TANDA TANDA BIRAHI (ESTRUS) PADA SAPI
Jumat, 30 Januari 2015
Edit
Birahi
atau estrus atau heat, didefinisikan sebagai periode waktu dimana betina mau
menerima kehadiran jantan, kawin, dengan perkataan lain betina atau dara aktif
sexualitasnya. Dalam program perkawinan alami atau IB, seorang manager
reproduksi ternak haru smampu mengenali tanda-tanda berahi dan factor-faktor
yang mendorong berlangsungnya tingkah laku berahi yang normal. Kadar hormon
estrogen yang tinggi mempunyai kaitan denga pemunculan tanda-tanda berahi,
adapun pada dasrnya pemunculan tingkah laku berahi secara sempurna merupakan
pengaruh interaksi antara estrogen dan indera, dalam hal ini terlibta satu
gabungan inderan penciuman, pendengaran dan indera penglihatan. Indera
perasa/sentuhan pun penting pada sapi betina yang melangsungkan perkawinan,
melalui gigitan, jilatan, endusan merupakan bagian dari percumbuan sebelum
kopulasi terjadi. Pada umumnya, sapi betina induk adan dara enggan istirahat,
aktif selama berahi. Sapi-sapi betina
mempunyai sifat yang unik, dimana cenderung homosexual, sehingga memudahkan
dalam deteksi berahi sekalipun tidak ada pejantan. Betina yang berahi akan
menyendiri, menaiki temannya, bahkan mungkin juga menciumi vulva dan seringkali
mengangkat dan mengibas-ibaskan dan mungkin meninggalkan kelompoknya mencari
pejantanekornya. Betina-betina yang berahi mempunyai vulva yang lembab, lender
bening seringkali nampak keluar dari vulva. Betina yang dalam fase lain dalam
siklus berahi bisa jadi menaiki betina lain, tetapi tidak mau jika dinaiki,
oleh karena itu betina diam dinaiki merupakan tanda tunggal yang kuat bahwa
betina dalam keadaan berahi. Jika seekor betina memasuki siklus berahi,
manakala betina tersebut dalam keadaan fertile, dimana betina ini berovulasi
atau melepas sel telur dari ovariumnya. Waktu terbaik unatu menginseminasi
dalah jika betina dalam keadaan standing heat, yaitu sebelum terjadi ovulasi.
Satu hal yang dianjurkan untuk mengadakan pendeteksian berahi adalah denga cara
menempatkan sapi-sapi dara atau induk pada sebuah padang penggembalaan deteksi
berahi. Padang penggembalaan ini seyogyanya cukup luas, memungkinkan
betina-betina bisa kesana-kemasi dan bebas merumput, namun juga tidak terlalu
luas, sehingga operator dapat mengadakan deteksi berahi dengan mudah. Satu
kunci sukses dalam deteksi berahi adalah lamanya waktu untuk mengamati
betina-betina, memeriksa tanda-tanda berahi, adalah dianjurkan bagi operator
meluangkan waktu selama minimal 30 menit pada pagi hari dan 30 menit pada sore
hari. Operator juga dianjurkan memperhatikan betina-betina pada waktu-waktu yang
sama setiap hari. Jadi, mempelajari mengenal tanda-tanda berahi dan
mengetahuinya betina-betina yang sedang berahi merupakan kunci suksesnya satu
program IB.
Tanda
- tanda birahi pada sapi betina adalah :
1. Ternak gelisah.
2. Sering berteriak ( dalam bahasa jawa bengak
bengok dalam suara emah emoh).
3. Suka menaiki dan dinaiki sesamanya.
4. Vulva : bengkak, berwarna merah, bila diraba
terasa hangat (3 A dalam bahasa Jawa: abang, abuh, anget, atau 3 Bdalam bahasa
Sunda: Beureum, Bareuh, Baseuh)
5. Dari vulva keluar lendir yang bening dan
tidak berwarna.
6. Nafsu makan berkurangGejala.
7. Jika dipalpasi perektal maka uterus terasa
kontraksi, tegang, mengeras dengan permukaan tidak rata, cervik relaksasi dan
pada ovarium terdapat folikel de graaf yang membesar dan sudah matang.
Pada
waktu di Inseminasi Buatan (IB) ternak harus dalam keadaan birahi, karena pada
saat itu liang leher rahim (servix) pada posisi yang terbuka. Kemungkinan
terjadinya konsepsi (kebuntingan) bila diinseminasi pada periode-periode
tertentu dari birahi telah dihitungoleh para ahli, perkiraannya adalah :
1. Permulaan birahi : 44%.
2. Pertengahan birahi : 82%
3. Akhir birahi : 75%
4. 6 jam sesudah birahi : 62,5%
5. 12 jam sesudah birahi : 32,5%
6. 18 jam sesudah birahi : 28%
7. 24 jam sesudah birahi : 12%
Faktor
- faktor yang menyebabkan rendahnya prosentase kebuntingan adalah :
1. Fertilitas dan kualitas mani beku yang jelek
/ rendah;
2. Inseminator kurang / tidak terampil;
3. Petani / peternak tidak / kurang terampil
mendeteksi birahi;
4. Pelaporan yang terlambat dan / atau pelayanan
Inseminator yang lamban;
5. Kemungkinan adanya gangguan reproduksi /
kesehatan sapi betina.
Sumber: http://ternakblog.blogspot.com/2008/09/tanda-tanda-sapi-birahi.html
http://tambra-sukron.blogspot.com/2012/04/deteksi-birahi-penentu-keberhasilan-ib.html
http://keswansarolangun.blogspot.com/2012/11/tanda-tanda-ternak-sapi-minta-kawin.html