PENYAKIT PNEUMONIA PADA TERNAK
Sabtu, 17 Januari 2015
Edit
Radang
paru-paru (pneumonia) merupakan radang parenkim yang dapat berlangsung baik
akut maupun kronik ditandai dengan batuk, suara abnormal pada waktu auskultasi,
dyspnoe dan kenaikan suhu tubuh. Radang ini disebabkan oleh berbagai agen
etiologi, radang yang disebabkan bakteri terkadang menyebabkan terjadinya
toksemia. Secara patologi banyak ditemukan bersamaan dengan radang bronchus
hingga terjadi bronchopneumonia yang sering terjadi pada hewan.
Kasus pneumonia di Indonesia banyak
dijumpai pada ternak ruminansia. Penelitian Iskandar (1989), menunjukkan bahwa
secara pathologis, pneumonia pada kambing dapat mencapai 15% dan pada domba
mencapai 12%, bahkan Sudana dan Syarwani (1986) melaporkan bahwa segala jenis
pneumonia pada ruminansia kecil merupakan salah satu penyebab tingginya angka
kematian ternak yang dapat mencapai 51%. Penyakit pernafasan terutama pneumonia
pada kambing dan domba merupakan salah satu faktor penghambat pertumbuhan
populasi ternak kambing dan domba (Sudana dan Syarwani, 1986). Agen
penyebab pneumonia bermacam-macam seperti bakteri, virus dan parasit (Cacing
Paru-Paru). Organisme penyebab pneumonia terdapat disekitar lingkungan hidup
domba kambing yang lembab, kotor dan berventilasi kurang baik.
A. Gejala
Pada
awalnya radang paru-paru akan didahului dengan gejala-gejala hyperemia
pulmonum, yang selanjutnya akan diikuti dengan gejala dispnoea, respirasi yang
frekuen serta bersifat abdominal. Pernafasan yang mula-mula dangkal akan
disusul dengan pernafasan yang lebih dalam, serta terlihat pada waktu
inspirasi, yang karena adanya rasa sakit pernafasan tersebut dilakukan dengan
hati-hati. Penderita dalam beberapa hari akan memperlihatkan gejala batuk, yang
sifatnya mula-mula kering dan lama-kelamaan akan berubah menjadi basah dan
pendek-pendek. Batuk dapat terjadi secara tiba-tiba dan sangat sering. Leleran
hidung biasanya baru dapat diamati setelah proses berlangsung beberapa hari,
terutama bila jumlahnya cukup banyak dan telah melampaui stadium resolusi. Suhu
tubuh pada keadaan akut akan meningkat, kadang-kadang mencapai 42oC,
yang berlangsung dalam waktu lebih kurang dari 5 hari. Perlu di ketahui bahwa
tidak semua proses radang paru-paru diikuti dengan kenaikan suhu tubuh.
Kenaikan suhu tubuh biasanya berlangsung sejalan dengan reaksi tubuh dalam
memobilisasi sel-sel darah putih dan berlangsungnya reaksi antigen-antibodi.
Kenaikan suhu tubuh pada umumnya tidak dijumpai pada pneumonia yang baru saja mulai
(Subronto, 1989).
B. Penyebab
Pneumonia
dapat disebabkan oleh berbagai agen penyakit antara lain bakteri, virus, atau
gabungan keduanya, jamur, parasit, agen kimia, dan agen fisik (Blood dkk,
1989). Pneumonia dapat juga terjadi karena tertusuknya benda asing yang berasal
dari reticulum (Subronto, 1994). Perubahan cuaca yang mendadak terutama hujan
yang disertai turunnya temperature, kandang yang lembab, kelelahan,
transportasi, defisiensi nutrisi dan kelaparan (Runnel dkk, 1965).
1. Bakteri
Bakterial pneumonia dapat disebabkan oleh Mycoplasma sp. (Cottew, 1984), Pasteurella sp. (Gilmour, 1992), Corynebacterium pyogenes, Staphylococcus sp., Streptococcus sp., Pseudomonas
aeruginosa, Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae (Elyas, 1993).
2. Virus
Virus Parainfluenza tipe 3, Lentivirus, Maedi
Visna, Ovine adenovirus atau respiratory syncytial virus (RSV) (Thomson, 1988).
3. Parasit
Cacing paru-paru
C. Pencegahan
Menghindari terjadinya stres pada ternak yang dapat
menyebabkan pneumonia, seperti ternak dalam kepadatan kandang tinggi (overcrowded),
temperatur dingin, kelembapan tinggi, dan kondisi transportasi yang buruk.
Kandang selalu dalam keadaan bersih dan kering (Sutama dan Budiarsana, 2010).
D. Pengobatan
Pneumonia
yang ringan yang disebabkan oleh kuman biasanya dapat di atasi dengan pemberian
antibiotic dengan dosis tinggi, sedangkan pneumonia yang disebabkan oleh virus
belum diketahui obatnya (Subronto, 1989). Penyakit ini bisa disembuhkan
apabila perawatannya baik
dan diberi suntikan antibiotik, menempatkan ternak sakit pada kandang terpisah yang bersih dan berventilasi baik, serta diberi pakan segar yang bergizi
(Sarwono, 1993). Pemberian obat berupa injeksi antibiotik seperti
Tetracycline, Oxytetracycline, dan Pep-strep (Sutama dan Budiarsana, 2010).
E. Kesimpulan
Radang
paru-paru (pneumonia) merupakan radang parenkim yang berlangsung akut, atau
kadang-kadang kronik, ditandai dengan batuk, terdengar suara abnormal pada
pemeriksaan auskultasi, dispnoea, dan umumnya disertai dengan kenaikan suhu
tubuh. Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai agen penyakit antara lain
bakteri, virus, atau gabungan keduanya, jamur, parasit, agen kimia, dan agen
fisik. Gejala yang ditimbulkan akibat penyakit pneumonia antara lain, sulit
bernafas disertai batuk, nafsu makan menurun, mata berair, hidung mengeluarkan
lendir, lemah dan suhu tubuh meningkat. Pencegahan penyakit pneumonia dengan
menghindari stress pada ternak, kebersihan kandang dan kelembapan udara
kandang, sedangkan untuk pengobatan penyakit pneumonia yang disebabkan oleh kuman
dapat diobati dengan pemberian antibiotic dosis tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
Blood, D.D., Radostits, O.M., Henderson,
J.A., 1989. Veterinary Medicine, A Texbook of the Disease of Cattle, Sheep,
Pigs, Goats and Horses, 6th Ed. The English Language Book Society
and Baileere Tindall, London. Hal. 43-54.
Cottew, G.S. 1984. Overview of
Mycoplasmoses in Sheep and Goats. Israel J. of Med. Sei. 20: 962-964.
Elyas, A.H. 1993. Some Studies on Sheep
Pneumonia of Bacterial and Fungal Origin. Assiut Vet. Med. J. 29(58): 89-95.
Gilmour. N.J.L. 1992. Pasteurellosis.
In: Pasteurellosis in Producyion Animals. An International Workshop sponsored
by ACIAR held in Bali, Indonesia 10-13 August 1992. Edit. By B.E. Patten, T.L
Spencer, R.B Johnson, D.Hoffmann and L. Lehane. pp: 79-82.
Iskandar, T. (1989).
Penelitian Penyakit (Tinjauan Patologi) pada Domba dan Kambing di Rumah Potong
Hewan Klender, Tanah Abang dan Bogor. Proc .Pertemuan Ilmiah Ruminansia Jilid
2:135-139.
Runnel, R.A., Monlux, W.S. dan Monlux,
A.W., 1965. Principle of Veterinary Pathology. 7th Ed. The Lowa
State University Press, Ames, Lowa.
Subronto, 1989. Penyakit Ternak
1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Subronto, P., 1994. Ilmu Penyakit Ternak
Ternak 1. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sudana, I.G. dan Syarwani,
I. 1986. Pengamatan Perkembangan Peternakan Kambing di Desa Salam, Balaris,
Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Dit. Kes. Wan. Dit. Jend. Nak.
Thomson, R. G. 1988.
Pneumonia of Sheep and Goats. In “Special Veterinary Pathology”, Becker.B.C Inc
Toronto. Philadelphia. Pp. 103-106.