CARA MEMBUAT JERAMI AMONIASI DENGAN MUDAH
Selasa, 06 Januari 2015
Edit
Indonesia
sebagai negara agraris sangat kaya akan bahan pakan sumber serat yang dapat
dimanfaatkan sebagai pakan pokok bagi ternak ruminansia. Bahan pakan sumber
serat tersebut terutama berupa limbah pertanian misalnya jerami padi, jerami
jagung, jerami kedele, pucuk tebu, di samping bahan pakan sumber serat yang
berasal dari rumput lapangan ataupun rumput unggul. Bahan pakan sumber serat
yang berupa limbah pertanian sangat potensi sebagai pakan ternak ruminansia
terutama pada musim kemarau saat rumput sulit didapatkan dan di daerah-daerah
lahan kering. Tetapi walaupun sangat potensi sebagai sumber serat, satu kendala
penggunaan limbah pertanian sebagai pakan ternak ruminansia adalah kandungan
nutrisi dan daya cernanya lebih rendah dibanding rumput atau bahan pakan
hijauan lain. Untuk mengatasi kendala dan meningkatkan potensinya sebagai pakan
ternak, maka limbah pertanian harus diolah atau diberi perlakuan terlebih
dahulu sebelum diberikan pada ternak. Salah satu perlakuan yang mudah
diaplikasikan dan berpengaruh baik terhadap peningkatan kualitas limbah
pertanian adalah perlakuan urea amoniasin (Marjuki, 2013).
Amoniasi adalah cara pengolahan kimia menggunakan
amoniak (NH3) sebagai bahan kimia yang digunakan untuk meningkatkan daya cerna
bahan pakan berserat sekaligus meningkatkan kadar N (proteinnya). Cara ini
mempunyai keuntungan-keuntungan yaitu: sederhana, mudah dilakukan, murah
(sumber NH3 diambil dari urea), juga sebagai pengawet, anti aflatoksin, tidak
mencemari lingkungan dan efisien. Menurut Sudana (1984)
jerami padi yang diberi perlakuan urea 4% dan disimpan selama 4 minggu terjadi
peningkatan daya cerna dari 35% menjadi 43,6% dan kandungan nitrogen total dari
0,48% menjadi 1,55%.
Amoniak dapat
menyebabkan perubahan komposisi dan struktur dinding sel sehingga membebaskan
ikatan antara lignin dengan selulosa dan hemiselulosa, sehingga memudahkan
pencernaan oleh selulase mikroorganisme rumen. Amoniak akan terserap dan
berikatan dengan gugus asetil dari bahan pakan, kemudian membentuk garam
amonium asetat yang pada akhirnya terhitung sebagai protein bahan.
Menurut Natalia (2012) Proses pembuatan amoniasi ada
dua cara, yaitu cara kering ataupun cara basah. Perbedaannya hanya terletak
pada urea yang dilarutkan atau tidak dalam air.
1. CARA KERING
a. Bahan-bahan :
1) 100 kg jerami padi kering udara
2) 3-4 kg urea (3-4% dari bahan)
b. Peralatan :
1) Lembaran plastik sebagai alas
2) Timbangan
c. Cara Pembuatan :
1) Jerami yang sudah terpilih dan ditimbang
diikat dengan tali yang terbuat dari bambu.
2) Bungkus dengan plastik sebelum diikat taburi
urea secara merata pada setiap ikatan/bal jerami.
3) Setelah merata, ikat bungkus secara rapat
agar tidak ada udara yang masuk/anerob.
4) Simpan di tempat yang teduh dan tidak kena
hujan/ air. Sebaiknya di atas plastik pembungkus ini diberi beban agar ada
tekanan ke bawah, sehingga gas amoniak yang terbentuk dimanfaatkan oleh jerami.
Lama proses penyimpanan selama satu bulan.
5) Setelah satu bulan jerami olahan dapat
dibuka, hasil yang baik ditandai dengan bau amoniak yang menyengat, oleh karena
itu hati-hati ketika membuka karena dapat menyebabkan mata pedih.
6) Setelah bau yang menyegat berkurang pindahkan
ke ruang penyimpanan. Simpan di tempat yang beratap dan tidak kena hujan.
Perhatikan ventilasi gudang penyimpanan udara harus bebas mengalir.
2. CARA BASAH
Teknik yang digunakan
dalam proses amoniasi cara basah ialah dengan : kantong plastik
a. Bahan-bahan :
1) 15 kg jerami kering udara
2) 870 gram urea
3) 5 liter air
b. Peralatan :
1) 2 lembar kantong plastik ukuran 100 x 150 cm
dengan ketebalan 0,4 cm
2) 1 buah ember
3) 1 buah gembor
4) 1 timbangan
5) 1 alat pengaduk
c. Cara pembuatan :
1) Kantong plastik langsung dilapis dua dengan
cara memasukan lembar pertama ke dalam lembar kedua, agar lebih kuat dan
menghindarkan bocor.
2) Seluruh jerami dimasukkan ke dalam plastik
agak dipadatkan dengan cara menekan/ mendorong jerami jangan diinjak dapat
menyebabkan plastik sobek.
3) Larutkan 870 gram urea ke dalam ember yang
berisi 5 liter air dengan cara diaduk sampai benar-benar larut hingga tidak ada
lagi butir-butir urea yang terlihat.
4) Siramkan larutan urea tersebut ke dalam
kantong plastik yang berisi jerami dengan gembor agar lebih mudah dan dapat
merata, sampai seluruh larutan tersebut habis.
5) Tutup dahulu kantong plastik lapis dalam
dengan cara mengikat bagian atasnya, kemudian baru kantong plastik bagian
luarnya. Kantong plastik ini dapat disimpan di tempat yang telah disediakan dan
cukup aman.
6) Setelah satu bulan kantong plastik dapat
dibuka, ketika membuka plastik harus hati-hati karena selama proses amoniasi
ini terjadi pembentukan gas, sehingga ketika plastik tersebut dibuka gas akan
keluar dan dapat menyebabkan pedih di mata. Jerami hasil amoniasi kemudian
diambil lalu diangin-anginkan selama dua hari sebelum diberikan kepada ternak.
Tambahan
1. Untuk proses amoniasi dalam jumlah banyak
maka jumlah kantong plastik harus disediakan dalam jumlah yang cukup. Bila
pengolahan cara ini dilakukan dengan hati-hati, maka kantong plastik tersebut
dapat dipakai ulang sampai tiga kali. Biasanya hanya dua kali pakai.
2. Untuk disimpan jangka lama maka jerami
amoniasi tersebut harus dijemur dan dikeringkan di panas matahari selama kurang
lebih satu minggu hingga kadar air mencapai 20 %.
3. Bila jerami tersebut sudah dijemur dan kering
maka dapat disimpan di bawah atap dan tahan 6 bulan sampai satu tahun tanpa
adanya penurunan kualitas.
4. Dalam penyajian jerami amoniasi ini tidak
perlu dicacah, jadi dapat diberikan dalam bentuk utuh, karena dari hasil
penelitian jumlah yang dikonsumsi oleh ternak baik yang dicacah maupun yang
utuh akan sama saja, sehingga untuk ekonomisnya tidak perlu dicincang.
5. Bila tersedia konsentrat, maka sebaiknya
konsentrat diberikan terlebih dahulu kira-kira satu jam sebelum pemberian
jerami, hal ini dimaksud untuk merangsang perkembangbiakan mikroorganisme dalam
rumen karena karbohidrat siap pakai dan protein yang tersedia dalam konsentrat
cukup sebagai pendorong perkembangbiakan mikroorganisme dalam rumen terutama
bakteri selulolitik yang mencerna serat kasar jerami.
Sumber :
Natalia, H., 2012. Berbagai
Metoda Pengolahan Pakan Berserat. http://www.bptu-sembawa.net
Marjuki, 2013. Peningkatan Kualitas
Jerami Padi Melalui Perlakuan Urea Amoniasi. Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya Malang.
Sudana. 1984. “Straw Basal
Diet for Growing Lambs” (A Thesis Submitted to the Degree of Master of
Science). The Departement of Biochemistry and Nutrition, the University of New
England, Armidale, N. S. W., 23451, Australia.