CARA MUDAH MEMBUAT SILASE KOMPLIT
Minggu, 04 Januari 2015
Edit
Pakan
merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha peternakan, karena memiliki
konstribusi sebesar 70-80% terhadap keseluruhan biaya produksi. Yang perlu
diperhatikan dalam pakan adalah kualitas, kuantitas dan kontinyuitas. Ternak
ruminansia membutuhkan pakan berupa hijauan dan konsentrat sebagai pakan
penguat. Konsentrat selain untuk memperbaiki kandungan nutrisi dari pakan yang
dihasilkan, juga berfungsi sebagai bahan pendukung dalam proses fermentasi. Salah satu cara untuk mengatasi kekurangan hijauan dimusim
kemarau dapat dilakukan dengan cara pengawetan hijauan. Pengawetan dapat
dilakukan dgn 2 cara yaitu pengeringan (hay) dan silase. Silase yaitu pakan ternak yang masih tinggi
kadar air dan
merupakan hasil pengawetan hijauan makanan ternak atau bahan-bahan lain melalui proses fermentasi dalam
kondisi an-aerob baik dengan penambahan atau tanpa penambahan bahan pengawet.
Silase adalah pakan
yang berasal
dari hijauan, hasil samping
pertanian atau bijian berkadar air tertentu yang telah diawetkan dengan cara
disimpan dalam tempat kedap udara selama kurang lebih tiga minggu. Penyimpanan
pada kondisi kedap udara tersebut menyebabkan terjadinya fermentasi pada bahan
silase. Tempat penyimpanannya disebut silo. Silo bisa berbentuk horizontal
ataupun vertikal. Silo yang digunakan pada peternakan skala besar adalah silo
yang permanen, bisa berbahan logam berbentuk silinder ataupun lubang dalam tanah (kolam beton). Silo
juga bisa dibuat dari drum atau bahkan dari plastik. Prinsip dari silo yaitu
memungkinkan untuk memberikan kondisi anaerob pada bahan
agar terjadi proses fermentasi. Bahan untuk pembuatan silase bisa berupa
hijauan atau bagian-bagian lain dari tumbuhan yang disukai ternak ruminansia,
seperti rumput, legume, biji bijian, tongkol jagung, pucuk tebu, batang nanas
dan lain-lain. Kadar air bahan yang optimal
untuk dibuat silase adalah 65-75%. Kadar air tinggi menyebabkan
pembusukan dan kadar air terlalu rendah sering menyebabkan terbentuknya jamur.
Kadar air yang rendah juga meningkatkan suhu silo dan meningkatkan resiko
kebakaran (Heinritz, 2011).
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan silase
adalah :
1. Sebaiknya hijauan pakan dipanen pada saat menjelang
berbunga, sebab pada saat itu hijauan pakan mempunyai nilai nurien yang
optimal.
2. Hijauan pakan
dicacah atau dipotong-potong pendek 3-5 cm agar mempermudah pemadatan dan
penanganan selanjutnya.
3. Kadar air
hijauan pakan dibuat berkisar 58-72%, kadar air diatas 72% akan melarutkan
beberapa macam nutrien dan kadar air kurang dari 58% akan mengalami kesukaran
dalam proses pemadatan.
4. Penutupan silo
harus rapat agar kedap udara. (Kamal, 1998).
Langkah
– langkah membuat silase:
1. Bahan silase di potong-potong dengan ukuran
sekitar 5 cm.
2. Pada musim hujan bahan silase rumput dan
tebon jagung perlu dilayukan untuk mengurangi kadar air.
3. Tambahkan dan campur bahan hijauan yang telah
dilayukan dengan dedak padi, tetes tebu, tepung gaplek jumlahnya 4% dari
hijauan yang akan di silase
4. Aduk adonan menjadi satu dan campurkan secara
merata
5. Masukkan Adonan yang sudah tercampur secara
merata ke dalam silo/kantung plastik. Kemudian dipadatkan.(ukuran standar
kepadatan:650kg harus dapat masuk dalam silo ukuran 1 meter kubik dengan
cara diinjak injak (Untuk memaksimalkan proses silase, silo plastic
menjadi menurut penelitian LIPI harus diikat atau divakum.
6. kemudian diperam (diinkubasi) selama 21
sampai 30 hari)
7. Ditutup rapat dan tidak boleh ada lubang
udara. Tutup atas ditindih dengan karung-karung berisi tanah atau pasir.
8. Proses silase /fermentasi berlangsung sekitar
21 hari.
9. Apabila proses berjalan baik, ditandai dengan
tidak adanya jamur dan baunya asam, maka penyimpanan dapat dteruskan sampai
saat dibutuhkan
10. Pengambilan silase harus secara cepat dan
segera diutup kembali, Bahan pakan hasil silase yang sudah dikeluarkan dari
silo harus segera diberikan ke ternak. (Didik, 2010).
Ciri – ciri Silase yang baik
yaitu :
1. Berbau
harum agak manis khas fermentasi silase
2. Tidak berjamur
dan tidak menggumpal
3. Tidak busuk
atau tidak berbau busuk
4. Warna coklat
kehijau-hijauan.
5. Nilai pH atau
derajat keasaman 4 - 4,5.
Sumber:
Didik, Y., 2010. Pembuatan Silase Rumput dan Tebon
Jagung. lembahgogoniti.com
Heinritz, S.
2011. Ensiling Suitability of High Protein Tropical Forages and Their
Nutritional Value for Feeding Pigs. Diploma Thesis. University of
Hohenheim. Stutgart.
Kamal, M.
1998. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Hand Out.
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.