MANAJEMEN PENYAPIHAN PADA PEDET
Jumat, 13 Maret 2015
Edit
Salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi reproduksi induk
adalah manajemen penyapihan pedet. Manajemen penyapihan pedet diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi reproduksi induk, yaitu dapat birahi lagi dan kawin
kemudian bunting kembali sehingga dapat memperpendek days open (DO) dan calving
interval (CI). Penyapihan merupakan proses pemisahan antara induk dan pedet
dengan tujuan membatasi hingga menghentikan proses menyusu. Penyapihan pedet
sapi potong di peternakan rakyat umumnya dilakukan antara umur 4-12 bulan. Perbaikan
manajemen penyapihan pedet dan penyediaan gizi pakan yang pada akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi reproduksinya. Salah satu faktor
penyebab panjangnya jarak beranak adalah rendahnya nutrisi dan penyusuan tanpa
pembatasan.
Pedet pedet tersebut berkumpul dengan induknya
selama 24 jam. Hal itu akan berpengaruh terhadap aktivitas ovarium
pascaberanak maupun timbulnya anestrus post partus (APP). Penyusuan
merangsang sekresi prolaktin (Luteotropic Hormone) oleh kelenjar susu.
Kondisi prolaktin yang tinggi menyebabkan suasana progesteron meningkat
sehingga estrogen menjadi rendah yang pada akhimya berpengaruh terhadap
aktualisasi estrus. Terlambatnya estrus menyebabkan periode anoestrus post
partus (APP) semakin panjang. Masa laktasi sapi induk akan mempengaruhi
kebutuhan nutrisi sehingga periode penyusuan pedet akan berdampak terhadap
konsumsi pakan dan waktu penyapihan berhubungan dengan strategi suplementasi
yang memengaruhi berat badan sapi dan kondisi selama masa kering. Secara
berangsur kebutuhan nutrisi pascapartus akan meningkat seiring dengan
peningkatan produksi susu dan terjadinya proses pemulihan organ reproduksi.
Pada umumnya, pemenuhan kebutuhan pakan pada masa laktasi lebih rendah dari
kebutuhannya sehingga terjadi keseimbangan energi negatif. Secara fisiologis,
induk dalam kondisi keseimbangan energi yang negatif akan menyebabkan gangguan
keseimbangan hormonal sehingga proses folikulogenesis, estrus,
dan ovulasi menjadi terhambat karena nutrisi merupakan prekursor dan energi
yang harus tersedia untuk menjamin kecukupan produksi hormon serta mengantarkan
hormon menuju sel target.
Westhuizen et al., (2001)
mengatakan bahwa penyapihan pedet yang lebih awal akan mempercepat kembalinya
kondisi badan induk dan kembalinya sekresi hormon yang mendukung perkembangan
ovarium sehingga akan memperpendek APP.
Pemberian pakan tambahan pada pedet yang disapih dapat meningkatkan
pertumbuhan meskipun sudah tidak mendapatkan air susu dari induknya dengan
syarat pakan tambahan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan gizi pedet. Masa
laktasi sapi induk akan mempengaruhi kebutuhan nutrisi, sehingga periode
penyusuan pedet akan berdampak terhadap konsumsi pakan dan waktu penyapihan berhubungan dengan strategi suplementasi
yang mempengaruhi berat badan sapi dan kondisi selama masa kering (Short et
al.,1996)
Affandhy dkk. (2010) menyatakan bahwa penyapihan
pedet yang lebih dini akan mempercepat pemulihan organ reproduksi induk
sehingga aktivitas reproduksinya cepat kembali normal. Penyapihan pedet umur
12 minggu pada peternakan lahan kering menunjukkan tingkat anoestrus post
partus (APP) dan calving interval lebih pendek dibandingkan dengan penyapihan
pedet pada umur 16 minggu. Disarankan untuk penyapihan pedet di peternak pada
umur 12 minggu (3 Bulan).
Sumber
:
Affandhy, L., A.
Rasyid dan N. H. Kreshna. 2010. Pengaruh Perbaikan Manajemen Pemeliharaan Sapi
Potong Terhadap Kinerja Reproduksi Induk Pascaberanak (studi kasus pada sapi
induk PO di Usaha Ternak Rakyat Kabupaten Pati Jawa Tengah). Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010, Pasuruan
Affandi L., W.
Pratiwi, D. Pamungkas, D.B. Wijono, P.W. Prihadiri dan P. Situmorang. 2007.
Peningkatan Produktivitas Sapi Potong Melalui Efisiensi Reproduksi. Laporan
Penelitian Loka Sapi Potong.
http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=4374:penyapihan-pedet-pada-peternakan-lahan-kering&catid=14:info-teknologi&Itemid=23
Short, R.E., E.E. Grings, M.D. MacNeil,
R.K. Heitschmidt, M.R. Haferkamp, and D.C. Adams. 1996. Effect of Time of
Weaning, Supplement, and Sire Breed of Calf During The Fall Grazing
Period on Cow and Calf Performance. J. Anim. Sci. 74:1701-1710.
Westhuizen, R.R., S.J. Schoeman, G.F.
Jordan and J.B. Van Wyk.2001. Genetic Parameters for Reaproductive Traits in
A Beef Catlle Herd Estimated Using Multitraits Analysis. http://www.sasas.co.za/sajas.html
(24 Sep 2009).