HUBUNGAN ANAK DENGAN INDUK PADA TERNAK KUDA
Sabtu, 14 Februari 2015
Edit
Kuda
merupakan salah satu hewan ternak yang memiliki banyak kegunaan, di antaranya
sebagai ternak tunggangan, mengangkut beban, menarik kereta, sumber protein
pangan dan untuk pacuan kuda. Populasi kuda di Indonesia berkisar 400.000 ekor
yang tersebar di beberapa daerah (BPS, 2005). Indonesia memiliki agroklimat
yang beragam sehingga sistem budi daya dan adaptasi ternak kuda berbeda pada
masing-masing daerah. Hal ini menyebabkan perbedaan fungsi kuda di berbagai
daerah di Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia yang menggunakan kuda sebagai
alat transportasi adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Pemanfaatan kuda untuk produksi susu, kulit, dan daging hanya terdapat di
Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur, sedangkan di daerah lain kuda umumnya
dimanfaatkan sebagai simbol budaya yang melambangkan status sosial
kemasyarakatan mereka.
1. Manajemen Reproduksi pada Kuda
Keberhasilan reproduksi pada kuda merupakan hal yang
patut diperhatikan oleh pemilik kuda, tanpa adanya reproduksi, mustahil
produksi ternak kuda dapat diharapkan mencapai maksimal. Dengan produktivitas
kuda yang tinggi, keuntungan diharapkan dapat diperoleh oleh peternak dalam
jumlah yang memadai. Walaupun sudah maju teknik peternakannya, kadang-kadang
kegagalan menejemen pengelolaan reproduksi masih juga dialami oleh peternak,
sehingga mereka sering menderita kerugian yang cukup besar. Kerugian ini adalah
sebagai akibat langsung dari kesalahan dalam pengelolaan reproduksi, karena
kesalahan pengelolaan reproduksi dapat mendorong terjadinya penurunan kesuburan
pada ternak kuda.
Dalam
pengelolaan reproduksi ternak kuda harus dilakukan dengan baik, sehingga dapat
menghasilkan keuntungan yang besar, banyak faktor produksi yang harus mendapat
perhatian. Faktor menejemen pengelolaan itu meliputi :
a. Pemberian pakan yang berkualitas baik dan
cukup.
b. Lingkungan serasi yang mendukung perkembangan
kuda.
c. Tidak menderita penyakit khususnya penyakit
menular kelamin.
d. Tidak menderita kelainan anatomi alat kelamin
yang bersifat menurun, baik sifat yang berasal dari induknya maupun berasal
dari pejantannya.
e. Tidak menderita gangguan keseimbangan hormon
khususnya hormon reproduksi, sehingga cukup kadarnya di dalam darah.
f. Sanitasi kandang yang baik.
Tujuan dari menejemen yang baik pada ternak kuda,
adalah untuk memperoleh produksi ternak kuda yang sebanyak-banyaknya sehingga
diperoleh keuntungan yang setinggi-tingginya bagi pemilik ternak kuda. Produksi
yang secara langsung dapat dinikmati peternak adalah benyaknya kuda yang lahir
dan kualitas kuda yang baik dan berkualitas. Demikian pula biaya pemeliharaan,
biaya pengobatan gangguan reproduksi, dan biaya operasional dapat ditekan
serendah-rendahnya.
Oleh karena itu, perlu kiranya dibuat suatu
menejemen kesehatan reproduksi pada suatu peternakan kuda. Dengan harapan,
program kesehatan reproduksi yang efektif dapat menghasilkan efisiensi
reproduksi yang lebih baik sehingga lebih meningkatkan pendapatan peternak yang
berlipat daripada sebelumnya. Suatu kenyataan yang memprihatinkan adalah, suatu
kasus kemajiran sering terjadi sebagai akibat kesalahan manusia, apakah itu
karena peternak pemiliknya mencoba mengadakan pertolongan tanpa pengetahuan
yang memadai atau oleh kecerobohan petugas peternakan dalam melaksanakan
program kesehatan reproduksi pada ternak induk, karena kerja yang kurang
profesional.
2. Pendeteksian Kuda Bunting
Cara sederhana yaitu dengan mendeteksi apakah kuda
betina itu mengalami “beger” pada siklus waktu yang sudah diprediksi
sebelumnya. Pengamatan kuda betina bunting juga dilakukan lewat pengamatan
fisik si kuda betina tersebut. Kuda betina bunting muda sebenarnya bisa dilihat
dari perubahan bentuk tubuh dibagian perut, juga warna bulunya yang cenderung
lebih “mengkilat”. Juga nafsu makan yang lebih besar dibandingkan dengan saat
sebelum bunting. Dia juga sangat tidak senang didekati oleh kuda jantan.
Biasanya akan “menjerit” dan “menggigit” kuda jantan yang mendekati.
Perbedaan kuda bunting dan gemuk terdapat pada sisi
bawah perut. Kuda bunting bagian bawah perutnya akan membesar. Sedangkan kuda
gemuk cenderung pembesaran perut kearah samping. Juga kadang terjadi pembesaran
pada puting susu bila kuda sedang bunting, sedangkan pada kuda gemuk tidak
terjadi.
3. Perawatan Kuda Bunting
Kuda bunting perlu gerak dan jalan yang cukup untuk
memelihara otot dan stamina tubuhnya. Oleh karena itu perlu dibebaskan bergerak
di “lahan pelepasan” yang cukup. Bila pada dock pelepasan tidak ada, maka kuda
dibawa berjalan-jalan atau “stap” dengan jarak yang cukup setiap pagi dan sore.
Perawatan kebersihan kuda juga perlu dilakukan, terutama sekitar puting susu.
Bagi kuda yang belum berpengalaman melahirkan ada kalanya perlu dilakukan
pelatihan menyusui dengan menyentuh-nyentuhkan jari kita ke puting susu si kuda
agar kelak saat anak kuda sudah lahir kuda tidak merasakan aneh bila puting
susunya tersentuh.
4. Menghitung Hari Kelahiran
Memprediksi hari kelahiran adalah pekerjaan yang
sulit. Masa kebuntingan kuda biasanya 11 bulan sejak perkawinannya. Untuk
memprediksi waktu kelahiran anaknya bisa mempergunakan hitungan 11 bulan -5
hari sampai dengan +5 hari. Kuda biasanya melahirkan anak pada malam hari
setelah matahari terbenam. Sangat jarang kuda lahir siang hari alasannya
mengapa belum bisa diterangkan. Biasanya membutuhkan situasi tenang dan sunyi
tidak banyak gangguan. Oleh karena itu kita harus menunggunya namun tidak
mengganggu konsentrasinya. Pada bulan ke 10 masa kebuntingannya, anak kuda
makin besar dan berat menyebabkan ambing (perut atas bagian belakang) induknya
turun atau terlepas. Juga bagian pantat kuda dekat ekor akan terlihat menurun.
Kalau diamati, ada gerakan si anak kuda yang mendorong dan hilang dibagian
belakang dekat ekor induknya. Itu pertanda baik karena anak kuda dalam kondisi
hidup. Juga amati gerakan-gerakan kaki anak dibagian perut induknya. Amati
pembesaran kantong susu induknya. Pada usia kebuntingan 11 bulan, susu induk
harus sudah keluar meskipun belum banyak. Apabila ditekan dengan tangan, maka
air susu akan keluar. Bila air susu sudah keluar dengan sendirinya secara
deras, maka waktu kelahiran anak kuda tinggal beberapa jam lagi.
5. Mempersiapkan Kelahiran Anak
Hal
hal yang perlu dipersiapkan untuk kelahiran anak kuda adalah sebagaiberikut:
a. Persiapkan indukan dengan baik, lepaskan
sepatu kuda indukan agar kelak saat melahirkan anak, sepatu kuda tidak mengenai
bayinya.
b. Induk selalu dimandikan tiap pagi dan bersihkan
punting susu tiap pagi dan sore.
c. Stap kuda induk pagi dan sore +/- 1 km dengan
hati-hati untuk menjaga stamina.
d. Persiapkan kandang kuda, ganti alas kandang
dari serbuk kayu dengan rumput kering. Biasanya orang mempergunakan jerami
kering yang tebal.
e. Perhatikan kandang kuda dengan seksama, untuk
anak kuda sebaiknya pintu kandang dibuat yang rapat tidak ada celah yang
memungkinkan kaki anak kuda terjepit. Jadi pintu dibuat tertutup rapat sekali
atau justru longgar sekali. Anak kuda yang baru lahir cenderung tidur seenaknya
kadang kaki-kakinya masuk ke celah pintu yang terbuka.
f. Persiapkan obat-obatan untuk persalinan:
Antibiotik suntik, alkohol, Betadin, kapas, jarum suntik ukuran 10 ml yang
steril, sarung tangan karet, handuk besar, gunting stainless yang bersih dll.
g. Persiapkan vitamin seperti Biosolamin untuk
suntik atau B Complex dll.
h. Persiapkan pula Susu Formula bayi umur 0-6
bulan, susu ini diperlukan bila induk tidak bersedia menyusui anak atau masih
harus belajar menyusui anaknya bagi kuda yang belum berpengalaman punya anak.
i. Botol susu beserta karetnya “dot” (layaknya
botol susu bayi manusia).
j. Kompor minyak selalu sedia didekat kandang
kuda anda untuk memasak air bila harus selalu membantu dengan air susu formula.
k. Obat sakit perut (diarhe) bila anak kuda
terserang penyakit perut (mencret) setelah usia 2 hari. Juga Penambah cairan
tubuh seperti oralit untuk mempertahankan anak kuda bila terkena diarhe.
l. Persiapkan team perawat kuda anda 2 s/d 3
orang karena anda akan kewalahan selama menunggu kelahiran serta merawat anak
kuda anda sampai umur 7 hari.
6. Persalinan Kuda
Kuda beranak pada sore hari atau tengah malam,
jarang sekali anak kuda lahir siang hari. Oleh karena itu setelah matahari
terbenam, amati dari jauh gerak-gerik induk. Induk akan gelisah, makan tak enak
tidur tak nyenyak. Bingung kelihatannya mau buang kotoran, kencing atau mau
lahirkan anak. Kadang berjalan berputar-putar sekitar kandang, tidur merebahkan
tubuh dan sebentar bangun. Sediakan rumput dan minum selalu didekatnya. Jangan
ganggu konsentrasinya meskipun anda mengamatinya dari kejauhan. Proses
kelahiran sangat cepat sekitar 5 s/d 10 menit. Bila induk sudah terlihat
mengeluarkan air ketuban, maka anak kuda akan segera menyusul, induk akan
merebahkan diri dan mengeluarkan tenaga luar biasa disertai tendangan kaki atau
bergulir serta napasnya akan terdengar keras bersuara. Pakailah sarung tangan
plastik yang sudah anda persiapkan sebelumnya. Anak kuda akan lahir dengan 2
kaki depan terlebih dahulu diikuti bagian kepala. Bila tubuh bayi kuda sudah
separoh keluar, tangkaplah tubuhnya dan bantulah dengan menarik secara
perlahan-lahan dan hati-hati supaya anak tidak terhimpit antara induk dan
dinding kandang. Bila anak kuda lahir masih terbungkus kulit ari-ari cobalah
bantu untuk merobeknya dengan tangan anda. Tarik anak kuda dan jauhkan dari
induk dan bersihkan dengan handuk yang sudah anda persiapkan sebelumnya.
Jangan takut akan induknya, meskipun induknya
termasuk kuda yang “galak”, saat melahirkan anak si induk tak akan berdaya dan
akan tertidur sekitar 20 s/d 30 menit untuk memulihkan tenaganya. Disaat itulah
anda bisa memberikan perawatan bagi anaknya. Keringkan tubuh bayi, merawat tali
pusarnya dengan memotong dengan gunting yang bersih dan steril serta oleskan
Betadin pada bekas lukanya. Taruhlah si bayi kuda agak jauh dari induknya
sehingga saat bangun nanti induk tak menggilasnya. Keluarlah anda dari kandang
dan tunggu induk akan berdiri lagi. Induk akan berdiri dengan kulit ari-ari
masih bergelantungan, tunggu sampai ari-ari jatuh dengan sendirinya (biasanya
sekitar 30 menit s/d 1 jam). Induk akan dengan sendirinya menghampiri anaknya
yang baru lahir dan membersihkan tubuhnya. Si anakpun dengan cepat akan bisa
bereaksi dan dalam waktu 1 jam akan berusaha berdiri. Anak yang sehat akan
“meringkik” dan “mengibaskan” kepalanya serta “ekornya”. Dia akan bangun dan
mencari susu induknya. Amati apakah induknya merespon dan bersedia menyusuinya.
Induk yang baru melahirkan anak pertamanya membutuhkan waktu untuk memahami
kalau dia harus memberikan susunya kepada anaknya. Namun kalau 4 jam setelah
melahirkannya belum juga ada tanda-tanda mau menyusui anaknya, maka bisa
dibantu dengan susu formula yang sudah disiapkan. Buatlah minuman susu bayi
dengan air mendidih serta dinginkan sebelum disusukan kepada anak kuda. Botol
susu serta karetnya harus steril. Untuk itulah anda membutuhkan air panas untuk
mensterilkan botol dan “dot” maupun peralatan suntik. Untuk memberikan tenaga
si bayi kuda, maka kita perlu memberikan susu pengganti setiap 1 jam setelah
kuda bangun tidur. Disini anak kuda akan terus mengejar induknya dan berjuang
merayu agar mau menyusuinya. Si bayi kuda akan menyusu setiap 1 jam, kemudian
tidur dan bangun lagi setelah 1 jam untuk menyusu. Terus seperti itu selama 24
jam. Lakukan usaha untuk mendekatkan anak kuda ke susu induknya. Induk akan
menghindar dan bila terus menerus seperti itu saatnya harus dibantu agar kuda
bisa menyusu.
7. Bila Induk Tidak Mau Menyusui
7. Bila Induk Tidak Mau Menyusui
Apabila setelah 12 jam induk melahirkan anak dan
induk tidak mau menyusui dan anak sudah kelelahan mengejar induknya kita bisa
membantunya. Sebenarnya beresiko namun harus dilakukan untuk menyelamatkan jiwa
sang anak. Bagaimanapun juga anak kuda harus menyusu induknya untuk
mempertahankan hidupnya. Biasanya karena merasa geli bila susunya disentuh
anaknya.
Kalau
ini yang terjadi maka lakukan :
a. Pasang kendali dan splang kuda induk didalam
kandang.
b. Jauhkan anak kuda sehingga tidak terkena
tendangan induk saat meronta.
c. Pakailah sarung tangan karet, paksakan dengan
jari anda dengan menyentuh bagian perut yang dia merasa geli saat tersentuh
anak kuda. Bagian depan susu.
d. Bila bagian yang peka sudah anda temukan,
gelitiklah terus menerus. Induk kuda akan melompat-lompat dan meronta. Lakukan
sampai kuda kelelahan dan tidak melompat lagi.
e. Bersihkan punting susu dengan air hangat, dan
kemudian perahlah susunya perlahan-lahan. Tampunglah air susu pada tempat yang
bersih dan agak lebar untuk nanti diberikan kepada anaknya.
f. Lepaskan indukan seperti semula.
g. Amatilah apakah induk kuda sudah mau menyusui
anaknya.
h. Susu perahan yang dihasilkan biasanya sedikit
kotor, saringlah dengan kain lembut atau alat saringan yang masih baik dan
bersih serta steril. Kemudian berikanlah susu pertama ini kepada anaknya dengan
mempergunakan “dot” yang sudah ada.
i. Setelah 1 jam berikutnya anak kuda akan
bangun dan mencari susu induknya lagi. Kalau induk belum mau menyusui lakukan
lagi teknik “gelitik” diatas sekali lagi. Kemudian dilanjutkan dengan
mendekatkan anak kuda kepada punting susu dan biarkan dia menyusu dengan
bantuan kita. Induk kuda tetap dalam posisi terikat. Bila induk kuda sudah
tidak meronta saat anak menyusu, maka kuda dilepas lagi. Demikianlah latihan
bagi induk baru untuk menyusui anaknya, biasanya dia akan menikmatinya setelah
paham bahwa dia harus menyusui anaknya.