FERTILISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN TELUR PADA AYAM
Rabu, 28 Januari 2015
Edit
Fertilisasi merupakan
suatu proses penyatuan atau fusi dari dua sel gamet yang berbeda, yaitu sel
gamet jantan dan betina untuk membentuk satu sel yang disebut zygote.
Secara embriologik fertilisasi merupakan pengaktifan sel ovum oleh sperma dan secara
genetik merupakan pemasukkan faktor-faktor hereditas pejantan ke ovum.
Fertilisasi biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan
penyatuan bahan nucleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot membentuk ciri
fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota dan pada dasarnya
gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Kelompok
unggas merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok unggas tidak memiliki alat
kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan
dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada unggas betina hanya ada satu
ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap
kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum
yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang
bermuara pada kloaka. Pada unggas jantan terdapat sepasang testis yang
berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi
akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk.
Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju
kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh
materi cangkang berupa zat kapur.
1.
FERTILISASI
Fertilisasi merupakan suatu proses
penyatuan atau fusi dari dua sel gamet yang berbeda, yaitu sel gamet jantan dan
betina untuk membentuk satu sel yang disebut zygote. Secara embriologik
fertilisasi merupakan pengaktifan sel ovum oleh sperma dan secara genetik
merupakan pemasukkan faktor-faktor hereditas pejantan ke ovum (Toelihere,
1985).
Hanya beberapa lusin sel sperma
yang dapat mendekati ovum dan hanya beberapa sperma yang bisa masuk ke dalam
zona pelusida yang akhirnya hanya satu buah sperma yang bisa membuahi ovum
(Nalbandov, 1990). Begitu pula pada unggas, setelah terjadi perkawinan sperma
akan mencapai infundibulum dan akan menembus membran vitelina ovum untuk
bertemu sel benih betina, sehingga terbentuk calon embrio. Telur yang dibuahi
disebut telur fertil dan telur yang tidak dibuahi disebut telur infertil atau
telur konsumsi (Nuryati et al., 1998).
Adapun urutan perjalanan
terbentuknya sebutir telur pada saluran reproduksi ayam betina adalah sebagai
berikut:
a. Infundibulum/papilon : panjang 9 cm fungsi untuk menangkap
ovum yang masak. Bagian ini sangat tipis dan mensekresikan sumber protein yang
mengelilingi membran vitelina. Kuning telur berada di bagian ini berkisar 15-30
menit. Pembatasan antara infundibulum dan magnum dinamakan sarang spermatozoa
sebelum terjadi pembuahan.
b.
Magnum : bagian yang terpanjang dari oviduk (33cm). Magnum
tersusun dari glandula tubiler yang sangat sensibel. Sintesis dan sekresi putih
telur terjadi disini. Mukosa dan magnum tersusun dari sel gobelet. Sel gobelet
mensekresikan putih telur kental dan cair. Kuning telur berada di magnum untuk
dibungkus dengan putih telur selama 3,5 jam.
c. Isthmus: mensekresikan membran atau selaput telur. Panjang
saluran isthmus adalah 10 cm dan telur berada di sini berkisar 1 jam 15 menit
sampai 1,5 jam. Isthmus bagian depan yang berdekatan dengan magnum berwarna
putih, sedangkan 4 cm terakhir dari isthmus mengandung banyak pembuluh darah
sehingga memberikan warna merah.
d. Uterus : disebut juga glandula kerabang telur, panjangnya
10 cm. Pada bagian ini terjadi dua fenomena, yaitu dehidrasi putih telur atau
/plumping/ kemudian terbentuk kerabang (cangkang) telur. Warna kerabang telur
yang terdiri atas sel phorphirin akan terbentuk di bagian ini pada akhir
mineralisasi kerabang telur. Lama mineralisasi antara 20 – 21 jam.
e. Vagina: bagian ini hampir tidak ada sekresi di dalam
pembentukan telur, kecuali pembentukan kutikula. Telur melewati vagina dengan
cepat, yaitu sekitar tiga menit, kemudian dikeluarkan (/oviposition/) dan 30
menit setelah peneluran akan kembali terjadi ovulasi.
f.
Kloaka: merupakan bagian paling ujung luar dari induk
tempat dikeluarkannya telur. Total waktu untuk pembentukan sebutir telur adalah
25-26 jam. Ini salah satu penyebab mengapa ayam tidak mampu bertelur lebih dari
satu butir/hari. Di samping itu, saluran reproduksi ayam betina bersifat
tunggal. Artinya, hanya oviduk bagian kiri yang mampu berkembang. Padahal,
ketika ada benda asing seperti /yolk/ (kuning telur) dan segumpal darah,
ovulasi tidak dapat terjadi. Proses pengeluaran telur diatur oleh hormon
oksitosin dari pituitaria bagian belakang.
DAFTAR
PUSTAKA
Yuwanta, T. 2004. Dasar
Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.
Toelihere, M. R., 1985. Fisiologi
Reproduksi Pada Ternak. Penerbit Angkasa, Bandung.
Nuryati, T. N., Sutarto, M. Khamim
dan P. S. Hardjosworo, 1998. Sukses Menetaskan Telur. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Nalbandov, A. V., 1990. Reproductive
Physiology of Mammals and Birds. Alih Bahasa: S. Keman. UI-Press, Jakarta.