MEMBEDAKAN PANGAN YANG AMAN DAN YANG BERBAHAYA
Jumat, 28 November 2014
Edit
A. Tinjauan
Pustaka
Peran daging ayam
selain sebagai substitusi daging sapi yang lebih mahal harganya juga untuk
meningkatkan gizi rakyat dengan meningkatkan konsumsi protein hewani. Kasus
penjualan ayam tiren (mati kemaren) beberapa tahun terakhir marak terjadi di
beberapa daerah. Informasi yang terbatas menyebabkan kasus ini tidak banyak
diketahui oleh masyarakat terutama konsumen daging ayam. Ayam tiren pada
dasarnya adalah ayam bangkai yaitu ayam yang mati bukan karena disembelih pada
saat masih hidup melainkan ayam yang sebelumnya telah mati disebabkan daya
tahan yang kurang baik selama perjalanan atau terkena penyakit kemudian sengaja
disembelih untuk dijual di pasar. Nilai pH daging ayam tiren selalu lebih
tinggi dibandingkan daging ayam normal. Nilai pH ayam tiren 6.16 (mentah),
sedangkan daging ayam normal yaitu 5.36. Nilai pH mempengaruhi warna dan
kecerahan pada daging. Nilai pH yang tinggi menyebabkan warna daging menjadi
gelap. Daging ayam normal memiliki tingkat kecerahan lebih tinggi dibandingkan
daging ayam tiren. Nilai pH juga mempengaruhi kekenyalan daging. Semakin rendah
nilai pH maka semakin tinggi tingkat kekenyalan daging ayam. Daging ayam normal
menghasilkan tingkat kekenyalan lebih tinggi dibandingkan daging ayam tiren.
Ayam tiren memiliki ciri-ciri yang sangat jelas berbeda dengan ayam normal.
Ciri-ciri tersebut antara lain kulitnya yang licin agak berlendir, terdapat
beberapa bercak darah di bagian tubuh tertentu, baunya yang lebih menyengat
dibandingkan dengan ayam normal, serta beberapa ciri fisik lainnya. Ayam tiren
termasuk bangkai yang sangat jelas haram hukumnya untuk dikonsumsi (Nareswari,
2006).
Daging ayam bangkai atau disebut TIREN
adalah ayam mati yang dipotong sehingga selain tidak halal juga berbahaya bagi
konsumen karena mengandung penyakit yang dapat menular kepada manusia. Darah
merupakan media yang baik untuk berkembangbiaknya kuman/bibit penyakit. Pada
ayam yang disembelih darah dikeluarkan sebanyak mungkin, sehingga karkas tidak
mudah busuk, sementara pada daging ayam TIREN darah tidak dikeluarkan sehingga
menjadi media yang baik untuk pertumbuhan kuman, dan daging akan cepat busuk (Dinak,
2009).
Daging ayam merupakan daging yang
relative murah dibandingkan dengan daging yang lain (Daging sapi, kerbau dan
kambing) sehingga banyak dikonsumsi oleh masyarakat dari tingkat atas sampai
tingkat bawah. Daging ayam yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) adalah
daging yang diharapkan oleh semua konsumen, karena dari berbagai aspek daging
ayam yang ASUH terjamin jika dikonsumsi oleh masyarakat. Praktek penyimpangan
dalam penanganan karkas ayam mulai dari tempat Pemotongan Ayam (TPA) sampai ke
tempat penjualan telah banyak dijumpai seperti : 1. Penjualan bangkai ayam
sebagai ayam potong. 2. Pemakaian formalin sebagai bahan pengawet. 3.
Penyuntikan karkas ayam dengan air atau udara. 4. Pemberian warna kuning pada
karkas atau daging ayam. Daging ayam bangkai atau daging ayam mati dipotong
selain tidak halal juga berbahaya bagi konsumen, karena dikawatirkan mengandung
penyakit yang dapat menular kepada manusia. Ciri-ciri karkas daging ayam
bangkai adalah : 1. Kulit bercak-bercak merah, berdarah pada bagaian kepala dan
leher. 2. Bagian dalam karkas berwarna kemerahan 3. Bau anyir 4. Otot dada dan
paha agak lembek. 5. Serabut otot berwarna agak kemerah-merahan. 6. Pembuluh
darah dileher penuh dengan darah. 7. Bekas tempat pemotongan dileher
regangannya kecil dan rata. 8. Semakin lama bercak warna merah berubah menjadi
kebiruan (Distanikhut, 2009).
Beberapa ciri ayam tiren antara lain: 1. Warna kulit kasar dan terdapat
bercak–bercak darah pada bagian kepala, ekor, punggung, sayap, dan dada. 2. Bau
agak anyir. 3. Konsistensi otot dada dan paha lembek. 4. Serabut otot berwarna
kemerahan. 5. Pembuluh darah di daerah leher dan sayap penuh darah. 6. Warna
hati merah kehitaman. 7. Bagian dalam karkas berwarna kemerahan. 8. Ayam
setelah di cabuti bulunya jika dimasukkan plastik akan keluar cairan memerah
dalam plastik. 9. Warna daging kebiruan dalam proses pembusukan. 10. Daging
ayam setelah digoreng bila diumpankan ke kucing tidak mau dimakan (Distanikhut
Palembang 2010).
Pigmen oksimioglobin
adalah pigmen penting pada daging segar. Pigmen ini hanya terdapat di permukaan
saja dan menggambarkan warna daging yang diinginkan konsumen. Warna pada daging
ayam akibat pengeluaran darah yang tidak sempurna disebabkan oleh pigmen
haemoglobin (Lawrie, 2003).
Warna daging ayam segar adalah
putih, karena kosentrasi mioglobin pada otot ayam sekitar 0,025 %. Keempukan
daging ayam lebih baik dibandingkan spesies yang lain. Perototan yang tidak
besar dan teksturnya halus, yang menyebabkan daging ayam lebih empuk (Soeparno,
1994).
B.
Materi dan Metode
1. Materi
a. Daging
ayam segar yang utuh
b.
Daging ayam tiren yang utuh
2. Metode
a. Membedakan
kenampakan fisik pada bagian leher, punggung, dada, viscera dan kepala.
b. Menghitung
daya ikat air.
c. Mengukur
pH
C.
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Praktikum
Tabel 3
Identifikasi Ayam segar dan Ayam Tiren
No.
|
Nama Perlakuan
|
Ayam Segar
|
Ayam Tiren
|
1.
|
Warna
|
a.
Kepala
: -
b.
Leher
: putih kekuningan dan ada sedikit darah
c.
Punggung
: putih kekuningan
d.
Dada
: putih kekuningan
e.
Viscera
: normal karena hari tidak pecah
|
a.
Kepala
: -
b.
Leher
: lebih merah
c.
Punggung
: merah bergaris biru
d.
Dada
: merah agak kebiruan
e.
Viscera
: kemerahan karena hati pecah
|
2.
|
Tekstur/ bentuk
|
a.
Kepala
: -
b.
Leher
: kenyal
c.
Punggung
: berserat dan kenyal
d.
Dada
: berserat dan kenyal
e.
Viscera
: normal ada yang lembek dan keras
|
a.
Kepala
: -
b.
Leher
: lembek
c.
Punggung
: lembek
d.
Dada
: lembek
e.
Viscera
: ukuran besar, ada yang membeku karena didinginkan
|
3.
|
Bau
|
Anyir/ amis daging ayam
|
Bau busuk
|
4.
|
Daya ikat air
|
1090,7173%
|
1085,7947%
|
5.
|
pH
|
6,19
|
6,35
|
Sumber : Laporan Sementara
Analisis
Daya Ikat Air
a.
Ayam Segar
Luas
area basah = panjang x lebar
=
18,5 cm x 17,2 cm
=
318,2 cm2
mgH2O
=
3272,1519
Kadar
air basah = 1090,7173%
b.
Ayam Tiren
Luas
area basah = panjang x lebar
=
19,8 cm x 16 cm
=
316,8 cm2
mgH2O
=
3257,384
Kadar
air basah =
1085,7947%
2. Pembahasan
Gambar Ayam
tiren dan segar
Mutu
dan keamanan hasil ternak acara ketiga membedakan yang aman dan berbahaya
dengan menggunakan bahan ayam segar utuh dan ayam tiren utuh dengan
identifikasi dari warna, bentuk, bau, daya ikat air dan pH daging ayam. Hasil
praktikum dapat diketahui bahwa warna ayam segar pada bagian leher berwarna
putih kekuningan dan ada sedikit darah, punggung berwarna putih kekuningan,
dada berwarna putih kekuningan, viscera berwarna normal karena bagian hati
tidak pecah sedangkan warna kepala tidak dapat diidentifikasi karena tidak ada
bagian kepalanya. Bentuk atau tekstur ayam segar pada bagian leher adalah
kenyal, bagian punggung berserat dan kenyal, bagian dada berserat dan kenyal,
viscera bertekstur normal beberapa organ lembek dan yang lain keras. Bau daging
ayam segar amis atau anyir seperti daging ayam normal, pHnya 6,19 dan daya ikat
air
Hasil praktikum
identifikasi daging ayam tiren dapat diketahui warna bagian leher lebih merah
daripada daging ayam segar, warna bagian punggung merah bergaris biru, warna
bagian dada merah agak kebiruan, warna viscera kemerahan karena organ hati
sudah pecah. Bentuk atau tekstur daging ayam tiren bagian lehernya lembek,
bagian punggung lembek, bagian dada lembek, dan bagian viscera ukurannya lebih
besar, ada beberapa organ yang sudah membeku seperti sudah mengalami proses
pembekuan. Bau daging ayam tiren berbau busuk, pHnya 6,35 dan daya ikat air
Menurut Nareswari (2006) Nilai pH daging ayam tiren selalu lebih tinggi
dibandingkan daging ayam normal. Nilai pH mempengaruhi warna dan kecerahan pada
daging. Nilai pH yang tinggi menyebabkan warna daging menjadi gelap dan
mempengaruhi kekenyalan daging. Semakin rendah nilai pH maka semakin tinggi
tingkat kekenyalan daging ayam. Hasil praktiukum pengukuran pH daging ayam sesuai
dengan pendapat diatas, diketahui bahwa pH ayam tiren 6,35 sedangkan ayam segar
hanya 6,19, meyebabkan warnan daging ayam tirenlebih gelap kemerahan dan pada
beberapa bagian agak kebiruan serta teksturnya lebih lembek tidak seperti ayam
segar yang cenderung kenyal. Soeparno (1994) menyatakan warna daging ayam segar
adalah putih, karena kosentrasi mioglobin pada otot ayam sekitar 0,025 %, hal
ini sesua dengan hasil pengamatan saat praktikum dimana warna daging ayam segar
putih kekuningan tetapi warna daging ayam tiren kemerahan. Sedangkan menurut Distanikhut
Palembang (2010) beberapa ciri ayam tiren antara lain: 1. Warna kulit kasar dan
terdapat bercak–bercak darah pada bagian kepala, ekor, punggung, sayap, dan
dada. 2. Bau agak anyir. 3. Konsistensi otot dada dan paha lembek. 4. Serabut
otot berwarna kemerahan. 5. Pembuluh darah di daerah leher dan sayap penuh
darah. 6. Warna hati merah kehitaman. 7. Bagian dalam karkas berwarna kemerahan.
8. Ayam setelah di cabuti bulunya jika dimasukkan plastik akan keluar cairan
memerah dalam plastik. 9. Warna daging kebiruan dalam proses pembusukan. 10.
Daging ayam setelah digoreng bila diumpankan ke kucing tidak mau dimakan.
Beberapa hal diatas sesuai dengan hasil pengamatan saat praktikum, hanya saja
saat praktikum bau ayam tiren lebih menyerupai bau busuk, hatinya sudah pecah
dan konsistensi otot yang lembek tidak hanya pada bagian otot dada dan paha
tetapi juga pada bagian leher. Hal tersebut dapat disebabkan oleh pada darah
yang tersisa di karkas telah bercampur dengan kuman sehingga baunya busuk, dan
dagig lebih lembek dibeberapa bagian.
Daya ikat air ditentukan melalui perhitungan luasan air yang terserap
pada kertas. Daging dipotong seukuran 5 gram, ditaruh sitas kaca tebal dan
selembar kertas kemudian ditekan dengan bebab 70kg yang sebelumnya sudah
dilapisi kaca tebal. Luasan penyerapan air dihitung dikertas milimeterblok
untuk selanjutnya menghitung luas daerah basah, mgH2O dan kadar air
basah. Nilai ayam segar luas area basah adalah 318,2 cm2, mgH2O
3273,1519 dan nilai kadar air bebas adalah 1090,7173%. Ayam tiren memiliki
nilai luas area basah yaitu 316,8 cm2, mgH2O 3257,384 dan
nilai kadar air bebasnya adalah 1085,7947%.
D. Kesimpulan
Warna keseluruhan daging ayam segar
putih kekuningan sedangkan ayam tiren agak kemerahan dan
sedikit
kebiruan dibeberapa bagian. Tekstur daging ayam segar kenyal sedangkan ayam
tiren bertekstur lembek. Bau ayam segar amis atau agak anyir sedangkan bau
daging ayam tiren busuk. pH ayam tiren lebih tinggi dari ayam segar. Kadar air
bebas ayam segar 1090,7173% lebih besar dibandingkan kadar air bebas ayam tiren
yaitu 1085,7947%.
DAFTAR PUSTAKA
Dinak.
2009. Memilih daging ayam yang Asuh. http://www.jatengprov.go.id.
Diakses pada tanggal 12 Mei 2013.
Dinas
pertanian, perikanan, dan kehutanan. 2009. Memilih dan Membedakan Karkas
Daging Ayam Sehat. http://pertahanan.slemankab.go.id/index.php. Diakses
pada tanggal 12 Mei 2013.
Dinas
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Palembang (distanikhut Palembang).
2010. Tips Mengenali Daging Sehat. Available
at www.distanikhut.palembang.go.id. Diakses pada
tanggal 12 Mei 2013.
Lawrie, R.A. 2003. Ilmu Daging, Edisi
Kelima. Universitas Indonesia Press. Jakarta
Nareswari
A. R. 2006. Identifikasi dan Karakterisasi Ayam Tiren.
Skripsi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Bogor
Institut Pertanian. Bogor.
Soeparno.
1994. Ilmu dan Teknologi Daging, cetakan II. Fakultas Peternakan Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.