FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN BUNTING PADA KELINCI
Rabu, 18 Maret 2015
Edit
Kegagalan
reproduksi pada ternak kelinci adalah berupa kegagalan kebuntingan dan liter
size yang rendah. Jika didalam melakukan budidaya ternak kelinci, terutama
sekali dalam melaksanakan manajemen perkawinan yang dilakukan secara
sembarangan sangat berpotensi untuk terjadinya kegagalan kebuntingan. Bila hal
ini terjadi berarti suatu kerugian. baik rugi waktu dan tenaga. juga rugi
biaya. Untuk mencegah atau memperkecil kegagalan reproduksi pada ternak
kelinci. terlebih dahulu harus mengetahui penyebab dari kegagalan tersebut. Ada
beberapa penyebab kegagalan reproduksi pada ternak kelinci yang umum yaitu
1. Umur induk dan pejantan yang terlalu muda
untuk dikawinkan.
Hal ini sering terjadi
jika peternak mendapatkan calon bibit dari peternakan yang tidak membuat
silsilah dan tidak ada catatan produksi dan reproduksi. Akibatnya peternak
tidak tahu umur dari calon bibit yang akan dikawinkan dan akan langsung
mengawinkannya. Dewasa kelamin pada ternak kelinci sangat bervariasi dan sangat
bergantung pada breed nya. Kelinci betina lebih dahulu dewasa kelamin dari pada
kelinci jantan. Untuk kondisi Indonesia hasil survei pada peternakan rakyat.
kelinci jantan pertama kali dikawinkan pada umur 8 bulan sedangkan pada kelinci
betina pada umur 6 bulan (Sastrodihardjo. 1985). Untuk kelinci betina
sebenarnya dapat diketahui apakah telah birahi atau tidak. yaitu dengan cara
memeriksa vagina kelinci . Jika vagina kelinci membengkak dan berwarna
kemerahan berarti kelinci betina sedang birahi clan menerima pejantan.
Sedangkan untuk kelinci jantan. Walaupun sudah dapat melakukan perkawinan pada
umur 4 bulan akan tetapi untuk menclapatkan fertilitas yang baik adalah pada
umur 8 bulan.
2. Terjadinya bunting semu akibat dari
penanganan yang kasar
Bunting semu pada
ternak kelinci merupakan kejadian yang biasa pada ternak kelinci. Pada kejadian
bunting semu induk kelinci seolah-olah akan beranak. yang ditandai dengan
mencabuti bulu pada hari ke 16 - 19. Hal ini disebabkan oleh penanganan yang
kasar. dinaiki oleh betina lain atau waktu dikawinkan ticlak terjadi
perkawinan. Perlakuan ini menyebabkan adanya corpus luteum persisten yang
tertahan selama 2 minggu. Jika induk dikawinkan biasanya akan terjadi
kebuntingan.
3. Kualitas semen pejantan yang kurang baik
Kegagalan kebuntingan
pada induk dapat juga disebabkan oleh kondisi semen pejantan yang kurang baik.
Hal ini terjadi akibat clan seringnya pejantan dikawinkan. sehingga semen yang
dihasilkan pada waktu kawin kuantitas dan kualitasnya menurun. Oleh karena itu
sebaiknya perlu dilakukan pemeriksaan semen pejantan secara berkala yang
meliputi pemeriksaan makroskopis seperti volume. warns. bau clan kekentalan
clan pemeriksaan mikroskopis seperti gerakan massa. konsentrasi clan motilitas
4. Kesehatan induk
Induk yang sedang sakit
sebaiknya tidak dikawinkan. karena selain induk mudah abortus juga dapat
menyulitkan kebuntingan akibat clan kegiatan hormonal yang ticlak beraturan.
Selain itu stress lingkungan berupa cekaman suhu yang terlalu panas clan
lingkungan yang terlalu ramai juga dapat menyebabkan terjadinya abortus pada
induk kelinci .
5. Suhu lingkungan yang tidak tepat untuk
mengawinkan
Waktu mengawinkan induk
kelinci yang tepat terutama yang dipelihara pada daerah dataran rendah adalah
pagi hari atau sore hari pada saat suhu lingkungan ticlak terlalu panas.
Sedangkan pada daerah dataran tinggi. Waktu untuk mengawinkan kelinci tidak
menjadi masalah karena suhu lingkungan sudah dalam keadan sejuk sehingga
peternak tinggal menyesuaikan waktu luang yang tersedia. Kegagalan kebuntingan.
banyak terjadi pada perkawinan kelinci yang dilakukan dengan suhu lingkungan
yang terlalu panas. Cekaman lingkungan yang panas pada pejantan dapat
menghambat fertilitas sedangkan pada betina berisiko terjadinya kematian embrio
atau terjadinya abortus. Selain itu ads kecendrungan induk kelinci menghasilkan
liter size yang rendah. sehingga tidak menguntungkan dalam budidaya. Waktu yang
tepat untuk kelinci kawin. adalah pada saat betina sedang estrus. Oleh karena
itu sebelum dikawinkan sebaiknya dilakukan pemeriksaan pada induk. Jika
dipaksakan untuk mengawinkan induk yang tidak estrus. sangat berisiko untuk
tidak terjadinya kebuntingan sehingga dapat merugikan peternak.
6. Cara melakukan perkawinan
Cara kawin dengan kawin
alam. sebaiknya dilakukan pada kelinci dalam satu jenis. Hal ini dimaksudkan
untuk mempermudah penetrasi kelamin jantan pada alat kelamin betina. Perkawinan
yang berbeda breed pada kelinci terutama jika postur pejantan lebih keciI dari
betina akan menyulitkan copulasi. Akibatnya dapat merangsang terjadinya bunting
semu pada induk kelinci. Dan hal ini merupakan kegagalan reproduksi. Perkawinan
dalam satu breed kadang-kadang dapat juga bermasalah. ya[tu pada keadaan induk
kelinci tidak mau untuk dikawini. Pada keadaan seperti ini perlu dibantu.
karena kalau dibiarkan akan berakibat menurunnya libido pejantan clan pada
induk dapat merangsang bunting semu. Untuk melakukan perkawinan silang cara
yang paling cocok adalah dengan metoda Inseminasi Buatan. yaitu suatu
perkawinan dengan mendepositkan semen ke saluran reproduksi kelinci melalui
bantuan operator. Untuk berhasilnya Inseminasi . hal yang perlu diperhatikan
adalah cara melakukan Inseminasi clan juga dalam proses penanganan semen .
7. Kualitas dan kuantitas pakan
Kualitas pakan yang
jelek akan berisiko terjadinya kegagalan kebuntingan pada induk kelinci. karena
nutrisi yang dibutuhkan tidak seimbang. Hal ini sering terjadi pada induk yang
tidak mendapatkan makanan tambahan akan tetapi hanya diberikan hijauan. Demikian
juga dengan kuantitas pemberian pakan pada induk kelinci. pemberian pakan
tambahan sebaiknya secukupnya sesuai dengan kebutuhan induk. Pemberian yang
berlebihan. sangat berisiko terjadinya penimbunan lemak pada saluran reproduksi
induk yang dapat menghambat kebuntingan. Sebaliknya pemberian pakan yang kurang
akan menurunkan kesehatan induk terutama pada pemeliharaan kebuntingan clan
juga pada pembentukan jaringan pada kelenjar mamae induk. Induk yang sedang
bunting apabila tidak mendapatkan pakan yang cukup. sangat berisiko terjadinya
abortus clan kelenjar mamae tidak terbentuk dengan sempurna sehingga produksi
air susunya tidak dapat mencukupi kebutuhan anak. Selain itu dalam pemberian
hijauan pakan ternak harus hati-hati. Karena ada beberapa jenis hijauan yang
memiliki kandungan mimosin yang cukup tinggi seperti daun lamtoro dan
kaliandara. Untuk jenis hijauan seperti ini pemberian pada ternak bunting
sebaiknya dihindari. karena dapat menyebabkan terjadinya abortus. Pemberian
daun lamtoro pada induk bunting dapat mengakibatkan embrio mati dan menempel
pada dinding uterus yang pada akhirnya dapat menghambat terjadinya kebuntingan
berikutnya.
8. Jarak kawin setelah beranak yang terlalu
cepat
Ternak kelinci yang
baru beranak. pada pemeliharaan tradisional yang mencampurkan pejantan clan
induk dalam satu kandang biasanya akan segera dikawini pejantan. Pada dasarnya
induk yang baru beranak. dalam keadaan estrus dan siap menerima pejantan. Jika
terjadi perkawinan biasanya akan terjadi kebuntingan. Yang menjadi persoalan
adalah kesehatan reproduksi induk belum pulih. sehingga pada perkawinan yang
fertil akan menyulitkan embrio untuk berimplantasi (bertaut) pada dinding
uterus. Selain itu akan terjadi tarik menarik hormonal antara hormon yang
mengatur produksi air susu dengan yang mempertahankan kebuntingan. Akibatnya
produksi air susu akan berkurang clan tidak mencukupi kebutuhan. apalagi jika
jumlah anak yang dilahirkan cukup banyak . Selain itu apabila terjadi
kebuntingan. biasanya akan memiliki liter size yang rendah. akibat sulitnya
embrio untuk bertaut pada dinding uterus yang masih luka. Dinding uterus yang
luka akan memproduksi sel darah putih yang berguna untuk mencegah penyakit dan
untuk menyembuhkan yang sekaligus dapat membunuh sperma yang berhasil masuk ke
dalam uterus. Pengamatan di kandang persoaaan Balitnak. induk kelinci Rex yang
dikawinkan I minggu setelah beranak rata liter size adalah 3 ekor. Raharjo at
al (1993) . merekomenclasikan untuk mengawinkan induk setelah 14 hari beranak.
Dengan umur penyapihan 35 hari clan waktu kering kandang I minggu untuk
menyiapkan kelahiran berikutnya. akan mendapatkan litter .size dan bobot sapih
anak yang optimal dengan daya hidup yang lebih baik.
Untuk
mendapatkan File yang lebih lengkap silahkan ambil dari sumbernya langsung,
saya hanya mengambil sebagian saja. Silahkan ambil DISINI
Sumber:
Lwayan Pasek Sumadia Dan R.Denny Purnama 2012. Kegagalan Reproduksi Pada Ternak
Kelinci. Balai Penelitian Ternak,Po.Box 221 Bogor 16002.