LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN MAYONNAISE
Sabtu, 18 April 2015
Edit
Mayonnaise
adalah jenis bahan pangan berupa emulsi setengah padat yang dibuat dari minyak
nabati, cuka atau asam sitrat, kuning telur dan beberapa bumbu yaitu garam,
gula, paprika, dan MSG. Kadar minyak tidak boleh kurang dari 65% berat dan
membentuk emulsi yang sangat halus dalam cuka dan lemon juice. Mayonnaise
merupakan emulsi minyak dalam air dengan kuning telur berfungsi sebagai
emulsifier (Winarno, 1992). Telur
merupakan sumber protein hewani yang mempunyai nilai zat gizi tinggi, karena
didalamnya mengandung protein, lemak, karbohidrat, dan air. Protein telur
sangat mudah untuk dicerna, diserap, dan digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan
dan perkembangan jaringan-jaringan tubuh. Selain itu, telur khususnya kuning
telur banyak mengandung vitamin A, D, E, K juga merupakan sumber mineral yang
baik terutama zat besi, untuk membuat mayonnaise telur khususnya kuning
telur merupakan bahan utama didalamnya. Hal ini dikarenakan telur berfungsi
untuk memberi kekentalan pada mayonnaise (Audina, 2011).
Kuning telur
sebagian besar tersusun oleh lipoprotein suatu zat pengemulsi dan stabilitator
yang baik dari seluruh telur. Lipoprotein kuning telur bersifat koloid senang
air terserap diantara minyak dan air. Kuning telur besar sekali manfaatnya dalam pembuatan mayonnaise
dan salad dressing (Maxes, 1998).
Mayonnaise merupakan produk emulsifikasi pH rendah. pH sendiri
merupakan suatu zat/senyawa yang dipengaruhi oleh sifat dari zat/senyawa
tersebut. Mayonaise disukai oleh konsumen karena rasanya yang khas. Mayonnaise
terdapat rasa asam yang dikarenakan oleh penambahan cuka, rasa manis yang
dihasilkan gula, asin yang terdapat pada garam, memiliki rasa sedikit pedas dan
sedikit menyengat dilidah dan langit-langit mulut akibat adanya mustard
dalam mayonnaise tersebut (Riyanto, 2000).
Mustard adalah salah satu rempah-rempah yang berasal dari biki
tanaman sesawi (beberapa jenis Brassica dan Sinapis) yang dihaluskan, sebelum
diencerkan dengan air dan ditambah bahan-bahan lain. Rempah ini memiliki rasa
sedikit pedas dan sedikit menyengat dilidah dan langit-langit mulut. Mustard
telah lama menjadi penyedap dalam khazanah boga Eropa. Mustard
ditambahkan sewaktu membuat beberapa jenis saus seperti mayonnaise
(Wenfuu, 2011).
Garam atau NaCl
dalam pembuatan mayonnaise sebagai pemberi rasa asin pada mayonnaise.
Selain itu, garam juga berfungsi untuk memperkuat emulsi antara minyak dan air
dalam campuran mayonnaise. Penambahan garam 0,5%-1,7% dapat meningkatkan
stabilitas suatu sistem emulsi. Peningkatan viskositas dari kuning telur dengan
penambahan garam memberikan efek terhadap stabilitas sistem emulsi
(Paundrianagari, 2011).
A. Materi dan
Metode
1. Materi
a. Alat
1) Beaker glass
2) Gelas ukur
3) Alumunium foil
4) Kompor listrik
b. Bahan
1) Egg yolk
2) Cider vinegar (5% acetic acid)
3) Garam
4) Gula
5) Dry mustard
6) Corn oil
2. Metode
a. Memisahkan yolk
dan memasukkan kedalam beaker glass kemudian dihomogenkan.
b. Mempasteurisasi
yolk
pada suhu 48oC selama 3,5 menit.
c. Menambahkan cider
vinegar, garam, dry mustard, gula, dan corn oil sedikit demi
sedikit.
d. Menuangkan
kedalam gelas ukur 600 ml, kemudian tutup dengan alumunium foil.
e. Mendiamkan pada suhu kamar selama 24 jam.
f. Menguji
organoleptik dengan membandingkan dengan kontrol.
B. Hasil dan
Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
Tabel 8. Uji
Organoleptik Mayonnaise Hasil Praktikum
No
|
Uji
|
Hasil
|
1
|
Rasa
|
Tidak begitu asam
|
2
|
Warna
|
Kuning
|
3
|
Bau
|
Amis
|
4
|
Tekstur
|
Lembut
|
5
|
Kesukaan
|
Suka
|
Sumber : Laporan Sementara
Tabel 9. Uji
Organoleptik Mayonnaise Kontrol (Komersial)
No
|
Uji
|
Hasil
|
1
|
Rasa
|
Asin dan gurih
|
2
|
Warna
|
Putih
|
3
|
Bau
|
Asam
|
4
|
Tekstur
|
Kental
|
5
|
Kesukaan
|
Suka
|
6
|
pH
|
5,9
|
Sumber : Laporan Sementara
2. Pembahasan
Mayonnaise
merupakan produk emulsifikasi pH rendah. pH sendiri merupakan suatu zat/senyawa
yang dipengaruhi oleh sifat dari zat/senyawa tersebut. Mayonaise disukai
oleh konsumen karena rasanya yang khas. Mayonnaise terdapat rasa asam
yang dikarenakan oleh penambahan cuka, rasa manis yang dihasilkan gula, asin
yang terdapat pada garam, memiliki rasa sedikit pedas dan sedikit menyengat
dilidah dan langit-langit mulut akibat adanya mustard dalam mayonnaise
tersebut (Bambang, 2000). Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan diperoleh
hasil uji organoleptik pada mayonnaise kontrol (komersial) menunjukkan
bahwa mayonnaise kontrol (komersial) lebih disukai oleh orang
dikarenakan rasa yang lebih asin dan gurih, warna lebih menarik, tekstur lebih
kental, dan aroma khas. Hal ini dikarenakan dalam proses pembuatannya lebih
steril dan alat yang digunakan lebih canggih atau modern. Kekurangan dari mayonnaise kontrol
yaitu mengandung beberapa bahan pengawet didalamnya.
Berdasarkan uji organoleptik pada mayonnaise hasil
praktikum menunjukkan bahwa mayonnaise dari hasil praktikum juga
disukai oleh orang tetapi masih banyak kekurangan dalam hasil mayonnaise dari
hasil praktikum ini yaitu rasa lebih dominan telur, warna kurang menarik yaitu
kuning, tekstur terlalu cair dan lembut, dan aroma amis telur. Hal ini
dikarenakan pada proses pembuatan kurang steril dan alat yang digunakan
sederhana. Kelebihan dari mayonnaise tradisional ini yaitu tidak
mengandung bahan pengawet dan dapat dibuat sesuai dengan keinginan. Perbedaan
antara mayonnaise komersial dengan mayonnaise tradisional selain
pada alatnya juga terdapat pada perbedaan bahan-bahan penyusun lainnya. Mayonnaise buatan sendiri mengandung kadar lemak hingga 85%,
sedangkan mayonnaise produksi pabrik mengandung kadar lemak sekitar 70-80%. Mayonnaise rendah lemak mengandung tepung dan bahan pengisi lain
untuk meniru mayonnaise yang asli.
Gambar
Perbandingan Mayonnaise Komersial
dengan Mayonnaise hasil
C. Kesimpulan
Mayonnaise merupakan salah satu jenis saus yang dibuat dari bahan utama minyak
nabati, telur ayam dan cuka.
Mayonnaise umumnya digunakan sebagai perasa pada makanan. Berdasarkan
hasil praktikum uji organoleptik pada mayonnaise hasil praktikum dan mayonnaise
kontrol (komersial) banyak perbedaan dari segi rasa, warna, bau dan tekstur
pada mayonnaise tersebut. Berdasarkan praktikum
hasil dari yang dibuat rasa lebih
dominan telur, warna kurang menarik yaitu kuning, tekstur terlalu cair dan
lembut, dan aroma amis telur dibandingkan dengan hasil
komersial. Perbedaan tersebut
dapat terjadi karena beberapa faktor salah satunya adalah bahan-bahan penyusun
dari pembuatan mayonnaise tersebut dan cara pembuatan dari mayonnaise
tersebut pada hasil praktikum pembuatan mayonnaise dilakukan dengan alat
yang sederhana dan kurang steril sedangkan pada mayonnaise komersial
pembuatan dilakukan sengan alat yang modern dan lebih steril.
D. Daftar Pustaka
Audina.
2011. Perbandingan Mutu Mayonnaise Telur Ayam dan Mayonnaise Telur itik.
Institut Pertanian Bogor.
Maxes, P.A. 1998. Ilmu
Pangan. Gramedia. Jakarta.
Paundrianagari.
2011. Peranan Lemak dalam Mayonnaise. Universitas Diponegoro. Semarang.
Riyanto, Bambang.
2000. Mempelajari Perubahan Kestabilan Asam Lemak Omega-3 dalam Mayonnaise Sari
Minyak Ikan Hasil Samping Pengalengan Lemuru Selama Penyimpanan. Jurusan
Pengolahan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor.
Wenfuu.
2011. Bahan Makanan Antioksidan dan Sekuestran. Universitas Hassanudin
Makassar. Makassar.
Winarno, F.
G. 1992. Kimia Pangan Dan Gizi. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.