PENDUGAAN BOBOT BADAN TERNAK DENGAN BERBAGAI MACAM RUMUS
Rabu, 18 Februari 2015
Edit
Pendugaan berat badan sangat penting dilakukan oleh para
pemilik ternak untuk mengetahui bobot tubuh ternak. Cara ini merupakan cara
lain untuk mengetahui berat badan ternak selain penimbangan berat badan.
Apabila setiap kali harus selalu dilakukan penimbangan, hal ini dirasa kurang
praktis di samping timbangan itu jumlahnya terbatas.
Pada ternak potong, bobot badan menjadi salah satu hal yang penting
diperhatikan karena produk utama dari sapi potong adalah daging dimana untuk
mengetahui pertambahan bobot daging peternak perlu melakukan penimbangan
terlebih dahulu. Selain dengan cara penimbangan ada banyak cara yang bisa
digunakan salah satunya dengan menggunakan dugaan bobot dengan pita ukur atau
dengan menggunakan berbagai rumus yang lazim digunakan seperti rumus shoorl,
winter dan lain sebagainya.
Bobot badan merupakan bobot yang didapatkan selama
sapi dipelihara dan dalam keadaan hidup, sedangkan bobot potong merupakan bobot
yang ditimbang sesaat sebelum sapi dipotong (Narasasmita dan Mudikdjo, 1979).
Bobot badan sapi merupakan salah satu indikator produktivitas ternak yang dapat
diduga berdasarkan ukuran linear tubuh sapi (Kadarsih,2003). Perbedaan bobot
badan dewasa sapi pedaging yang berbeda-bedaakan menghasilkan tingkat
kegemukannya yang berbeda pula pada umur dan makanan yang sama (Parakkasi,
1999). Perbedaan bobot badan tersebut dikarenakan adanya perbedaan pertambahan
bobot badan harian, rataan pakan yang dikonsumsi masing-masing individu, jumlah
pertambahan otot tiap hari serta perbedaan jumlah lemak yang telah disimpan
oleh tubuh. Perbedaan tersebut akan menjadikan komposisi tubuh atau frame
size ternak berbeda (Field dan Taylor, 2002).
Ukuran-ukuran linear tubuh merupakan suatu ukuran
dari bagian tubuh ternak yang pertambahannya satu sama lain saling berhubungan
secara linear. Kadarsih (2003) menyatakan bahwa ukuran linear tubuh yang dapat
dipakai dalam memprediksi produktivitas sapi antara lain panjang badan, tinggi
badan, lingkar dada. Ukuran linear tubuh menurut Minish dan Fox (1979) dapat mengidentifikasi
pola atau tingkat kedewasaan fisiologis ternak sehingga dapat dijadikan
parameter penduga bobot badan ternak. Penentuan frame size menurut Field
dan Taylor (2002) dapat ditentukan berdasarkan nilai parameter tubuh ternak
tersebut.
TUJUAN
PENDUGAAN BOBOT BADAN TERNAK:
1. Memperkirakan BB ternak
2. Menentukan harga penjualan dan pembelian
3. Menaksir jumlah karkas
PENGUKURAN
TUBUH TERNAK
1. Panjang badan
a) Panjang badan absolut : jarak antara samping
tulang baku (tuberculum humeralis lateralis)sampai dengan ujung tulang duduk
(tuberculum ischiadum)
b) Panjang badan relatif : proyeksi (garis
datar) dari pada panjang badan absolut
2. Tinggi gumba/ tinggi pundak/ tinggi badan
jarak lurus dari titik tertinggi
tulang gumba sampai ke tanah datar
3. Lingkar dada
Panjang melingkar/
keliling yang diukur pada bag dada tepat di bag belakang tulang gumba pada
tulang rusuk ke 3-4
4. Lebar dada
Jarak antara kedua
bagian samping (lateral) kanan kiri tulang bahu
5. Dalam dada
Jarak antara titik tertinggi tulang gumba
sampai dengan bagian tepi bawah tulang dada
A. BEBERAPA RUMUS
PENDUGAAN BOBOT BADAN SAPI :
1. Rumus Schoorl
: BB = (LD + 22)2
100
Keterangan :
a) BB = Bobot
Badan (kg)
b) LD =
Lingkar Dada (cm)
c) Rumus ini hanya
berlaku untuk sapi dewasa, sedangkan untuk pedet rumus ini kurang tepat, karena
faktor penambah 22 untuk lingkar dada pada sapi yang sedang tumbuh terlalu
besar.
2. Rumus Winter : BB = (LD)2
X (PB)
300
Keterangan :
a) BB
= Bobot Badan (pounds);
b) LD =
Lingkar Dada (inchi)
c) PB =
Panjang Badan (inchi)
d) Rumus ini
merupakan gabungan antara panjang badan dan lingkar dada (Willianson dan Payne,
1986). Tingkat kesalahan rumus ini
dibandingkan dengan penimbangan berkisar 2-6% (Soenarjo, 1988).
3. Rumus Pendugaan
yang digunakan di Denmark
BB = (LD + 18)2
100
Keterangan :
a) BB =
Bobot Badan (kg)
b) LD =
Lingkar Dada (cm)
B. RUMUS PENDUGAAN
BOBOT BADAN UNTUK DOMBA/ KAMBING
1. Rumus
Ardjodarmoko (1975)
BB = (LD2)
x (PB)
104
Keterangan :
a) BB
= Bobot Badan (kg)
b) LD =
Lingkar Dada (cm)
c) PB =
Panjang Badan (cm)
d) Rumus ini
merupakan penyempurnaan dari rumus Winter, yang diaplikasikan pada kambing /
domba.
C. RUMUS PENDUGAAN
BOBOT BADAN UNTUK KERBAU
1. Rumus Sutardi
(1975)
BB (kg)
= - 920,72
+ 11,904 LD (cm) – 28,869 LD2
2. Rumus Camoens
(1976)
Y = 40 TP – 11 LD – 450
Keterangan :
a) Y = Bobot badan (pounds)
b) TP = Tinggi
Pundak (inchi)
c) LD = Lingkar
Dada (inchi)
Sejumlah peneliti mencoba membuktikan keakuratan
rumus-rumus itu diuji-cobakan terhadap beberapa kelompok sapi antara bobot
taksir dan bobot timbangan. Hasilnya rumus Scheiffer dan Lambourne lebih
mendekati berat real sapi sebenarnya dengan tingkat kesalahan di bawah 10
persen. Sedangkan rumus Schoorl tingkat kesalahannya mencapai 22,3 persen.
Perbedaan perhitungan berat pada mahluk hidup adalah wajar, karena bobot hewan
sangat dipengaruhi situasi dan kondisi lingkungan, yakni gelisah (stress),
habis makan, banyak minum atau baru buang feses. Hewan yang ditimbang
sekalipun, akibat buruk perlakuan dan pengangkutan dapat menyebabkan susut
tubuh 5-10%.
Dengan memperoleh angka taksiran bobot hidup, maka
persentase karkas dan daging dapat segera diketahui. Karkas sapi berkisar 47-57
persen dari bobot hidupnya dan daging 75 persen dari karkas. Untuk domba
persentase karkasnya sekitar 45 persen dan dagingnya 75 persen dari karkas.