyeri perut, serta diare. Hanya saja,
kesepuluh pasien flu burung di Vietnam tahun 2004, tidak seorang pun yang
mengeluh sakit tenggorok dan pilek.Agak aneh memang.Juga tidak ada keluhan
radang selaput mata dan bercak kemerahan pada pasien.
Secara
khusus, gejala flu burung dibedakan atas :
1.
Flu burung pada
ternak
Gejala klinis flu burung pada unggas mirip dengan gejala newcastle disease,
atau di indonesia disebut penyakit tetelo atau pileren yang disebabkan oleh
paramyxovirus. Gejala Klinis ternak unggas yang terinfeksi flu burung sebagai
berikut:
a.
Jengger, pial,
dan kulit perut yang tidak ditumbuhi bulu bewarna biru keunguan.
b.
Pembengkakan di
sekitar kepala dan muka.
c.
Ada cairan yang
keluar dari hidung dan mata.
d.
Perdarahan di
bawah kulit (subkutan)
e.
Perdarahan
titik (ptechie) pada daerah dada, kaki, dan telapak kaki.
f.
Batuk, bersin, ngorok.
g.
Diare.
h.
Tingkat
kematian tinggi.
2.
Flu burung pada
manusia
Orang yang terserang flu burung menunjukkan gejala seperti terkena flu
biasa, tetapi kerena keganasan virusnya menyebabkan flu ini juga ganas. Virus influenza biasanya menimbulkan penyakit yang ringan.Tetapi virus flu
burung ini sangat ganas dan dapat menyebabkan kematian dalam satu minggu.Orang
yang terkena flu burung mengalami kenaikan suhu tubuh sampai 39C, sakit
tenggorokan, batuk, sesak napas dan mengeluarkan lendir bening dari
hidung.Kondisi ini dapat diikuti dengan penurunan daya tahan tubuh yang sangat
cepat karena biasanya penderita tidak memiliki nafsu makan, diare dan muntah.
Dalam waktu singkat gejala gejala tersebut dapat menjadi lebih berat dengan
terjadinya peradangan di paru (pneumonia).Apabila tidak dilakukan penanganan yang
baik pada pasien maka dapat menyebabkan kematian.
F. Pencegahan
Kebiasaan pola hidup sehat tetap memegang peranan penting dalam
pencegahan.Untuk flu adalah tetap menjaga daya tahan tubuh, makan yang seimbang
dan bergizi, istirahat dan olahraga teratur.Kebiasaan mencuci tangan secara
teratur.Secara umum pasien influenza sebaiknya istirahat, banyak minum dan
makan bergizi.Sampai kini belum ada vaksin untuk menangkal flu burung pada
manusia walau ada berbagai jenis vaksin influenza, tetapi vaksin tersebut dibuat
untuk mencegah flu biasa bukan mencegah flu burung.
World Health Organization (WHO) menyatakan, secara umum prinsip-prinsip
kerja yang higienis seperti mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri
bila diperlukan merupakan upaya yang harus dilakukan oleh mereka yang kontak
dengan ternak.Karena telur juga dapat tertular, penanganannya kulit telur dan
telur mentah juga perlu diperhatikan. WHO juga menyatakan, dengan memasaknya
seperti yang biasa kita lakukan selama ini, virus flu burung akan mati. Ada
anjuran: daging, daging unggas harus dimasak sampai suhu 700C atau
800C selama sedikitnya satu menit. Kalau kita menggoreng atau
merebus ayam di dapur misalnya, tuntu lebih dari itu suhu dan lamanya
memasak.Artinya aman mengkonsumsi ayam atau unggas lainnya asal telah dimasak
dengan baik.
Flu burung yang mana belum ada obat atau vaksinnya, maka upaya yang dilakukan hanya bersifat pencegahan dan pertolongan
pertama. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan pencegahan luar dan dalam tubuh.
1.
Pencegahan Luar
Pencegahan luar bertujuan
untuk mencegah penularan dari lingkungan agar tidak masuk ke dalam tubuh.
Tindakannya adalah:
a.
Setiap orang yang berhubungan
dengan bahan yang berasal dari unggas harus menggunakan pelindung.
b.
Memusnahkan unggas yang
terkena flu burung.
c.
Peternakan harus dijauhkan
dari perumahan untuk mengurangi resiko penularan.
d.
Tidak mengkonsumsi produk
unggas dari peternakan yang terkena wabah flu burung.
e.
Tetap terapkan
pola hidup sehat.
2.
Pencegahan Dalam
Pencegahan
dalam dilakukan dengan mengonsumsi obat dan makanan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh.
a.
Obat
Obat yang direkomendasikan untuk mencegah terinfeksi flu burung adalah obat
antiviral misalnya amantadine dan rimantadine dan penghambat neurominidase
misalnya oseltamivir dan zanimivir. Obat ini digunakan dalam pencegahan dan
pengobatan influenza di beberapa Negara dan diperkirakan dapat juga mengatasi
penyakit flu burung.
b.
Makanan
Mengkonsumsi makanan yang banayak mengandung serat dan kandungan
antioksidan tinggi seperti buah dan sayuran. Dengan melaksanakan upaya
pencegahan diatas diharapkan kita semua dapat terhindar dari penyakit flu
burung ini.
G. Pengobatan
1.
Pengobatan flu burung pada
ternak
Virus flu burung yang dapat menyerang pada hewan saat ini belum diketahui
obat maupun vaksin yang tepat untuk mengobatinya.Pemberian obat maupun vaksin dilakukan lebih ke arah pencegahan supaya
tidak menular kepada hewan lain maupun manusia di sekitarnya. Beberapa langkah
yang dapat ditempuh dalam penanggulangan pengobatan flu burung antara lain
sebagai berikut:
a.
Biosekuriti
Disebut juga keamanan hayati, yaitu perlakuan yang ditujukan untuk menjaga
keamanan hayati demi pemeliharaan kesehatan dan memperkecil ancaman terhadap
individu yang dilindungi. Usaha ini antara lain:
1)
Membatasi secara ketat lalu lintas
unggas atau ternak, produk unggas, pakan, kotoran, bulu, dan alas kandang.
2)
Membatasi lalu lintas pekerja
atau orang dan kendaraan keluar masuk peternakan.
3)
Peternak dan orang yang hendak
masuk peternakan harus memakai pakaian pelindung seperti masker, kaca mata
plastik, kaos tangan, dan sepatu.
4)
Mencegah kontak
antara unggas dengan burung liar.
b.
Depopulasi
Depopulasi adalah tindakan pemusnahan unggas secara selektif di peternakan
yang tertular virus flu burung. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran
penyakit lebih luas. Cara pemusnahan unggas yang terinfeksi virus flu burung
adalah menyembelih semua unggas yang sakit dan yang sehat dalam satu kandang
(peternakan). Selain itu, dapat juga dilakukan dengan cara disposal, yaitu
membakar dan mengubur unggas mati, sekam dan pakan yang tercemar, serta bahan
dan peralatan yang terkontaminasi.
c.
Vaksinasi
Dilakukan pada semua jenis unggas yang sehat di daerah yang telah diketahui ada virus flu burung. Vaksin yang digunakan adalah
vaksin inaktif (killed vaccine) yang resmi dari pemerintah.
2.
Pengobatan flu
burung pada manusia
Flu burung pada manusia belum ada obatnya. Meskipun tidak semua penderita
mengalami kematian, flu burung tetap harus diwaspadai karena dikhawatirkan
virus ini akan mengalami mutasi menjadi lebih ganas. Berikut ini beberapa
tindakan untuk mewaspadai flu burung:
a.
Berolahraga secara teratur,
sehingga fisik sehat.
b.
Makan makanan yang bergizi,
agar dapat menyuplai energi untuk pembentukan kekebalan tubuh yang optimal.
c.
Mengkonsumsi
produk unggas yang benar-benar sudah matang.
d.
Hindari
berkunjung ke peternakan.
e.
Seringlah
mencuci tangan dan hindari meletakkan tangan di hidung dan mulut.
f.
Membiasakan
hidup bersih dan menjaga kebersihan lingkungan.
g.
Cukup istirahat.
Jika ada yang terkena flu burung di sekitar kita
maka langkah yang dapat diambil adalah:
a.
Tidak panik,
tapi tetap waspada.
b.
Membawa penderita ke dokter
atau rumah sakit terdekat.
c.
Melaporkan pada pihak terkait,
seperti Dinas Peternakan atau Dinas Kesehatan setempat supaya ditindaklanjuti.
d.
Tidak mengucilkan keluarga
penderita karena keluarga penderita belum tentu tertular.Selain itu belum ada
bukti bahwa flu burung menular antar manusia.
e.
Penanggulangan
di rumah sakit :
f.
Penderita
dirawat di ruang isolasi selama 7 hari (masa penularan).
g.
Oksigenasi,
dengan mempertahankan saturasi O2 > 90 %
h.
Hidrasi
i.
Antibiotika,
anti inflamasi , obat –obatan imunomodulator
j.
Terapi simptomatis untuk gejala flu, seperti analgetika atau antipiretika,
mukolitik, dekongestan.
H. Undang-undang tentang Flu
Burung
1.
Undang – Undang
Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1984
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3273).
2.
Undang – Undang
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495).
3.
Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
(Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3447).
4.
Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 560 Tahun 1989 tentang Jenis Penyakit Tertentu yang
Dapat Menimbulkan Wabah, Tata Cara Penyampaian Laporan dan Tata Cara
Penanggulangannya.
5.
Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1372/Menkes/SK/IX/2005 tentang Penetapan Kondisi
Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung
6.
Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1371/Menkes/SK/IX/2005 tentang Penetapan Flu Burung
Sebagai Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah serta Pedoman Penanggulangannya.
7.
Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1643/Menkes/SK/XII/2005 tentang Tim Nasional
Penanggulangan Penyakit Flu Burung
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Flu burung (avian influenza) adalah
suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influensa yang ditularkan
oleh unggas. Virus influensa terdiri dari beberapa tipe, antara lain tipe A,
tipe B dan tipe C. Influensa tipe A terdiri dari beberapa strain, antara lain
H1N1, H3N2, H5N1 dan lain-lain. Influensa A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu
burung di Hongkong, Vietnam, Thailand, dan Jepang. Di Vietnam dan Thailand juga
menyerang pada manusia dengan delapan kasus diantaranya meninggal.
B. Kritik Dan Saran
Kami sadar
atas keterbatasan pengetahuan kami.Untuk itu besar harapan bagi kami atas
kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Akoso, Budi Tri. 2006. Waspada Flu Burung. Penerbit Kanisius :
Yogyakarta.
http://ekoputerasampoerna.blogspot.com/2012/08/makalah-flu-burung.html. Diakses pada hari Jumat, 01 Maret 2013 pukul 08.50.
http://febrillahsubdhi.blogspot.com. Diakses pada hari Jumat, 01 Maret 2013 pukul 08.43
http://www.litbang.depkes.go.id. Diakses pada hari Jumat, 01 Maret 2013 pukul 08.37.
Irianto, K.,
2007. Mikrobiologi, Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid I, Yrama Widya.
Jakarta.
Soejoedono, D. Retno. 2006. Flu Burung. Penerbit Swadaya : Depok.