RUMPUT BEDE/ SIGNAL (BRACHIARIA DECUMBENS)
Senin, 06 April 2015
Edit
Rumput
Brachiaria decumbens (bede) disebut juga rumput signal berasal
dari Afrika timur. Brachiaria decumbens mempunyai ciri-ciri, tinggi
tanaman 30-45 cm, daun kaku dan pendek, ujung daun meruncing, mudah berbunga,
bunga berbentuk seperti bendera. Brachiaria decumbens disebut rumput
gembalaan yang tumbuh menjalar dengan stolon membentuk hamparan yang lebat.
Rumput bede termasuk rumput berumur panjang, dapat tumbuh dengan membentuk
hamparan lebat dan penyebarannya sangat cepat melalui stolon. Rumput bede tahan
penggembalaan berat, tahan injakan dan renggutan serta tahan kekeringan dan
responsif terhadap pemupukan nitrogen. Selain itu rumput ini juga cepat tumbuh
dan berkembang sehingga mudah menutup tanah, tetapi tidak tahan terhadap
genangan air. Rumput ini merupakan bahan hay yang balk, karena batangnya kecil
mudah menjadi kering. Rumput bede dapat tumbuh baik pada ketinggian 0-1200 m
(dataran rendah sampai dataran tinggi) dengan curah hujan 762-1500 mm/tahun,
kemasaman tanah (pH) 6-7 (Kismono dan Susetyo, 1977).
Klasifikasi
Rumput Bede (Signal)
Divisi
:
Angiospermae
Class
:
Monocotyledoneae
Ordo
:
Graminales
Family :
Graminaea
Genus
: Brachiaria
Species
: Brachiaria
Decumbens
\Di
Indonesia rumput bede banyak dijumpai di pinggir jalan, pinggir selokan,
lapangan, pematang sawah dan di tempat-tempat lainnya yang berbatu.
Perkembangbiakan rumput bede di Indonesia sebenarnya sudah tersebar luas, namun
pengembangan secara budidaya dan secara ekonomis masih sangat terbatas
dibandingkan dengan pengembangan rumput raja (king grass) dan rumput gajah
(elephant grass) yang sudah dikenal lebih dahulu oleh petani peternak. Jarak
tanam yang sering digunakan untuk penaman rumput bede adalah 30x30 cm atau
40x40cm (Akk, 1983)
Kandungan
isi sel rumput Bede mengalami menurun dengan meningkatnya tingkat kedewasaan
tanaman, sedangkan kandungan fraksi serat (NDF, ADF, dan Lignin) meningkat
dengan meningkatnya tingkat kedewasaan tanaman. Kualitas serat terbaik
ditunjukkan oleh hijauan rumput Bede yang dipotong pada umur 30 hari, dan
pemotongan rumput masih tetap dapat dilakukan sampai umur 40 hari. Keistimewaan
rumput ini adalah tahan hidup di musim kemarau (tahan kering), selain itu
karena mempunyai perakaran yang sangat kuat dan cepat menutup tanah sehingga
dapat mengurangi erosi (Siregar, 1987).
Pemotongan
atau penggembalaan pertama dapat dilakukan setelah tanaman rumput bede berumur
2 bulan bila keadaan memungkinkan (cukup hujan) dengan tujuan untuk meratakan
dan merangsang pertumbuhan akar tanaman. Pemotongan/penggembalaan berikutnya
dilakukan setiap 5-6 minggu (40 hari) pada musim hujan, sedangkan musim kemarau
diperpanjang sampai 8 minggu (60 hari). Tinggi potong rumput bede biasanya 5-15
cm dari permukaan tanah pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau biasanya
lebih dari 15 cm dari permukaan tanah.
Kandungan
protein kasar dan serat kasar pada berbagai taraf pemotongan dilaporkan oleh
Siregar dan Djajanegara (1972) adalah, 13,8% dan 29,69% pada pemotongan 20
hari, 8,86% dan 30,63% pada pemotongan 30 hari, 6,24 dan 33,27 pada pemotongan
45 hari serta 5,90 dan 34,1 pada pemotongan 60 hari. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa protein kasar pada Brachiaria akan cenderung menurun dan serat
kasar akan meningkat sesuai dengan bertambahnya umur potong rumput (http://peternakan.litbang.deptan.go.id/).
Sumber:
Akk.
1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja Dan Perah . Penerbit Kanisius.
Kismono, I. Dan S. Susetyo. 1977.
Pengenalan Jenis Hijaun Tropika Penting. Produksi Hijauan Makanan Ternak Untuk
Sapi Perah . Bplpp. Lembang, Bandung. 1977.
Siregar, M.E Dan A. Djajanegara. 1974.
Pengaruh Tingkat Pemupukan Zwavelzuur Kalium (Zk) Terhadap Produksi Segar 5
Jenis Rumput. Buletin L.P.P. Bogor No 12, 1-8
Siregar, M.E.
1987. Produktivitas Dan Kemampuan Menahan Erosi Species Rumput Dan Leguminosa
Terpilih Sebagai Pakan Ternak Yang Ditanam Pada Tampingan Teras Bangku Di Das
Citanduy, Ciamis.