SYTEMA SKELETON/ KERANGKA PADA SAPI PERAH
Selasa, 25 November 2014
Edit
Tulang
kerangka adalah suatu tulang keras yang berfungsi untuk menunjang dan menjaga
bagian lunak dari sebuah tubuh yang didalamnya terdapat tulang rawan dan
terdapat ligament atau jaringan yang mengikat beberapa bagian
tulang dan sambungan tulang. Jumlah tulang pada ternak bergantung pada jenis
hewannya. Tulang kerangka terdiri dari tiga macam tulang yaitu tulang kerangka aksiale,
tulang kerangkaappendikulare dan tulang splanchnic (Soeharsono,
2010).
Sistem kerangka pada
sapi perah itu memiliki bentuk yang bervariasi. Hal ini dapat disebabkan oleh
faktor umur, jenis kelamin, bangsa, dan jenis hewan tersebut. Ada beberapa
fungsi dari kerangka diantaranya adalah sebagai proteksi atau perlindungan
terhadap organ-organ yang ada di dalam, kemudian sebagai deposisi atau
penempatan, dan cadangan mineral, selain itu memberi kekerasan pada bentuk
tubuh, memberikan fasilitas tempat untuk pembentukan darah, dan sebagai tempat
perlekatan otot dan daging. Secara struktural sistem kerangka ini dapat
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu kerangka aksiale dan kerangka appendikulare. Kerangka aksiale ini menyusun semua tulang yang ada di tubuh,
kecuali tulang anggota gerak atauextremitas. Kerangka aksiale adalah Cranium, Columna
vertebralis, Sternum, dan Costa, sedangkan kerangka appendikulare adalah
kerangka yang menyusun tulang anggota gerak (Mukhtar, 2006).
Tulang
juga berfungsi sebagai rangka tubuh (skeleton) yang memperkuat dan
memantapkan bentuk tubuh serta melindungi organ-organ dalam yang lunak padavertebrata.
Pada invertebrate, skeleton tidak berupa tulang,
tetapi berupa substrat (cairan) yang akan bergerak ketika menahan tarikan otot.
Sistem skeleton/rangka pada hewan dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu rangka hidrostatik, rangka luar dan rangka dalam
(Isnaeni, 2006).
B. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Keterangan
:
a. Cranium
k. Humerus
u. Sendi lutut
b. Cavum
nasale
l. Radius dan ulna
v. Patela
c. Mandibula
m. Karpus
w. Tibia dan fibula
d. Vertebre
servikalis
n. Metakarpus
x. Sendi tumit
e. Vertebre
torakalis
o. Digiti
y. Tarsus
f. Vertebre
lumbalis
p. Sternum
z. Metatarsus
g. Vertebre
sakralis
q. Kosta
aa. Sendi ruas jari
h. Vertebre
kaudalis
r. Os. Kokse
bb. Digiti
i. Kolumna
vertebralis
s. Sendi pinggul
.
j. Skapula t. Femur
Sumber:
Laporan Sementara
Tabel Perbandingan Tulang
Ekstremitas Pektoralis dan Pelvikalis
Ekstremitas
pektoralis
|
Ekstremitas pelvikalis
|
Lingkaran pektoral
|
Lingkaran pekvikal
|
humerus
|
Femur
|
radius
|
Patela
|
ulna
|
Tibia
|
karpus
|
Fibula
|
metakarpus
|
Tarsus
|
Digiti
|
Metatarsus
|
Digiti
|
Sumber : Laporan Semetara
2. Pembahasan
Sistem
kerangka terdiri dari unit kelompok tulang yang merupakan struktur hidup.
Sistem kerangka sapi mempunyai bentuk dan ukuran yang tergantung dari jenis
kelamin, jenis hewan, bangsa, dan umur hewan tersebut. Kerangka mempunyai
fungsi proteksi terhadap organ-organ dalam, deposisi dan cadangan mineral,
memberi kekerasan, dan bentuk tubuh, sebagai tempat pembentukan sel-sel darah,
dan sebagai tempat perlekatan otot.
Secara struktural sistem kerangka pada sapi
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kerangka aksiale dan appendikulare. Kerangka aksiale adalah
kerangka yang menyusun atau melekat pada sumbu utama pada tubuh hewan. Kerangka aksialeterdiri
atas 4 bagian, yaitu :
a. Cranium
Cranium adalah
tulang yang membentuk kerangka dasar kepala dan merupakan anggota tubuh hewan
terdepan, tersusun atas banyak tulang dan berhubungan ke belakang dengan columna
vertebralis. Tulang ini mempunyai fungsi untuk melindungi otak/encephalon,
penyokong alat-alat indera, pembentukan dan perlekatan kornu/
tanduk, dan pembentukan awal tractus digestivus dan tractus
respiratorius.
b. Columna
vertebralis
Columna
vertebralis merupakan
sederetan tulang di median tubuh di belakangcranium sampai ke cauda/ekor. Deretan
tersebut dinamakan vertebre, terdiri atas 7 buah vertebre
servikalis di daerah leher, 12/13 buah vertebre torakalis di
daerah dada, 6 buah vertebre lumbalis di daerah
pingggang, 5 buah vertebre sakralis di daerah selangka, dan
18-20 buah vertebre kaudalis di daerah ekor.
c. Sternum
Sternum merupakan tulang dada yang terdapat
dipangkal otak dan merupakan tempat pelekatan kartilagokartalis, kontravera merupakan arigo
muskulus pektoralis. Bagian kranial sternum disebut manubrium.
Bagian tengah disebuttrunkus body dan bagian kaudal disebut prosessus
sifoideus. Sternum terdiri atas segmen-segmen yang
disebut sternebrae yang pada usia lanjut akan berfusi menjadi
satu. Jumlah sternum pada sapi ada 7 buah.
d. Costa
Costa membentuk dinding lateral tulang dada.
Biasanya jumlah pasangan-pasangan kosta sama dengan jumlah vertebra
torakalis. Jarang ditemukan kostaatau pasangan kosta yang
terletak di sebelah dalam kranial atau kaudal vertebra
torakalis. Costa terdiri atas batang lengkungan yaitu pasternalis yang
terletak dibagian ventral dan pars vetebralis dibagian dorsal.
Terdapat tiga macam costapada sapi yaitu costa steralis, costa
spuria, dan costa fluktuantes.
Sementara itu, kerangka appendikulare adalah
anggota gerak pada sapi sepasang terletak di bagian depan (extremitas
pectoralis) dan sepasangnya lagi terletak di bagian belakang (extremitas
pelvicalis).
A. Ekstremitas Pectoralis
1) Skapula adalah tulang belikat pada semua hewan agak pipih dan
merupakan tulang triagilaris. Pars distalis membentuk
persendian dengan humerus(tulang lengan yang dikenal sebagai ventral
angle dan membentuk persendian yang sebenarnya antara skapula dan
tulang yang lain pada hewan domestik). Permukaan ventral scapula mempunyai
peninggian yang disebutspina yang memanjang dari bagian ventral kebagian dorsal.
2) Humerus adalah tulang panjang yang mempunyai struktur halus
yang bervariasi pada suatu hewan. Ujung proksimal dengan sisi ventral
skapulamembentuk persendian bahu. Tonjolan yang dibentuk oleh ujung humerus di
sebut titik atau kedudukan bahu. Ujung proksimal atas humerus mempunyai
banyak tonjolan yang bentuknya tidak teratur.
3) Radius tulang panjang yang terletak di sisi media
lengan bawah yang langsung diraba dibawah kulit.
4) Ulna mempunyai tingkat perkembangan yang bervariasi tergantung
pada spesies hewan. Prosesus oleh kranon terdapat
pada semua hewan menonjol diatas dan dibawah persendian kaku prosesus tersebut
membentuk sebuah pengungkit untuk pelekatan otot yang berfungsi untuk
meluruskan siku.
5) Carpus merupakan
tulang yang terdiri atas dua deretan tulang-tulang kecil.
6) Metacarpus merupakan
daerah di sebelah distal karpus, dan merupakan hasil fusi
tulang-tulang metakarpus yang ketiga dan keempat.
7) Digiti sapi
hanya ada 2 buah yaitu jari ketiga dan keempat. Jari kedua dan kelima hanya
merupakan bangunan seperti cakar yang terdapat disebelah belakang tumit.
B. Ekstremitas Pelvicalis
1) Os. coxae merupakan tulang hasil fusi dari tiga tulang yang menyusunlingkar
pelvicalis (gelang pinggul) yaitu tulang-tulang ilium,
ischium, dan pubis. Ketiga tulang tersebut juga bergabung melalui asetabelum pada
persendiaan pinggul.
2) Femur merupakan tulang yang berpangkal pada persendian pinggul,
ujung proksimalnya berbentuk bulat yang bersendi dengan asetabelum pada os.
coxae. Pada femur terdapat beberapa tonjolan (trokanter)
yang berguna untuk untuk perlekatan otot-otot paha dan pinggul yang kuat.
Bagian utamafemur pada penampang melintang berbentuk sirkuler (bulat)
dan panjang.
3) Patella merupakan tempat persendian femur melalui
sebuah troklea.
4) Tibia dan fibula adalah
tulang-tulang yang setara dengan radius dan ulnapada ekstremitas
anterior. Tibia merupakan tulang yang besar dan terletak
disebelah medial, sedangkan fibula merupakan
tulang yang kecil dengan ujung proksimal yang tinggal sisanya
saja dan terletak di sisi lateral dari kaki.
5) Tarsus di susun oleh tulang-tulang kecil, seperti halnya karpus padaekstremitas
anterior. Deretan proksimal tulang-tulang tarsus terdiri
atas dua tulang yang besar, yaitu tulang tibiotarsus dan
tulang fibulotarsus yang bersendi dengan fibula.
6) Metatarsus dan digiti pada ekstremitas
posterior sifatnya sama denganmetakarpus dan digiti pada ekstremitas
anterior.
DAFTAR
PUSTAKA
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius.
Yogyakarta.
Mukthar,
Ashry. 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah. UNS Press. Surakarta.
Soeharsono. 2010. Fisiologi Ternak. Widya
Padjajaran. Bandung.