CARA MEMBUAT TEPUNG IKAN DENGAN MUDAH
Kamis, 12 Februari 2015
Edit
Tepung
ikan adalah produk samping pengolahan ikan berkadar air rendah yang diperoleh
dari penggilingan ikan. Produk yang kaya dengan protein dan mineral ini
digunakan sebagai bahan baku pakan ternak. Tepung ikan merupakan salah satu
bahan pakan yang berpotensi sebagai sumber protein maupun lemak terutama asam
lemak tak jenuh rantai panjang (poly-unsaturated fatty acids–PUFA) yang
diketahui banyak berperan dalam memperbaiki penampilan reproduksi ternak (Ashes
et al., 1992). Mandell et al. (1997) melaporkan bahwa tepung ikan
banyak mengandung asam lemak esensial eicosapentaenoic acid (EPA,
C20:5n-3) yaitu sebanyak 5,87 g dan docosahexanoic acid (DHA, C20:6n-3)
sebanyak 9,84 g/kg. Asam lemak esensial tersebut dilaporkan oleh banyak
peneliti mempunyai fungsi unik dalam meningkatkan produktivitas, kualitas
produk, dan penampilan reproduksi ternak (Pike et al., 1994). Tepung
ikan yang bermutu baik harus bebas dari kontaminasi serangga. Jamur,
mikroorganisme pathogen. Dalam susunan makanan ternak, tepung ikan merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan terutama ternak ayam dan babi selain itu
juga sebagai komponen makanan ikan. Tepung ikan dapat dibuat dengan cara basah,
kering dan dengan cara penyulingan. Tetapi cara kering paling cocok dilakukan
untuk industri kecil karena lebih sederhana dan lebih murah.
BAHAN
Berbagai
jenis ikan laut dapat diolah menjadi tepung ikan. Akan tetapi yang paling
ekonomis adalah ikan-ikan kecil (rucah) yang kurang disukai untuk dikonsumsi
dan harganya relatif murah.
ALAT
1. Penggiling ikan.
Alat ini digunakan
untuk menggiling ikan basah dan bubur kering ikan.
2. Alat pengering.
Alat ini digunakan
untuk mengeringkan ikan sehingga kadar air mencapai 8%.
3. Alat press.
Alat ini digunakan
untuk mempres ikan kering sehinga sebagian lemaknya keluar.
PROSES
PEMBUATAN
Keterangan
:
1. Pengilingan Ikan Basah.
a. Pengilingan ikan basah dilakukan terhadap
ikan yang berukuran sedang dan besar. Ikan-ikan yang berukuran kecil (ter)
tidak harus digiling, dan proses ini tidak harus dilakukan.
b. Ikan berukuran sedang dan besar, perlu
dibuang jeroannya, dan dicuci. Sedangkan untuk ikan yang berukuran kecil,
pembuangan jeroan dan pencucian tidak perlu dilakukan.
c. Ikan digiling dengan penggiling ulir sehingga
diperoleh bubur mentah ikan.
2. Pengukusan.
Bubur ikan atau ikan
kecil dikukus dengan uap panas selama 1 jam sehingga bubur atau ikan kecil
menjadi matang secara sempurna. Hasil pengukusan disebut dengan bubur matang
ikan. Pengukusan dilakukan untuk menghilangkan lemak - lemak yang akan membuat
tengik tepung ika dan menghilangkan bakteri – bakteri yang patogen.
3. Pengeringan.
Dilakukan guna
mengeringkan bahan baku. Bubur matang ikan dikeringkan dengan alat pengering
sampai kadar air sekitar 8%. Hasil pengeringan disebut cake kering ikan.
Cake kering ikan mempunyai kadar lemak tinggi (di atas 30%).
4. Pemerasan Minyak (Pengepresan).
Cake kering
ikan diperas dengan alat pres sehingga sebagian dari minyak keluar.
5. Penggilingan Cake.
Cake yang
telah dipres digiling dengan mesin penggiling sehingga diperoleh tepung ikan
yang cukup halus (lolos ayakan 40-60 mesh) atau dengan ukuran yang
diinginkan.
6. Pengemasan.
Tepung ikan dikemas di
dalam karung plastik atau di dalam wadah yang kedap uap air. Sebelum
pengemasan, kadar air tepung harus di bawah 8%.
Tepung
ikan yang sudah dikemas siap untuk dipasarkan. Dengan demikian bahan-bahan yang
sebelummnya tidak terpakai seperti ikan-ikan kecil dan ikan yang kurang layak
dikonsumsi dapat dijadikan sebuah peluang usaha yang menjanjikan.
Tepung
ikan yang bermutu baik harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Butiran – butirannya harus seragam.
2. Bebas dari sisa – sisa tulang, mata ikan dan
benda asing, warna halus bersih, seragam, serta bau khas ikan amis (Afrianto
dan Liviawaty, 2005).
TAMBAHAN
1. Ketika ikan dipanaskan, sebagian besar air
dan minyak akan hilang. Air dan minyak ini juga dapat hilang pada saat
dilakukan pengepresan.
2. Alat pemanas yang saat ini banyak digunakan
berbentuk silinder uap air yang tertutup dimana ikan dipindahkan menggunakan
alat berbentuk sekrup. Jika pemanasan kurang, maka hasil pressing nantinya
tidak memuaskan dan pemanasan yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan ikan
terlalu halus untuk dipress.
3. Pada tahap pressing terjadi pemindahan
sebagian minyak dan air. Ikan berada dalam tabung yang berlubang, hal tersebut
dilakukan untuk meningkatkan tekanan dengan bantuan sekrup. Selama proses
pressing, kadar air menurun dari 70% menjadi 50% dan minyak menurun sekitar 4
%.
4. Ada dua jenis alat pengering, yaitu alat pengering
langsung dan alat pengering tidak langsung.
Sumber :
Ashes, J.R.,
B.D. Sieber, S.K. Gulati, A.Z. Cuthbertson, and T.W. Scott. 1992. Incorporation
of n- fatty acids of fish oil into tissue and serum lipids of ruminants. Lipids.
27 (8) : 629-631.
http://ag1992.blogspot.com/2012/07/proses-pembuatan-tepung-ikan.html
Mandell, I.B.,
J.G. Buchanan-Smith, B.J. Halub, and C.P. Campbell. 1997. Effects of fish meal
in beef cattle diets on growth performance, carcass characteristics, and fatty
acid composition of longissimus muscle. J. Anim. Sci. 75 : 910-
919.
Pike, I.H., E.L.
Miller, and K. Short. 1994. The role of fish meal in dairy cow
feeding. IFOMA Technical Bulletin 27 (August 1994). IFOMA, St Albans,
Hertfordshire, UK.
Teknologi Tepat
Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Industri Sumatera Barat.