VITAMIN A BAGI TERNAK
Selasa, 23 Desember 2014
Edit
Vitamin
adalah sekelompok senyawa organic amina yang sangat penting dan sangat
dibutuhkan oleh tubuh, karena vitamin berfungsi untuk membantu pengaturan atau
proses kegiatan tubuh (vitamin mempunyai peran sangat penting dalam metabolism
tubuh), karena vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Jika manusia, hewan,
dan ataupun makhluk hidup lain tanpa asupan vitamin tidak akan dapat melakukan
aktivitas hidup dengan baik, kekurangan vitamin menyebabkan tubuh kita mudah
terkena penyakit. Nama vitamin sendiri berasal dari gabungan kata bahasa Latin
yaitu vita yang artinya “hidup” dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus
organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap
demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki
atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah
kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa
vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Untuk bias mendapatkan asupan vitamin tidaklah sulit, bias dikatakan kebanyakan
makanan yang kita konsumsi setiap hari telah mengandung vitamin hanya saja
mungkin kita tidak menyadari besar kecilnya kandungan vitamin yang kita
konsumsi setiap hari.
Vitamin merupakan komponen dari bahan pakan tetapi
bukan karbohidrat, lemak, protein, dan air. Senyawa terdapat dalam jumlah
sedikit dalam bahan makanan dan esensial untuk perkembangan dan pertumbuhan
yang normal dan untuk kesehatan, pertumbuhan dan hidup pokok. Vitamin yang
larut dalam lemak adalah vitamin A yang dapat disimpan oleh tubuh karena
sifatnya yang larut dalam lemak tubuh.Vitamin ini sering disebut sebagai
retinol. Secara umum vitamin A dapat ditemukan dalam tepung ikan dan jagung.
Vitamin A berfungsi dalam proses pertumbuhan, stabilitas jaringan epitel pada
membrane mukosa saluran pencernaan, pernapasan, saluran reproduksi serta
mengoptimalkan indera penglihatan.
A. Vitamin A
A. Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Vitamin A, yang juga
dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan
indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu
komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan
penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat
mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang
banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama
yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna
merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).
Vitamin A dibentuk dari provitamin A (karoten). Warna
kuning pada umbi-umbian dan butir-butir hijauan sebagai provitamin A, oleh
dinding usus halus diubah menjadi vitamin A. Karoten menjadi hancur jika
hijauan tersebut dikeringkan. Oleh karena itu, kekurangan vitamin A pada ternak
ruminansia umumnya terjadi pada musim kemarau panjang atau ternak itu diberi
hijauan yang telah tua atau hanya jerami dalam waktu yang cukup lama.
Sebaliknya, pada kondisi iklim yang baik akan menjamin pertumbuhan hijauan yang
subur sehingga dapat terjadi kelebihan vitamin A. Kelebihan vitamin A akan
disimpan di dalam hati.Pada umumnya, hijauan segar banyak mengandung karoten. Demikian pula hijauan di lapangan penggembalaan dan
silase. Sebaliknya, kandungan karoten akan merosot bila hijauan segar disimpan
terlalu lama. Kekurangan vitamin A yang diderita dimba dapat mengakibatkan
menurunnya kesuburan, keguguran, mandul, atau fertilitas rendah bagi ternak
jantan.
B. Fungsi Vitamin A
1. Mencegah masalah kesehatan mata
2. Meningkatkan sistem imun
3. Berperan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan sel defisiensi vitamin A.
4. Menjaga kesehatan kulit
5. Mendukung proses reproduksi
C. Sifat-sifat
Vitamin A
Tumbuh-tumbuhan tidak mensintesis vitamin A, akan tetapi
manusia dan hewan mempunyai enzim di dalam mukosa usus yang sanggup merubah
karotenoid provitamin A menjadi vitamin A. Dikenal bentuk-bentuk vitamin A,
yaitu bentuk alkohol, dikenal sebagai retinol, bentuk aldehid disebut retinal,
dan berbentuk asam, yaitu asam retinoat.
Retinol dan retinal mudah dirusak oleh oksidasi terutama
dalam keadaan panas dan lembab dan bila berhubungan dengan mineral mikro atau
dengan lemak/minyak yang tengik. Retinol tidak akan berubah dalam gelap,
sehingga bisa disimpan dalam bentuk ampul, di tempat gelap, pada suhu di bawah
nol. Retinol juga sukar berubah, jika disimpan dalam tempat tertutup rapat,
apalagi disediakan antioksidan yang cocok. Vitamin dalam bentuk ester asetat
atau palmitat bersifat lebih stabil dibanding bentuk alkohol maupun aldehid.
Secara kimia, penambahan vitamin E dan antioksidan alami
dari tanaman bisa melindungi vitamin A dalam bahan makanan. Leguminosa
tertentu, terutama kacang kedele dan alfafa, mengandung enzim lipoksigenase
yang bisa merusak karoten, xantofil, bahkan
vitamin A, melalui tahapan-tahapan oksidasi dengan asam lemak tidak jenuh.
Melalui pemanasan yang sempurna pada kacang kedele dan pengeringan pada alfafa
akan merusak enzim tersebut.Di dalam praktek, terutama dalam penyimpanan,
vitamin A bersifat tidak stabil. Guna menciptakan kestabilannya, maka dapat
diambil langkah-langkah, yaitu secara kimia, dengan penambahan antioksidan dan
secara mekanis dengan melapisi tetesan-tetesan vitamin A dengan lemak stabil,
gelatin atau lilin, sehingga merupakan butiran-butiran kecil. Melalui teknik
tersebut, maka sebagian besar vitamin A bisa dilindungi dari kontak langsung
dengan oksigen.
D. Manfaat Vitamin
A
Vitamin A essensial untuk pertumbuhan, karena merupakan
senyawa penting yang menciptakan tubuh tahan terhadap infeksi dan memelihara jaringan epithel berfungsi normal.
Jaringan epithel yang dimaksud adalah terutama pada mata, alat pernapasan, alat
pencernaan, alat reproduksi, syaraf dan sistem pembuangan urine.
Hubungan antara vitamin A dengan fungsi mata yang normal,
perlu mendapat perhatian khusus. Vitamin A berperan dalam sintesis stereoisomer
dari retinal yang disebut retinen, yang berkombinasi denganprotein
membentukgrup prostetik yang disebut “visual purple”, yang lebih dikenal dengan
istilah rodopsin. Jadi vitamin A diperlukan untuk mensintesis rodopsin, yang
selalu pecah atau dirusak oleh proses fotokimiawi sebagai salah satu proses
fisiologis dalam sistem melihat. Apabila vitamin A pada suatu saat kurang dalam
tubuh, maka sintesis ”visual purple” akan terganggu, sehingga terjadi
kelainan-kelainan melihat.
Vitamin A berperan dalam berbagai proses tubuh, antara
lain, stereoisomer dari retinal yang disebut retinen, memainkan peranan penting
dalam penglihatan. Vitamin A diperlukan juga dalam pencegahan ataxia,
pertumbuhan dan perkembangan sel, pemeliharaan kesempurnaan selaput lendir
(mukosa), reproduksi, pertumbuhan tulang rawan yang baik dan cairan
serebrospinal yang norma, mampu meningkatkan sistem
imun, berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan terbukti bisa melawan
ketuaan. Secara metabolik, vitamin A berperan dalam memacu sintesis
kortikosteroid, yaitu pada proses hidroksilasi pregnenolon menjadi progesteron,
memacu perubahan mevalonat menjadi squalen, yang selanjutnya dirubah menjadi
kolesterol dan sebagai pengemban (carrier) pada sintesis glikoprotein membran.
E. Sumber Vitamin A
Vitamin A banyak terkandung dalam minyak ikan. Vitamin A1
(retinal), terutama banyak terkandung dalam hati ikan laut. Vitamin A2
(retinol) atau 3-dehidro retinol, terutama terkandung dalam hati ikan tawar.
Vitamin A yang berasal dari minyak ikan, sebagian besar ada dalam bentuk ester.
Vitamin A juga terkandung dalam bahan pangan, seperti
mentega (lemak susu), kuning telur, keju, hati, hijauan dan wortel. Warna hijau
tumbuh-tumbuhan merupakan petunjuk yang baik tingginya kadar karoten.
Buah-buahan berwarna merah dan kuning, seperti cabe merah, wortel, pisang,
pepaya, banyak mengandung provitamin A, ß-karoten. Untuk
makanan, biasanya vitamin A terdapat dalam makanan yang sudah difortifikasi
(ditambahkan nilai gizinya).
F. Metabolisme
Vitamin A
Vitamin A dan β-karoten diserap
dari usus halus dan sebagian besar disimpan di dalam hati. Bentuk karoten dalam
tumbuhan selain β, adalah α, γ-karoten serta
kriptosantin. Setelah dilepaskan dari bahan pangan dalam proses pencernaan,
senyawa tersebut diserap oleh usus halus dengan bantuan asam empedu (pembentukan micelle).
Vitamin A dan karoten diserap oleh usus dari micelle
secara difusi pasif, kemudian digabungkan dengan kilomikron dan diserap melalui
saluran limfatik, kemudian bergabung dengan saluran darah dan ditransportasikan
ke hati. Di hati, vitamin A digabungkan dengan asam palmitat dan disimpan dalam
bentuk retinil-palmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh, retinil palmitat
diikat oleh protein pengikat retinol (PPR) atau retinol-binding protein (RBP),
yang disintesis dalam hati. Selanjutnya ditransfer ke protein lain, yaitu
“transthyretin” untuk diangkut ke sel-sel jaringan.
Vitamin A yang tidak digunakan oleh sel-sel tubuh diikat
oleh protein pengikat retinol seluler (celluler retinol binding protein),
sebagian diangkut ke hati dan bergabung dengan asam empedu, yang selanjutnya
diekskresikan ke usus halus, kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui feses.
Sebagian lagi diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui urine dalam bentuk
asam retinoat.
Karoten diserap oleh usus seperti halnya vitamin A,
sebagian dikonversi menjadi retinol dan metabolismenya seperti di atas.
Sebagian kecil karoten disimpan dalam jaringan adiposa dan yang tidak digunakan
oleh tubuh diekskresikan bersama asam empedu melalui feses.
Pada diet nabati, di lumen usus, oleh enzim β- karoten
15,15-deoksigenase, β- karoten
tersebut dipecah menjadi retinal (retinaldehid), yang kemudian direduksi
menjadi retinol oleh enzim retinaldehid reduktase. Pada diet hewani, retinol ester dihidrolisis
oleh esterase daripankreas, selanjutnya diabsorbsi dalam bentuk retinol,
sehingga diperlukan garam empedu.
Proses di atas sangat
terkontrol, sehingga tidak dimungkinkan produksi vitamin A dari karoten
secara berlebihan. Tidak seluruh karoten dapat dikonversi menjadi vitamin A,
sebagian diserap utuh dan masuk ke dalam sirkulasi, hal ini akan digunakan
tubuh sebagai antioksidan. Beberapa hal yang menyebabkan karoten gagal
dikonversi menjadi vitamin A, antara lain (1) penyerapan tidak sempurna ;
(2) konversi tidak 100%, salah satu sebab adalah diantara karoten lolos ke
saluran limfe, dan (3) pemecahan yang kurang efisien.
G. Defisiensi
Vitamin A
Defisiensi
vitamin A pada ayam dapat menyebabkan ruffled feathers (bulu berdiri), ataxia
(kehilangan keseimbangan saat berjalan) dan bias berakibat pada penurunan
produksi telur serta daya tetas. Bila defisiensi berlangsung terus menerus
dalam waktu yang cukup lama serta tidak ditangani dengan baik, maka akan
mengakibatkan munculnya cairan putih susu (keruh) pada mata ayam tersebut
sehingga bias mengganggu penglihatan dan kadang terjadi kerusakan mata
permanen. Selain itu defisiensi vitamin A bias menyebabkan timbulnya bintik
darah (blood spot) pada telur. Kekurangan
vitamin A akan terjadi seroptalmia pada ternak yaitu kondisi dimana adanya pengeringan dan iritasi pada kornea
dan konjungtiva mata sehingga menyebabkan mudah infeksi.
Mundurnya proses reproduksi
termasuk kematian pada fetus hewan ternak atau anak yang
dilahirkan dalam keadaan lemah. Pada ternak jantan akan menghambat proses
spermatogenesis
Apabila terjadi defisiensi vitamin A, maka akan
mengalami :
1. Rabun senja dan katarak.
2. Infeksi saluran pernapasan.
3. Menurunnya daya tahan tubuh.
4. Kondisi kulit yang kurang sehat.
5. Kulit dan bulu ternak yang tidak sehat.