SISTEM EKSKRESI PADA UNGGAS (AYAM)
Sabtu, 14 Maret 2015
Edit
Ekskresi
merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2,
H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Sistem ekskresi
adalah suatu sistem yang menyelenggarakan proses pengeluaran zat-zat sisa.
Zat-zat sisa ini merupakan hasil proses metabolisme dalam tubuh yang sudah
tidak berguna lagi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatan mahluk hidup,
semakin kompleks alat ekskresinya. Setiap makhluk hidup mengeluarkan zat sisa
agar tidak membahayakan dan meracuni tubuhnya. Sistem
ekskresi pada unggas (ayam) terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru, dan
kulit. Ayam memiliki sepasang ginjal yang berwarna cokelat. Saluran ekskresi
terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus
(kloaka). Ayam mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan
larutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang
hidung).
Sistem ini sangat penting dan kegagalan (misalnya ketika ginjal sakit atau rusak) ternak menjadi lemah dan akansakit atau rusak) ternak menjadi lemah dan akan mengakibatkan kematian. Fungsi sistem ekstresi pada unggas adalah:
– Pemeliharaan keseimbangan elektrolit
– Pemeliharaan keseimbangan air
– Pembuangan limbah khususnya produk dari metabolisme nitrogen (kecuali karbon dioksida).
Sistem ini sangat penting dan kegagalan (misalnya ketika ginjal sakit atau rusak) ternak menjadi lemah dan akansakit atau rusak) ternak menjadi lemah dan akan mengakibatkan kematian. Fungsi sistem ekstresi pada unggas adalah:
– Pemeliharaan keseimbangan elektrolit
– Pemeliharaan keseimbangan air
– Pembuangan limbah khususnya produk dari metabolisme nitrogen (kecuali karbon dioksida).
1. GINJAL
Ekskresi
air dan sisa metabolik sebagian besar tejadi melalui ginjal. Sistem ekskresi
pada unggas terdiri dari dua bush ginjal yang bentuknya relatif
besar-memanjang, berlokasi di belakang paru-paru, dan menempel pads tulang
punggung. Masing-masing ginjal terdiri dari tiga lobus yang tampak dengan
jelas. Ginjal terdiri dari banyak tubulus kecil atau nephron yang menjadi unit
fungsional utama dari ginjal. Fungsi utama ginjal adalah memproduksi urine,
melalui proses sebagai berikut:
a. Filtrasi darah sehingga air dan limbah
metabolisms diekskresikan.
b. Reabsorpsi beberapa nutrien (misalnya glukosa
dan elektrolit) yang kemungkinan digunakan kembali.
Dengan
demikian, sel dan protein darah disaring keluar dari darah, sedangkan filtrat
melewati tubula ginjal. Air dan zat-zat tertentu untuk tubuh sebagian besar
diabsobsi kembali, sedangkan sisa-sisa produk yang harus dibuang diekskresikan
melalui urine. Ginjal memiliki peran kunci dalam pengaturan keseimbangan dan
mempertahankan keseimbangan osmotik cairan tubuh. Ureter menghubungkan
masing-masing ginjal dengan kloaka. Urine pada unggas terutama tersusun atas
asam urat yang bercampur dengan feses pada kloaka dan keluar sebagai kotoran
berupa material berwarna putih seperti pasta.
2. KULIT
Kulit unggas tidak memungkinkan digunakan sebagai salah
satu alat ekskresi utama karena hampir tidak berkelenjar (Ville et al.,1984).
Ayam hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki
kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk
meminyaki bulu-bulunya
3. PARU-PARU
Alat ekskresi yang lain pada unggas adalah paru-paru.
Selain sebagai alat respirasi, paru- paru juga berfungsi mengeluarkan zat sisa
dari aktivitas metabolisme sel, yaitu CO2 dan air. Keberadaan CO2
dapat menimbulkan gangguan fisiologis yang penting. CO sangat mudah berikatan
dengan air membentuk asam karbonat yang dapat menciptakan suasana asam. Oleh
karena itu, CO yang terbentuk harus segera diangkut dan dikeluarkan dari tubuh
(Isnaeni, 2006).
Sistem urinari bertanggung jawab untuk berlangsungnya
ekskresi bermacam-macam produk buangan dari dalam tubuh. Sistem ini juuga
penting sebagai faktor untuk mempertahankan homeokinesis
(homeostasis), yaitu suatu keadaan yang relatif konstan
dari lingkungan internal di dalam tubuh. Hal tersebut mencangkup faktor-faktor yang beragam seperti keseimbangan air, ph, tekanan
osmotik, tingkat elektrolit, dan konsentrasi banyak zat di dalam plasma.
Pengendalian itu dilaksanakan dengan penyaringan sejumlah besar plasma dan
molekul-molekul kecil melalui glomerulus. Jumlah bervariasi dari tiap-tiap zat
kemudian direabsorbsi baik secara pasif maupun difusi, atau secara aktif oleh
transpor sel tubular.
Sumber
:
Isnaeni, w. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta:
Kanisius.
Ville, Claude a.,
Warren F. Walker, Jr., Robert D. Barnes.
1984. Zoologi Umum (Terjemaham). Jakarta,
Erlangga.