PENYAKIT PASTEURELLOSIS PADA TERNAK KELINCI
Minggu, 05 April 2015
Edit
Pasteurella adalah genus sekelompok bakteri yang termasuk
dalam familia Brucellaceae (Brunner dan gillepsie, 1973). Pemberian nama
tersebut didasarkan atas jasa seorang ahli mikrobiologi asal prancis bernama
Pasteur. Beliau berhasil untuk pertama kalinya mengidentifikasi mikroorganisme
penyebab penyakit kolera pada ayam, yang sekarang ini dikenal sebagai
pasteurella multocida. Pasteurellosis merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri pasteurella.
Pasteurella multocida adalah spesies yang paling sering menginfeksi manusia.
Pasteurella multocida juga dapat menyerang ternak anatara lain kelinci, kucing,
dan anjing. Pasteurolosis yang menyerang kelinci paling sering terjadi pada
kelinci betina dan kelinci dewasa. Infeksi bakteri Pasteurella multocida dapat
menyebabkan penyakit pernafasan yang parah, umumnya ditandai dengan antara lain infeksi hidung, sinusitis,
infeksi telinga, konjungtivitis, radang paru-paru, dan infeksi umum dari darah. Kondisi ini sering disebut
sebagai “ingusan” karena napas mendengus
membuat kelinci terkena dampak suara. Hal ini juga dapat menyebabkan abses
di subkutan (di bawah lapisan atas kulit) jaringan, tulang, sendi, atau organ
internal di kelinci.
Kelinci yang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat, tidak menunjukkan gejala infeksi.
Namun, bakteri Pasteurella multocida sangat menular, menyebar melalui
kontak langsung, atau melalui udara dalam jarak dekat. Banyak kelinci yang
terinfeksi saat lahir melalui infeksi vagina, atau segera setelah lahir
sedangkan pada kontak dekat dengan induk yang terinfeksi. Jika bakteri Pasteurella
multocida menjadi aktif dalam saluran hidung, infeksi yang dihasilkan dapat
menyebabkan rhinitis (iritasi dan radang hidung) pada awalnya. Infeksi
akan menyebar kedalam sinus dan tulang wajah, dan selanjutnya ke dalam ke
telinga, hidung melalui air mata saluran untuk mata, melalui trakea ke saluran
pernafasan lebih rendah, dan melalui darah sendi, tulang, dan sistem organ
lainnya.
A. Tinjauan Pustaka
Penyakit Pasteurellosis disebabkan oleh bakteri Pasteurella
multocida. Nama lain adalah Bacterium leptiseptica, Bacillus
leptiseptica, Pasteurella leptiseptica dan Pasteurella septica.
Penyakit ini sering ditemukan dalam koloni kelinci laboratorium dan sangat
menular. Pasteurellosis dapat menyebar secara langsung jika kelinci sehat
kontak dengan kelinci yang sakit atau tidak langsung yaitu kelinci sehat
dipindahkan ke kandang penderita tanpa disterilisasi. Pada kelinci sering
menimbulkan kekebalan ringan sesudah kelinci terinfeksi. Beberapa hewan dapat
menjadi karier meskipun tampak sehat, dan mungkin hewan ini menjadi sumber
infeksi dalam koloni kelinci. Penyakit ini biasanya bersifat kronik dengan
gejala ke luar eksudat encer atau nanah dari hidung dan mata ( Smith dan
Mangkoewidjojo, 1988 ).
Penyakit Pasteurellosis dapat diagnosis dengan
isolasi dan identifikasi bakteri dari paru-paru kelinci sakit. Jika diadakan
pemeriksaan pascamati, ditemukan radang akut sampai kronik diselaput lendir
saluran pernapasan dan paruparu. Biasanya lesi disertai rhinitis,
sinusitis,otitis, meningitis dan bronkho pneumonia. Abses dapat
ditemukan di tubuh kelinci terutama di kepala. Dalam keadaan akut terjadi
septisemia biasanya kelinci mati dalam waktu 48 jam. Pemeriksaan pascamati pada
bentuk akut tampak kongesti pembuluh darah sistim pernapasan, trakeaitis,
kelenjar pertahanan membesar dan pendarahan di bawah kulit. Hewan yang
terinfeksi P. multocida sebaiknya dibinasakan biasanya diobati tidak
akan berhasil. Seluruh kandang dan kamar kelinci juga peralatannya harus
disterilkan. Penyakit ini bisa menular ke manusia, tetapi sangat menular ke
kelinci lain dan hewan percobaan lain.
Kadar amoniak yang tinggi turut bertanggung jawab atas
terbiaknya organisme yang menyebabkan snuffles. Pembuangan kotoran yang lebih
sering, dikombinasikan dengan ventilasi yang baik tampaknya mengurangi
kehadiran penyakit kareana pasteurellosis. Kebersihan kandang merupakan
salah satu faktor penting tidak timbulnya pasteurellosis (Patton et
al., 1980).
Penyakit Pasteurellosis biasanya bersifat kronik
dengan gejala keluar eksudat encer atau nanah dari hidung mata. Bulu kaki depan
terutama disekeliling kuku tampak kusut dan banyak eksudat kering.
Kadang-kadang disertai pneumonia, pyometra, orchitis, otitis media,
subcutaneus abces dan septicemia. Kelinci yang sakit biasanya bersin dan
batuk bisa diakhiri dengan kematian akut, kelinci sakit tiba-tiba mati. Jika
kelinci sembuh bisa sebagai karier (Harknes dan Wagner, 1983).
Jenis hewan yang dapat terserang mempunyai derajat
kerentanan yang berbeda. Dimana kuman Pasteurella terkadang hanya
bersifat saprofit pada hewan yang menjadi induk semang dan hewan tersebut
menjadi pembawa penyakit. Selain itu juga menjadi sumber penularan bagi hewan
lain yang rentan (Baraniah, 2009).
B. Pengertian
Penyakit Pasteurellosis
Pasteurellosis merupakan semua penyakit terkait dengan pasteurella multocida. Manifestasi
dari penyakit bervariasi dan termasuk rhinitis (snuffles), pneumonia,
pyometra, orchitis, otitis media, konjungtivitas, abses, subcutaneous, dan
septikemia. Pasteurella multocida adalah penyebab berbagai penyakit
pada mamalia, burung maupun unggas. Seperti kolera pada unggas, athropi
rhinitis pada babi dan hemoragik
septiceamea pada sapi dan kerbau. Hal ini juga dapat menyebabkan penyakit zoonosis
infeksi pada manusia. klasifikasi bakteri Pasteurella multocida.
Klasifikasi
bakteri Pasteurella multocida
C. Penyebab
Penyakit Pasteurellosis
Pasteurillosis disebabkan oleh bakteri Pasteurella Multocida. Genus Pasteurella terdiri dari beberapa spesies,
diantaranya P. multocida yang telah diketahui zoonosis.
Gram negatif, bentuk batang atau kokobasilus, aerobic, non motil. Secara umum
bakteri dapat diisolasi dari nasopharynx berbagai hewan termasuk manusia. Pasteurella
mengacu pada genus dari berbagai jenis bakteri, beberapa di antaranya mungkin
menjadi bagian dari flora normal kelinci. Kekhawatiran muncul dengan Pasteurella
multocida (P.multocida) karena dapat menyebabkan berbagai penyakit (disebut
secara umum sebagai pasteurellosis). Meskipun bakteri dapat menyebabkan
abses, yang terbaik adalah dikenal dalam kaitannya dengan gangguan pernafasan.
Sementara P. multocida dapat memiliki luas
mempengaruhi kesehatan, banyak kelinci yang kuat sistem kekebalan tubuh yang
memerangi dan menghancurkan bakteri atau setidaknya tetap terkendali sehingga
tidak menyebabkan penyakit. Selain itu, tidak semua strain dari P. multocida
memiliki konsekuensi serius, dan banyak dari kelinci yang menunjukkan
tanda-tanda itu hidup sampai usia tua.
D. Penularan
Penyakit Pasteurellosis
Kelinci dapat terinfeksi sebelum penyapihan oleh kontak
dengan kelinci lain yang terinfeksi. Pada saat penyapihan, penyakit juga dapat
ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung. Penularan melalui udara
dapat terjadi, tapi itu bukanlah sebagai kemungkinan metode transmisi sebagai
kontak langsung.
E. Gejala Klinis
Kelinci yang terserang penyakit ini ditandai dengan dispnea,
sesak napas jika pneumonia atau abses, menodai dengan cakar depan, kelebihan
air liur, pembengkakan wajah, penyumbatan saluran air mata, menggaruk telinga,
memiringkan kepala, anoreksia, depresi, rhinitis, sinusitis,
otitis, meningitis dan bronkho pneumonia.
F. Diagnosis
Jika diadakan pemeriksaan pascamati, ditemukan radang
akut sampai kronik diselaput lendir saluran pernapasan dan paru-paru. Biasanya
lesi disertai rinitis, sinusitis,otitis, meningitis dan bronkho pneumonia.
Abses dapat ditemukan di tubuh kelinci terutama di kepala. Dalam keadaan akut
terjadi septisemia biasanya kelinci mati dalam waktu 48 jam. Pemeriksaan
pascamati pada bentuk akut tampak kongesti pembuluh darah sistim pernapasan,
trakeaitis, kelenjar pertahanan membesar dan pendarahan di bawah kulit.
G. Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Bakteri P.multocida ini sangat menular sehingga kelinci
yang terserang penyakit harus dikarantinakan dan dipisahkan dari kelinci lain.
Mengingat kondisi kesehatan yang serius yang dapat hasil dari P. multocida,.
Namun, itu lebih mungkin bahwa kelinci akan menderita sakit kesehatan karena
pola makan yang buruk dan stres. Mengoptimalkan kesehatan kelinci akan
memungkinkan tubuh nya untuk melawan patogen seperti P. multocida serta lebih
cepat pulih dari penyakit atau cedera.
Pencegahan dimulai dengan memberikan perawatan dasar yang
tepat, termasuk diet yang tepat; ruang hidup bersih. Menjaga kelinci agar tetap
sehat akan mengurangi stres dan sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat. Berikut
adalah beberapa metode untuk mendukung sistem kekebalan tubuh kelinci antara
lain
1. Feed diet tepat,
termasuk jumlah terbatas kualitas rumput dan menyediakan air tawar.
2. Ruang
hidup di daerah yang bebas dari konsep, suara keras, dan bahan kimia / parfum.
3. uap amonia dapat meningkatkan adanya bakteri P. multocida disekitar kandang, sehingga kebersihan sekitar kandang harus selalu dijaga.
4. Cuci mangkuk air dan makanan sehari-hari.
5. Cuci tangan apabila hendak memegang kelinci
sesering dengan sabun dan air untuk membantu mencegah penyebaran bakteri.
6. Buka jendela bila memungkinkan untuk
memungkinkan pertukaran udara dan untuk membantu membersihkan suasana dalam
ruangan polutan dan debu dari rumput.
Pertimbangkan untuk menggunakan alat pembersih udara.
7. Menjaga suhu ruangan yang dingin untuk
mencegah panas stres atau kelelahan.
8. Lakukan check-up secara rutin, mencatat hal-hal
seperti perubahan berat, gumpalan atau benjolan, dan tanda-tanda infeksi. Ambil
kelinci anda ke dokter hewan bila Anda mencurigai adanya masalah kesehatan.
H. Pengobatan
Penyakit
Pengobatan difokuskan pada gejala bersin dan demam.
Hidrasi, gizi, kehangatan, dan kebersihan (menjaga lubang hidung bersih) sangat
penting. Antibiotik dan antimikroba akan digunakan untuk menghilangkan infeksi
bakteri, dan obat nyeri atau obat penenang ringan dapat digunakan.
Jika kelinci mengalami kesulitan bernapas, humidifikasi
lingkungan sering membantu untuk mengeluarkan cairan dari hidung dan membuat
kelinci itu lebih nyaman. Saline nebulization (aplikasi dengan spray cairan)
dapat membantu untuk humidifikasi dari hidung juga. Perawatan harian mencakup
pembilasan mata dan saluran hidung untuk menghapus bagian-bagian dari materi
yang mengering.
KESIMPULAN
Bakteri pasteurella
multocida merupakan penyebab penyakit paseteurellosis. Gejala yang timbul dari
penyakit Pasteurellosis ditandai dengan dispnea, sinusitis, rhinitis dan
menjalar ke telinga sehingga menyebabkan otitis medio dan berpengaruh ke otak
sehingga terjadinya meningtis. Otitis medio menyebabkan kelinci mengalami
torticollis. Diagnosis terhadap penyakit pasteurellosis pasca mati ditemukan
abses di kepala dan dalam keadaan akut kelinci dapat mati.perlunya pengendalian
serta pencegahan terhadap penyakit pasteurellosis dan dapat dilakukan dengan
cara menjaga kelinci agar tetap sehat dan mengkarantinakan kelinci. Selain itu
perlu diberikan obat agar kelinci dapat sembuh meskipun tidak bisa sembuh
total.
DAFTAR PUSTAKA
Hagen. 1976.
Domestic Rabbits : Diseases and parasities. Vetenarian. Western Region. Agricultural Research Service. Department of
Veterinary Phatology. Lowa State University Ames Lowa.
Harkness, J.
E and J. E. Wagnes. 1983. The Biologi and Medicine of Rabbits and Rodents 2nd
Ed, Lea and Febiger, Philadelphia.P.P 1-112.
Smith, J. B.
Dan Mangkoewidjojo.1988. Pemeliharaan Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan
di daerah Tropis. UI Press.