CARA MEMBUAT JERAMI PADI FERMENTASI
Jumat, 02 Januari 2015
Edit
Pakan
mempunyai peranan yang sangat penting didalam kehidupan ternak. Pakan adalah
bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyediakan unsur hara atau nutrisi yang penting untuk
perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan , reproduksi (birahi, konsepsi,
kebuntingan) serta laktasi. Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian
yang cukup besar jumlahnya dan belum sepenuhnya dimanfaatkan. Produksi jerami
padi bervariasi yaitu dapat mencapai 12-1 5 ton per hektar satu kali panen,
atau 4-5 ton bahan kering tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman
yang digunakan. Penggunaan jerami padi sebagai
makanan ternak telah umum dilakukan di daerah tropik dan subtropik, terutama
sebagai makanan ternak pada saaat musim kemarau, akan tetapi penggunaan jerami
padi sebagai makanan ternak mengalami kendala terutama disebabkan adanya faktor
pembatas dengan nilai gizi yang rendah yaitu rendahnya kandungan protein kasar,
lignin dan silika.
Kualitas jerami padi dapat ditingkatkan baik secara
kimia maupun biologi. Peningkatan jerami padi melalui biologi adalah melalui
fermentasi. Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi
sederhana yang melibatkan mikroorganisme dengan tujuan menghasilkan suatu
produk yang mempunyai kandungan nutrisi, tekstur yang lebih baik memperpanjang
masa penyimpanan, mengendalikan pertumbuhan mikrobia, mempertahankan gizi yang
dikehendaki, menciptakan kondisi kurang memadai untuk mikrobia kontaminan.
Cara baru yang relatif murah, praktis dan hasilnya
sangat disukai ternak adalah fermentasi dengan menambahkan bahan mengandung
mikroba proteolitik, lignolitik, selulolitik, lipolitik dan bersifat fiksasi
nitrogen non simbiotik (contohnya: starbio, starbioplus, EM-4 dan lain-lain).
1. Bahan.
Jerami :
1 ton
Urea :
6 kg
Starbio atau bahan sejenis : 6 kg
Air :
Secukupnya
2. Tempat
Terdapat atapnya
Terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung.
3. Cara Pembuatan
a. Jerami kering panen dilayukan selama ± 1 hari
untuk mendapatkan kadar air mendekati 60%, dengan tanda-tanda jerami kita
remas, apabila air tidak menetes tetapi tangan kita basah berarti kadar air
mendekati 60%.
b. Jerami yang sudah dilayukan tersebut
dipindahkan ke tempat pembuatan dengan cara ditumpuk setebal 20-30 cm (boleh
diinjak-injak) kemudian ditaburkan urea, bahan pemacu mikroorganisme (starbio
atau bahan sejenis) dan air secukupnya kemudian ditumpuk lagi jerami seperti
cara di atas sehingga mencapai ketinggian ± 1,5 m.
c. Tumpukan jerami dibiarkan selama 21 hari
(tidak perlu dibolak-balik).
d. Setelah 21 hari tumpukan jerami dibongkar
lalu diangin-anginkan atau dikeringkan.
e. Jerami siap diberikan pada ternak atau kita
stok digudang.
Youtube.com
Selain
jerami, bahan lain yang bisa di fermentasi untuk makanan ternak antara lain:
alang-alang, pucuk tebu dll. Alang-alang dibuat fermentasi dengan dilayukan
terlebih dahulu dan harus dipotong-potong antara 5-10 cm (bahan sama yaitu
starbio dan urea). Fungsi urea pada proses pembuatan fermentasi adalah sebagai
pensuplai NH3, ini digunakan sebagai sumber energi bagi mikrobia dalam poses
fermentasi. Jadi disini urea tidak sebagai penambah nutrisi pakan. Bisa juga
dikatakan sebagai katalisator dalam proses fermentasi.
Hasil fermentasi jerami yang baik ditandai dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Baunya agak harum.
2. Warnanya kuning agak kecoklatan (warna dasar
jerami masih Nampak)
3. Teksturnya lemas(tidak kaku).
4. Tidak busuk dan tidak berjamur.