PENYAKIT BLOAT (TYMPANI/ KEMBUNG PERUT)
Senin, 26 Januari 2015
Edit
Bloat atau
tympani merupakan penyakit alat pencernaan yang disertai penimbunan gas dalam
lambung akibat proses fermentasi berjalan cepat. Pembesaran rumenoretikulum oleh gas yang terbentuk, bisa dalam bentuk busa persisten yang bercampur isi rumen (kembung primer) dan gas bebas yang terpisah dari ingesta (kembung sekunder). Bloat atau kembung perut yang diderita
sapi, dapat menyebabkan kematian karena struktur organ sapi yang unik. Dimana
pada sapi, jantungnya terletak disebelah kanan perut, bukan dibagian dada
seperti halnya manusia. Hal tersebut akhirnya menyebabkan jantung sapi
terhimpit oleh angin dan asam lambung saat menderita kembung. Karena kembung
yang terjadi, mendesak dan mengakibatkan perut sapi membesar kesamping.
Kematian pada sapi yang menderita kembung perut, biasanya rentan terjadi karena
ketidaktahuan dan salah penanganan oleh peternak. Saat sapi mengalami
kelumpuhan dengan perut yang kembung, banyak peternak yang memposisikan sapi
mereka telentang. Hal itu menyebabkan, jantung sapi terhimpit dengan lebih
cepat. Namun penyakit kembung perut tidak membahayakan atau menular kepada
binatang lain atau manusia, daging sapi yang terserang penyakit inipun masih
aman untuk dikonsumsi.
Kembung merupakan
akibat mengkonsumsi pakan yang mudah menimbulkan gas di dalam rumen. Kondisi
rumen yang terlalu penuh dan padat yang berujung menurunkan gerakan rumen
dan menurunkan derajat keasaman dari rumen. Pakan hijauan
yang masih muda dapat memicu timbulnya bloat, selain itu tanaman
kacang-kacangan juga memicu timbulnya kembung
(Sitepoe, 2008).
FAKTOR
PENYEBAB BLOAT/ KEMBUNG PERUT
1. Penyebab primer,
akibat fermentasi
makanan yang berlebihan dan hewan tidak mampu mengeluarkan gas,
terjadi akumulasi gelembung gas
2. Penyebab
sekunder berupa gangguan fisikal pada daerah esophagus oleh benda asing, stenosis atau tekanan dari
perluasan jalan keluar esophagus.
3. Faktor
individu
a. Ternak dalam
keadaan bunting atau dalam kondisi kurang baik cenderung mudah
mengalami kembung
b. Susunan
dan derajat keasaman (Ph) air liur
4. Faktor
pakan:
a. Pemberian leguminosa,
Centrocema dan alfafa secara berlebihan. Pemberian rumput terlalu muda yang
banyak mengandung air dan berprotein tinggi secara berlebihan atau karena tidak dilayukan.
b. Pemberiaan
makanan konsentrat yang terlalu banyak
c. Adanya sumbatan
pada kerongkongan
d. Merumput pada
lahan yang baru dipupuk, memakan racun dan ubi atau tanaman sejenis yang dapat
menahan keluarnya gas dari perut.
e. Terlalu
banyak mengkonsumsi rumput basah atau berembun.
f. Pergantian
jenis makanan tertentu yang memyebabkan produksi gas berlebihan
GEJALA
KLINIS
1. Ternak nampak
resah dan
berusaha menghentakkan kaki atau
mengais-ais perutnya
2. Sisi perut
sebelah kiri nampak membesar dan kencang.
3. Apabila bagian
perut ditepuk/dipukul dengan jari akan terdengar suara mirip suara drum
4. Ternak
mengalami kesulitan bernapas atau sering bernpas melalui mulut.
5. Nafsu makannya
menurun drastis, bahkan tidak mau makan sama sekali.
6. Mata merah,
namun segera berubah menjadi kebiruan yang menandakan adanya kekurangan oksigen
dan mendekati kematian
7. Pulsus nadi
meningkat, terdengar eruktasi
PENCEGAHAN
1. Tidak
membiarkan ternak dalam kondisi terlalu lapar
2. Memberikan
tempat bagi ternak untuk leluasa melakukan gerakan seperti berjalan-jalan, Sebelum diberikan hijauan segar diberikan terlebih dahulu
jerami kering atau rumput kering
3. Menghindari
pemberian hijauan terutama legum maksimal 50%.
4. Apabila
ternak di gembalakan usahakan setelah tidak ada embun
PENGOBATAN
1. Pertolongan
pertama dengan menempatkan kaki ternak pada tempat yang lebih tinggi,
mulut dibuka dan sepotong kayu
dimasukkan melintang pada kedua ujungnya dikaitkan tali yang dililitkan
disamping kepala sampai ke belakang tanduknya agar tidak lepas dan gas dapat
segera keluar.
2. Ternak diberi minyak goreng 100-200 ml atau lebih, minyak kayu putih atau minyak
atsiri lainnya diberikan melalui mulut maupun dicampur air hangat.
3. Memberikan
obat-obatan seperti Anti Bloat (bahan aktif: Dimethicone), dosis
sapi/ kerbau: 100 ml obat diencerkan dengan 500 ml air, sedang untuk kambing/
domba: 25 ml obat diencerkan dengan 250 ml air, kemudian diminumkan. Wonder
Athympanicum, dosis: sapi/ kerbau: 20 – 50 gram, sedang untuk kambing/
domba: 5 – 20 gram, dicampur air secukupnya, kemudian diminumkan.
4. Apabila keadaan
ternak sudah parah maka upaya pengeluaran gas dengan cara menusuk perut ternak sebelah kiri dengan
trocoar dan cannula.
KESIMPULAN
Bloat pada ternak ruminansia merupakan hasil dari beragam faktor. Elemen yang ditemukan paling berperan adalah fermentasi bahan makanan oleh mikrobial rumen yang menghasilkan gas yang tidak dapat dikeluarkan. Rumen bloat biasanya terdeteksi dengan menggelembungnya perut kiri sedangkan abomasum bloat khas terjadi pada perut sebelah kanan.
Bloat pada ternak ruminansia merupakan hasil dari beragam faktor. Elemen yang ditemukan paling berperan adalah fermentasi bahan makanan oleh mikrobial rumen yang menghasilkan gas yang tidak dapat dikeluarkan. Rumen bloat biasanya terdeteksi dengan menggelembungnya perut kiri sedangkan abomasum bloat khas terjadi pada perut sebelah kanan.