PROLAPSUS UTERI (BROYONG) PADA TERNAK
Minggu, 08 Maret 2015
Edit
Prolapsus uteri
(broyong) adalah kondisi dimana rahim (uterus) ternak betina keluar dari tubuh
pada saat ternak betina tersebut merejan. Kondisi ini akan selalu berulang
kecuali dengan penanganan yang cermat. (Toelihere 2008) Menambahkan bahwa
Prolapsus uteri adalah mukosa uterus keluar dari badan melalui vagina secara
total ada pula yang sebagian. Prolapsus atau pembalikan uterus sering terjadi
segera sesudah partus dan jarang terjadi beberapa jam sesudah itu. Predisposisi
terhadap prolapsus uteri menurut Toeliehere (1985) adalah pertautan mesometrial
yang panjang, uterus yang lemah, atonik dan mengendur, retensi plasenta pada
apek uterus bunting dan relaksasi daerah pelvis yang berlebihan.
Penyebab
Prolapsus Uteri:
1.
Ternak selalu dikandangkan.
2.
Tingginya hormon estrogen.
3.
Tekanan intra abdominal saat berbaring
4.
Kelainan genetik.
5.
Ternak di kandang dengan bagian belakang lebih rendah daripada bagian depan.
Menurut
Toeliehere (1985) Prolapsus uteri sering terjadi pada sapi yang sudah sering
partus dan hewan yang telah berumur tua dan makanan yang kurang baik selama
hewan itu dipelihara dalam kandang, menyebabkan keadaan ligamenta penggantung
uterus menjadi kendor, lemah dan tidak cepat kembali ke posisi sebelum bunting.
Gejala
klinis/ Tanda-tanda Prolapsus Uteri
1. Nafsu makan dan minum turun.
2. Ternak gelisah.
3. Ternak biasanya berbaring tetapi dapat pula
berdiri dengan uterus menggantung kebelakang.
4. Selaput fetus dan atau selaput mukosa uterus
terbuka dan biasanya terkontaminasi dengan feses, jerami, kotoran atau gumpalan
darah.
5. Uterus biasanya membesar dan udematus
terutama bila kondisi ini telah berlangsung 4-6 jam atau lebih.
Tindakan
pencegahan prolapsus uteri
1. Membuat desain lantai kandang yang tidak
terlalu miring.
2. Ternak di exercise (ternak di umbar).
3. Kontrol manajemen pakan sehingga ternak yang
bunting tidak mengalami kegemukan
4. Jangan memelihara ternak yang pernah
mengalami kejadian prolaps vagina atau rektal pada saat bunting.
Penanganan
prolapsus uteri
Penanganan secara teknis yaitu dengan menempatkan
ternak pada kandang dengan kemiringan 5 –15 cm lebih tinggi dari bagian
belakang. Penanganan prolapsus dipermudah dengan handuk atau sehelai kain basah.
Uterus dipertahankan sejajar vulva sampai datang bantuan. Uterus dicuci bersih
dengan air yang dibubuhi antiseptika sedikit. Uterus direposisi. Sesudah uterus
kembali secara sempurna ketempatnya, injeksi oksitosin 30-50 ml intramuskuler.
Kedalam uterus dimasukkan larutan tardomisol (TM) atau terramisin. Dilakukan
jahitan pada vulva dengan jahitan Flessa atau Buhner. Jahitan vulva dibuka
dalam waktu 24 jam. Dalam waktu tersebut servik sudah menutup rapat dan tidak
memungkinkan terjadinya prolapsus. Penyuntikan antibiotik secara intramuskuler
diperlukan untuk membantu pencegahan infeksi uterus. Prinsip dasar penanganan
kasus ini adalah mengembalikan organ yang mengalami prolaps ke posisi
normalnya.
Ini adalah sebuah penanganan darurat untuk kasus
prolapsus uteri yang sering terjadi apabila peralatan dan obat yang terbatas.
1. Siapkan air bersih.
2. Sediakan sekitar 4 buah es batu (biasanya
dibungkus plastik @ 1liter)
3. Siapkan alkohol.
4. Siapkan jarum jahit/ 1 set alat jahit (kalau
tidak ada, pakai jarum karung dan tali rafia -semuanya dicuci air panas dan
direndam dulu dalam alkohol 70%).
5. Cuci alat reproduksi yang keluar dengan air
bersih sekalian sisa placenta dan corpus luteum disingkirkan sekalian, lalu
perlahan-lahan masukkan seluruh organ reproduksi itu kedalam sampai masuk
seluruhnya.
6. Tekan mulut vagina dan masukkan es batu
kedalam, untuk membekukan darah.
7. Jahit luka sobeknya dengan jarum dan tali
rafia.
8. Letakkan ternak pada alas tanah dengan posisi
kaki depan lebih rendah dari kaki belakang
9. Usahakan ternak berada dalam ruangan yang
terbatas, ternak tidak dapat memutar.
10. Injeksi dengan vitamin A, D, E, K serta prepaat
calcium (misalnya Calidex - su ctan sebanyak 25 cc).
11. Beri ternak makan dan minum secukupnya.