FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS TELUR
Sabtu, 28 Maret 2015
Edit
Telur adalah salah satu bahan makanan asal ternak yang bernilai
gizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia seperti protein dengan asam amino yang lengkap, lemak, vitamin,
mineral, serta memiliki daya cerna yang tinggi (Sirait, 1986).
Menurut Sudaryani (2003), telur merupakan produk peternakan yang memberikan
sumbangan terbesar bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Dari sebutir
telur didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung zat–zat gizi yang
sangat baik dan mudah dicerna. Oleh karenanya telur merupakan bahan pangan yang
sangat baik untuk anak–anak yang sedang tumbuh dan memerlukan protein dan
mineral dalam jumlah banyak dan juga dianjurkan diberikan kepada orang yang
sedang sakit untuk mempercepat proses kesembuhannya. Telur mempunyai kandungan
protein tinggi dan mempunyai susunan protein yang lengkap, akan tetapi lemak
yang terkandung didalamnya juga tinggi.
Secara umum, telur terdiri atas 3 komponen pokok, yaitu : kulit
telur atau cangkang (±11% dari berat total telur), putih telur (±57% dari berat
total telur), dan kuning telur (±32% dari berat total telur). Adapun
bagian-bagian telur secara rinci dapat dilihat di bawah ini
keterangan gambar :
1. Kulit luar (shell) dengan
lapisan tipis di bagian luar (mucus).
2. Selaput tipis yang
menempel pada shell selaput tipis lain yang melekat pada
puctoihmtmeliutrto(muesmerbrane).
3. Lapisan putih telur (egg
white) pada 2 tempat, dekat dengan kulit (3a) dan yang dekat dengan kuning
telur (3b) kondisinya lebih encer.
4. Lapisan putih telur
kental (diapit 2 lapisan putih telur encer ).
5. Kuning telur (yolk).
6. Titik benih (lembaga)
atau germ spot.
7. Tali pengikat kulit
telur (chalazeae).
8. Rongga udara (air
space).
9. Lapisan luar kuning
telur (vitellin) (Suprapti, 2002).
Faktoryang mempengaruhi kualitas telur antara lain :
1. Penyakit
Beberapa jenis penyakit
ayam, seperti ND (newcastle disease) dan infeksi bronkitis dapat
menimbulkan abnormalitas pada kulit telur. Bahkan penyakit tersebut juga
menimbulkan penurunan kualitas pada putih telur dan kuning telur
2. Suhu Lingkungan Induk
Suhu yang panas akan
mengurangi kualitas putih telur dan mengurangi kekuatan maupun ketebalan kulit
telur. Hal ini disebabkan oleh penurunan nafsu makan pada ayam sehingga zat-zat
gizi yang diperlukan tidak mencukupi. Suhu yang diperkenankan maksimal mencapai
29 0C (85 0F) (Sudaryani, 2003).
3. Pakan
Kualitas pakan juga
akan mempengaruhi kualitas kuning telur serta putih telur. Untuk memenuhi
sejumlah unsur nutrisi, ayam memperoleh pakan dari berbagai bahan makanan.
Bahan pakan sebagai sumber energi yaitu jagung kuning, jagung putih dedak,
bekatul dan ubi kayu. Bahan pakan sebagai sumber protein yaitu bungkil kacang
kedelai, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa. Bahan makanan sebagai sumber
mineral yaitu tepung tulang, tepung kerang, tepung ikan (Rasyaf, 1994).
4. Suhu Penyimpanan Telur
Suhu optimum
penyimpanan telur antara 12-15 C dan kelembapan 70-80%. Di bawah atau di atas
suhu tersebut akan berpengaruh kurang baik terhadap kualitas telur. Penyimpana
telur dalam skala besar sebaiknya dilakukan di ruang yang berpendingin
(ber-AC). Jika tidak terdapat AC, dalam ruang penyimpanan dapat diletakkan
ember berisi air yang berfungsi untuk menjaga kelembapan ruang. Dengan cara ini
penguapan cairan di dalam telur dapat dikurangi (Sudaryani, 2003).
5. Lama Penyimpanan
Telur
memiliki kelemahan
yaitu
mudah rusak selama
penyimpanan yang disebabkan adanya mikroba yang
mengkontaminasi telur. Makin lama penyimpanan telur maka makin menurunkan kualitas
telur yang
diakibatkan keluarnya gas karbondioksida (CO2) pada telur.
Sumber :
Rasyaf, M., 1994.
Makanan Broiler. Kanisius, Yogyakarta
Sirait, C. H. 1986. Telur
dan Pengolahannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Sudaryani,
T. 2003. Kualitas Telur. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suprapti, M. L. 2002.
Pengawetan Telur. Kanisius. Yogyakarta.