LAPORAN PRAKTIKUM SELEKSI TERNAK AYAM PETELUR
Senin, 22 Desember 2014
Edit
Penilaian ternak dilaksanakan berdasarkan atas apa yang terlihat
dari segi penampilannya saja dan terkadang terdapat hal-hal yang oleh peternak
dianggap sangat penting, akan tetapi ahli genetika berpendapat bahwa hal
tersebut sebenarnya tidak ada pengaruhnya terhadap potensi perkembangbiakan
atau produksi. Penentuan seleksi ternak sebaiknya kedua cara penilaian digunakan. Penilaian ternak
tersebut dilakukan
dengan cara memberikan score kepada masing-masing ternak sehingga
menghasilkan urutan atau rangking tertinggi
berdasarkan nilai rekor performanya, juga baik dalam memenuhi persyaratan
secara fisik.
Telur
ayam merupakan jenis makanan bergizi yang sangat populer dikalangan masyarakat
yang bermanfaat sebagai sumber protein hewani. Hampir semua jenis lapisan
masyarakat dapat mengkonsumsi jenis makanan ini sebagai sumber protein hewani.
Hal ini disebabkan telur merupakan salah satu bentuk makanan yang mudah
diperoleh dan mudah pula cara pengolahannya (Setiawan, 2009).
Ayam
petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil
telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar
yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak dan ini disebut
proses pengembangbiakan. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia
diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi
yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah
dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang
terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan
untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur (Gallus, 2010).
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Ayam petelur adalah ayam yang khusus
dibudidayakan untuk menghasilkan telur secara komersil. Jenis ayam petelur terdapat dua kelompok yaitu tipe medium dan tipe ringan. Tipe
medium umumnya bertelur dengan warna kerabang cokelat sedangkan tipe ringan
bertelur dengan warna kerabang putih (North and Bell, 1990).
Jenis ayam petelur tipe ringan biasa disebut
dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang
ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih
bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni White Leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial
banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Ayam ini mampu bertelur
lebih dari 260 telur/tahun produksi hen house. Ayam petelur
ringan ini sensitif terhadap cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah
kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila
kepanasan. Jenis
ayam petelur tipe medium memiliki bobot tubuh yang cukup
berat. Tubuh ayam
ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya
cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini
disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Warna ayam ini
cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya
mempunyai warna bulu yang cokelat juga (Rasyaf, 1995).
Menurut Sudarmono (2003), ayam tipe
medium memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ukuran badan lebih besar dan lebih kokoh daripada ayam tipe ringan,
serta berperilaku tenang;
2. Timbangan badan lebih
berat daripada ayam tipe ringan karena jumlah daging dan lemaknya lebih banyak;
3. Otot-otot kaki dan dada
lebih tebal;
4. Produksi telur cukup
tinggi dengan kulit telur tebal dan berwarna cokelat.
Fase pertumbuhan pada jenis ayam petelur
yaitu antara umur 6 - 14 minggu dan antara umur 14 - 20 minggu. Namun, pada
umur 14 - 20 minggu pertumbuhannya sudah menurun dan sering disebut dengan fase
perkembangan. Pemindahan dari kandang starter ke kandang fase pertumbuhan
yaitu antara umur 6 - 8 minggu. Ayam pada fase pertumbuhan mencapai umur 18 minggu, ayam ini mulai
dipindahkan ke kandang fase produksi, dan tidak memindahkan ayam yang sudah
berproduksi (Suprijatna et al.,
2005).
Memasuki umur 18 minggu ayam petelur mempunyai pertumbuhan yang
baik, organ reproduksinya sudah dewasa ditandai dengan berkembangnya kelamin
sekunder ayam betina yaitu jengger dan pial mulai memerah, mata bersinar, dan
postur tubuh sebagai ayam petelur mulai terbentuk. Ayam dewasa kelamin pada
umur 19 minggu dan ditandai dengan telur pertama. Prinsipnya
produksi akan meningkat dengan cepat pada bulan-bulan pertama dan mencapai
puncak produksi pada umur 7 sampai 8 bulan (Sudarmono, 2003).
Ayam bertelur pada umur 20 minggu maka berat telur akan terus
meningkat secara cepat pada 6 minggu pertama setelah bertelur. Kenaikan
kemudian terjadi secara perlahan setelah 30 minggu dan akan mencapai berat
maksimal setelah umur 50 minggu. Kenaikan berat telur ini disebabkan oleh
meningkatnya jumlah putih telur sedangkan berat kuning telur relatif stabil (Yuwanta,
2010).
III. MATERI DAN METODE
A. Materi Praktikum
Alat
dan bahan yang digunakan ada praktikum pemuliaan ternak adalah sebagai berikut:
1. Ayam petelur umur 8 minggu dan 45 minggu.
2. Alat tulis.
3. Kamera.
B. Metode Praktikum
1. Mengamati ayam petelur yang berada di dalam
kandang meliputi pengamatan eksterior, tingkat produksi dan pigmentationnya.
2. Mencatat hasil pengamatan di dalam tabel yang
telah tersedia.
3. Mendokumentasikan ternak yang diamati.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a. Strain ayam :
Helen
b. Umur ayam saat pengamatan : 8 minggu dan 45 minggu
c. Periode pemeliharaan : Layer
d. Populasi ayam satu kandang : 3000 ekor
e. Jumlah ayam setiap cage : 1
f. Model cage :
monitor
Tabel
Pengamatan Anggota Tubuh
No
|
Anggota
tubuh
|
Ayam
petelur
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Jengger dan
pial
|
+
|
-
|
+
|
+
|
+
|
2
|
Kloaka
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
3
|
Tuling pubis
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
4
|
Perut
|
+
|
+
|
+
|
+
|
-
|
5
|
Bulu
|
+
|
-
|
+
|
+
|
-
|
6
|
Kepala dan
muka
|
+
|
-
|
+
|
+
|
-
|
7
|
Kaki dan shank
|
+
|
+
|
+
|
+
|
-
|
8
|
Penampilan dan
kesehatan
|
+
|
+
|
+
|
+
|
-
|
Kesimpulan
|
1
|
4
|
2
|
3
|
5
|
Sumber
: Laporan Sementara Praktikum Pemuliaan Ternak 2014
Tabel
Pengamatan Penampilan
No
|
Ketentuan
|
Ayam
petelur
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Tipe kepala
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
2
|
Tipe tubuh
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
3
|
Keadaan perut
|
+
|
+
|
+
|
+
|
-
|
4
|
Kaki dan paruh
|
+
|
+
|
+
|
+
|
-
|
5
|
Pigment kulit
|
+
|
+
|
+
|
+
|
-
|
Kesimpulan
|
1
|
4
|
2
|
3
|
5
|
Sumber : Laporan Sementara Praktikum
Pemuliaan Ternak 2014
2. Pembahasan
Gambar Penilaian
Ayam Petelur
Praktikum penilaian (judging) pada ayam dilakukan
di Lestari Farm. Judging dilakukan
dengan mengamati anggota tubuh yang meliputi jengger dan
pial, kloaka, tuling pubis, perut, bulu, kepala dan muka, kaki dan shank,
penampilan dan kesehatan. Pada penampilan ayam yang diamati meliputi tipe
kepala, tipe tubuh, keadaan perut, kaki dan paruh serta pigmen kulit.
Praktikum
penilaian (judging)
pada ayam petelur ini menggunakan ayam yang berumur 8 minggu dan 45 minggu yang
berada pada periode pemeliharaan fase layer. Populasi ayam pada satu kandang
berjumlah 3000 ekor dengan jumlah ayam setiap cage-nya 1 ekor. Model kandang menggunakan
model monitor agar memudahkan dalam pengawasannya. Jumlah ayam yang diamati
yaitu berjumlah 5 ekor.
Ayam
layer atau adalah ayam yang diternakkan khusus untuk menghasilkan telur
konsumsi. Jenis ayam petelur dibagi menjadi tipe ayam petelur ringan dan
medium. Tipe ayam petelur ringan mempunyai badan yang ramping dan kecil, bulu
berwarna putih bersih, dan berjengger merah, berasal dari galur murni white
leghorn, dan mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house (Bappenas, 2010).
Hasil
pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan urutan pemuliaan ternak ayam
petelur yang diamati sesuai urutan dari yang terbaik yaitu pada ayam nomer 1-4-3-2-5.
Urutan tersebut didasarkan pada kualitas kondisi ternak yang diamati, yaitu
ayam sedang dalam masa produksi dan produksi telur yang cukup tinggi.
Ayam
yang sedang bertelur dan berproduksi tinggi dapat diketahui dengan melihat
bagian anggota tubuh ayam. Diantaranya adalah jengger dan pial, jengger dan
pial akan terlihat besar, bersih dan halus. Kloaka akan terlihat elastis dan
basah. Tulang pubis terdapat jarak sekitar 2 jari, jika tidak bertelur maka
tidak terdapat jarak. Bulu terlihat penuh, elastis dan halus, serta tidak
terlalu rapat. Kepala tidak terlihat pucat, bentuknya lebar dan bersih. Kaki
lurus dan rata. Kulit terlihat halus dan tipis, tidak melekat pada daging.
Penampilan secara umum terlihat segar, dan tidak sayu.
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Penilaian (judging) dilakukan pada setiap
individu ternak yang akan dipilih dengan cara mengisikan skor yang sesuai
dengan penilaian melalui
2. Urutan
penilaian ayam petelur yang diamati sesuai
urutan dari yang terbaik yaitu pada ayam nomor 1-4-3-2-5.
B. Saran
Saran yang dapat praktikan berikan dari praktikum Ilmu Pemuliaan Ternak ini
ialah :
1. Sebaiknya
setiap praktikan dapat melakukan setiap acara yang terdapat dalam buku
praktikum sehingga dapat menilai berbagai jenis ternak.
2. Sebaiknya pada
saat praktikum praktikan diberikan waktu yang jelas agar praktikan disiplin
dalam melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Bappenas.
2010. Strategi Peningkatan Pertumbuhan Subsektor Peternakan Mendukung
Peningkatan Pendapatan dan Diversifikasi (Draft). Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional. Jakarta.
North dan Bell. 1990. Commercial
Chicken Production Manual. Oklahama.
New York.
Rasyaf, M. 1995.
Seputar ayam Kampung. Kanisius. Yogyakarta.
Sudarmono, A. S. 2003. Pedoman
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suprijatna, E., U.
Atmomarsono, dan R. Kartasujana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas.
Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Yuwanta, T.
2010. Telur dan Kualitas Telur. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.