MACAM MACAM JENIS AYAM KAMPUNG (BURAS)
Kamis, 01 Januari 2015
Edit
Ayam buras atau ayam kampung ada juga yang menyebut ayam lokal
atau ayam sayur. Di beberapa daerah
pemberian nama ayam buras selain berdasarkan asal daerah ayam juga berdasarkan pada besar dan bentuknya. Beberapa
jenis ayam buras di Indonesia yang mempunyai
potensi untuk dikembangkan antara lain :
1. Ayam Kedu
Ayam kedu merupakan jenis ayam lokal yang mempunyai karakteristik
dan keunggulan tersendiri dibandingkan ayam lokal lainnya. Ayam kedu ini
berasal dari daerah Karisidenan Kedu, Jawa Tengah tepatnya didaerah Temanggung
dan sekitarnya. Ayam ini memiliki ukuran standar ayam
biasa dengan jengger tunggal. Ayam kedu betina memiliki bobot sekitar 2-3 kg
dan kedu jantan memiliki bobot 2-4 kg. Umur ayam kedu rata-rata 6-8 tahun. Ayam
kedu akan mulai bertelur pada umur 138-195 hari. Produktivitas bertelur ayam
kedu sekitar 124 butir per tahun (34%). Namun, dengan pemeliharaan intensif
menggunakan kandang baterai, produktivitas dapat ditingkatkan. Ayam kedu
termasuk ayam buras yang potensial dijadikan ayam petelur dan pedaging. Ayam
kedu memiliki beberapa jenis, di antaranya kedu hitarn, kedu putih, dan kedu
lurik atau blorok (campuran). Produktivitas kedu hitam lebih tinggi daripada
produktivitas kedu putih atau campuran. Pada jenis kedu hitam ada yang dikenal
sebagai ayam cemani, yaitu jenis ayam yang seluruh bagian tubuhnya berwarna
hitam, hingga daging, tulang, dan darahnya. Ayam cemani dengan kualitas seperti
ini sangat langka dan banyak dijadikan ayam koleksi. Sementara jenis kedu hitam
yang lain (bukan cemani) hanya memiliki warna hitam di bagian bulunya.
Perbedaan mama kedu petelur dengan kedu dwifungsi adalah bobot badannya. Bobot
betina kedu petelur sekitar 1,5 kg, sedangkan bobot betina kedu dwifungsi
mencapai 2,5 kg. Sementara bobot jantan kedu petelur 2-2,5 kg, sedangkan bobot
jantan kedu dwifungsi mencapai 3,5 kg. Kelebihan lain ayam kedu adalah mudah
beradaptasi dengan lingkungan baru serta tahan terhadap stres dan penyakit.
Ayam cemani. Merupakan salah satu jenis ayam kedu yang seluruh bagian tubuhnya
berwarna hitam
2. Ayam Pelung.
Jenis ayam ini berasal dari Kabupaten Cianjur, Jawa barat. Ayam
Pelung sudah dikembangkan sebagai hobi sejak tahun 1930. Ayam ini berukuran
besar dengan kaki yang sangat panjang, warna bulu beraneka ragam pada umumnya
abu-abu sampai hitam. Pelung jantan sangat digemari oleh masyarakat karena
dapat berkokok dengan mengeluarkan suara yang tinggi dan panjang. Ayam pelung
dapat diarahkan sebagai jenis pedaging.
3. Ayam Nunukan
Ayam
ini merupakan jenis ayam buras yang potensial sebagai ayam petelur. Nama ayam
ini berasal dari daerah tempat ditemukannya banyak jenis ayam ini, yaitu di
Tarakan dan Nunukan, Kalimantan Timur. Salah satu nama julukan untuk ayam
nunukan adalah ayam cina karena ada yang berpendapat ayam ini berasal dari
daratan Cina bagian selatan. Ciri ayam betina nunukan yang memiliki
produktivitas bertelur yang baik adalah yang memiliki ekor panjang. Bobot
betina nunukan dewasa mencapai 1,9 kg. Produktivitas bertelurnya mencapai 130
butir per tahun (sekitar 35%) dengan bobot telur rata-rata 50 gram per butir.
Masa bertelurnya cukup lama, mencapai 3 tahun. Produktivitas ini bisa
ditingkatkan dengan pemeliharaan yang intensif. Berbeda dengan betinanya, ayam
nunukan jantan memiliki bulu sayap dan ekor yang pertumbuhannya tidak sempurna.
Bulu ekornya sangat pendek dan tampak seperti dipotong. Ciri lain nunukan
jantan adalah perawakannya cukup besar dengan bobot mencapai lebih dari 4 kg
saat dewasa. Jengger dan pial nunukan jantan juga besar dan berwarna merah.
Jenggernya tunggal bergerigi delapan dan runcing.
4. Ayam
Sentul
Ayam
sentul merupakan ayam lokal yang berkembang di wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa
Barat. Ayam yang semula banyak dijadikan ayam aduan ini, sekarang dimanfaatkan
sebagai ayam petelur atau pedaging. Penampilan fisik ayam sentul mirip dengan
ayam bangkok. Bentuk jengger dan pialnya cukup besar dan lebar. Ada lima
variteas ayam sentul berdasarkan warna bulunya, yaitu sentul emas, sentul debu,
sentul jambe, sentul batu, dan sentul kelabu. Produksi bertelur ayam sentul
sekitar 10-18 butir per periode dengan bobot setiap telur sekitar 43 gram.
Fertilitas telur ayam sentul cukup tinggi, mencapai 80,4% dengan daya tetas
hingga 78,2%.
5. Ayam
Merawang
Ayam
merawang merupakan ayam lokal yang banyak terdapat di daerah Bangka Belitung.
Meskipun merupakan ayam asli dari Cina, ayam merawang sudah dipelihara cukup
lama oleh masyarakat Bangka Belitung sehingga menjadi aset dan unggas lokal
unggulan. Ayam merawang memiliki warna bulu yang seragam, yaitu cokelat
kemerahan hingga keemasan. Penampilannya mirip dengan ayam ras petelur Rhode
Island Red. Ayam ini potensial sebagai ayam petelur. Daya tetas telurnya cukup
tinggi, mencapai 86,4%. Ayam merawang. meskipun merupakan ayam asli dari Cina,
saat ini sudah menjadi aset dan unggas lokal unggulan di daerah Bangka
Belitung.
6. Ayam
Ketawa
Ayam
Ketawa berasal dari Kabupaten Sidrap , Sulawesi Selatan. Ayam Ketawa dikenal
masyarakat Sulawesi Selatan dengan sebutan Ma’nu ga’ga yang berarti gagap. Ayam
Ketawa memiliki suara kokok seperti suara tertawa manusia. Ayam Ketawa pada
awal domestikasi hanya dipelihara dan berkembang biak di lingkungan Keraton
Bugis (Roiz, 2011). Rataan bobot badan jantan dan betina ayam Ketawa pada umur
lima bulan sekitar 825 dan 765 g (Krista, 1996). Ciri – ciri ayam Ketawa yang
baik, yaitu saat berdiri tubuh tegak atau membusungkan dada dan ukuran
proporsional antara tinggi badan, lingkar badan, panjang badan dan panjang
kaki. Ciri fisik sangat mempengaruhi kualitas suara dan dapat dijadikan
indikasi penduga kualitas kokok ayam Ketawa saat berada di arena.
7. Ayam
Sumatra
Ayam
Sumatra merupakan ayam lokal dari Sumatra Barat. Penampilan perawakannya tegap,
gagah ,tetapi ukuran tubuhnya kecil. Ayam Sumatra jantan berkepala kecil,
tetapi tengkoraknya lebar. Pipinya penuh (padat), keningnya tebal, dan pialnya
menggantung ke bawah. Paruh ayam Sumatra umumnya pendek dan kukuh berwarna
hitam, dengan cuping kecil dan berwarna hitam. Ayam Sumatra memiliki jengger
berbentuk wilah dan berwarna merah. Kulit muka juga berwarna merah atau hitam,
ditumbuhi bulu halus yang jarang. Bobot ayam Sumatra jantan dewasa 2 Kg,
sedangkan yang betina 1,5 Kg.
8. Ayam
Bekisar
Ayam
bekiras merupakan salah satu ayam buras asli Indonesia yang berkembang di
daerah Pulau Kangean, Sumenep Madura, Jawa Timur. Menurut Wikipedia ayam buras
merupakan hasil persilangan antaran ayam hutan hijau jantan (Gallus varius)
dengan betina ayam kampung (Gallus gallus domesticus). Hasil persilangan
tersebut menampilkan warna bulu pada betina ayam kampung, sedangkan postur
tubuh, sifat dan suara dari pejantan ayam hutan hijau. Berdasarkan Tipenya ayam
berkisar terdiri dari 3 macam, yaitu Gallus aenus (berjengger dengan gerigi 8
kecil), Gallus temmiinckii (jengger bergerigi 6), dan Gallus violaceus (jengger
bergerigi bagus). Ayam bekisar termasuk salah satu ayam hias yang menampilkan
suara berkokok yang khas.
9. Ayam
Kate
Ayam
Kate merupakan ayam buras yang mempunyai potensi dapat dikembangkan sebagai
komoditi komersial. Ayam kate mempunyai bentuk yang mini dan ayam ini di klaim
sebagai ayam dengan ras terkecil di dunia, dan oleh sebab itulah maka ayam kate
ini menjadi ayam yang unik. Ayam kate banyak di pelihara buka untuk di ambil
dagingnya melainkan untuk nilai keindahan atau kepuasan, karena ayam ini
tergholong sebagi ayam yang lucu, baik saat berkokok maupun saat berjalan.
Pemeliharaan ayam kate pada umunya sama dengan ayam lainnya.
10. Ayam
Tukong
Ayam
Tukong adalah sejenis ayam kampung yang berkembang di daerah-daerah pedalaman
Kalimantan Barat. Bentuk tubuh, warna bulu, bentuk telur dan jenis pakan yang
dimakan oleh ayam Tukong tidak berbeda jauh dengan ayam kampung biasa,
perbedaan fisik yang utama adalah tidak terdapat tungging/pangkal ekor atau
”brutu” yang biasanya terdapat di bagian ujung tulang belakang ayam kampung.
Tidak terdapatnya pangkal ekor menyebabkan ayam Tukong tidak mempunyai bulu
ekor, bagian yang biasa ditumbuhi bulu ekor yang besar dan panjang (Plumae)
hanya ditumbuhi bulu seperti bulu badan. Dengan demikian secara eksterior ayam
Tukong mirip burung puyuh dengan tubuh sebesar ayam kampung dan terdapat
jengger bentuk bunga (Pea) kecil dikepalanya. Warna bulu ayam Tukong
bervariasi mulai dari warna hitam kehijauan, hitam kemerahan, hitam kebiruan,
coklat bahkan juga ada yang berwarna putih.
Ayam Walik atau Rintit merupakan ayam lokal yang
mempunyai penampilan bulunya
keriting (terbalik) ke
arah depan dan
belakang, sehingga permukaan
kulit tubuhnya terlihat jelas. Ayam Walik dibedakan menjadi 3, yaitu
Walik Sekul, Walik Sura, dan Walik Tulak. Ayam Walik lebih baik dipelihara
secara intensif supaya kebutuhan nutrisinya terjaga dan terhindar dari
pemangsa. Sosialisasi kepada masyarakat tentang potensi
ayam Walik sebagai
sumber plasma nutfah juga sangat
penting untuk dilakukan sehingga masyarakat memiliki keinginan dan ketertarikan
untuk melestarikan ayam Walik.
12. Ayam Buras Biasa
Jenis ayam ini biasa disebut ayam kampung atau ayam sayur yang
mempunyai betuk dan ciri-ciri campuran dari jenis kedu, pelung atau nunukan.
Ayam buras mempunyai peranan sebagai penghasil daging dan telur.
Selain ayam-ayam lokal yang diatas masih
ada beberapa daerah yang banyak memelihara ayam lokal lain yang seperti ayam
gaok, tolaki, dan lain-lainnya.