CARA PEMBERIAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA
Rabu, 20 Mei 2015
Edit
Cara
pemberian pakan untuk ternak ruminansia sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan
nutrisi ternak. Pemberian hijauan sebaiknya dipotong sekitar 3-5 cm karena
pemotongan hijauan yang lebih pendek dapat meningkatkan luas permukaan sehingga
menigkatkan penetrasi enzim terhadap substrat dan pada akhirnya dapat
meningkatkan kecernaan bagi ternak. Dalam pemberiannya harus diperhatikan
hijauan tersebut disukai ternak dan tidak mengandung racun atau toxin sehingga
dapat membahayakan perkembangan ternak
yang mengkonsumsi. Namun permasalahan yang ada bahwa hijauan di daerah tropis seperti di wilayah Indonesia mempunyai
kualitas yang kurang baik sehingga untuk memenuhi kebutuhan gizi ternak tersebut,
perlu ditambah dengan pemberian pakan konsentrat (Siregar, 1994). Pemberian
pakan untuk konsentrat dan hijauan sebaiknya diberikan selang waktu ± sekitar 2
jam agar pakan dapat termanfaatkan dengan optimal (meminimalisir pakan yang
terbuang). Frekuensi pemberian pakan sebaiknya juga ditingkatkan karena
frekuensi pemberian pakan yang lebih banyak dapat meningkatkan konsumsi pakan
ternak dibandingkan dengan frekuensi pemberian pakan yang rendah dengan
pemberian pakan yang langsung banyak sekaligus dalam satu waktu, namun
peningkatan frekuensi pemberian pakan ini juga harus disesuaikan dengan jumlah
tenaga yang tersedia.
Kebutuhan
kuantitatif dihitung berdasar bahan kering (BK). Kebutuhan BK untuk ternak
ruminansia berkisar antara 3-8 % dari bobot badan. Kebutuhan BK ternak
ruminansia dipengaruhi oleh umur dan kondisi ternak. Ternak dewasa membutuhkan
BK lebih sedikit daripada ternak yang lebih muda pada umur yang sama, karena
kebutuhan pokok hidup sapi dewasa relatif lebih kecil.
Dalam
manajemen pemberian pakan, penggantian pakan harus dilakukan secara bertahap.
Apabila ternak sudah terbiasa makan rumput, kemudian akan diganti dengan pakan
berupa jerami padi, maka pemberian jerami padi harus sedikit demi sedikit.
Pertama-tama, jerami padi harus dicampur dengan rumput dan secara bertahap
jumlah jerami padi ditingkatkan hingga pakan ternak berganti menjadi jerami
padi. Perubahan jenis pakan, yang secara mendadak dapat berakibat ternak
stress, sehingga tidak mau makan. Oleh karena itu cara pemberiannya dilakukan
sedikit demi sedikit agar ternak beradaptasi dahulu, selanjutnya pemberian
ditambah sampai jumlah pakan yang sesuai
kebutuhannya, sedangkan air minum diberikan secara ad libitum.
Untuk
pemberian konsentrat dapat dilakukan dengan cara kering atau basah (komboran).
Siregar (1994),menyatakan bahwa pemberian konsentrat yang dicampur air akan
menghasilkan campuran yang benar-benar homogen. Dijelaskan lebih lanjut oleh
Sindoeredjo (1960), bahwa pemberian konsentrat dengan cara basah akan menambah
palatabilitas dan daya telan pakan, sehingga akan meningkatkan konsumsi pakan.
Yang perlu diperhatikan bila pemberian bentuk basah adalah konsentrat tersebut
harus habis dalam sekali pemberian sehingga tidak terbuang. Konsentrat sebaiknya diberikan
sebelum hijauan dengan tujuan untuk merangsang aktivitas mikroorganisme dalam
rumen, terutama bakteri selulolitik yang mencerna serat kasar. Pemberian
konsentrat yang dilakukan dua jam sebelum pemberian hijauan akan meningkatkan
kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum.
Sumber:
Sindoeredjo, S. 1960. Pedoman Perusahaan
Pemerahan Susu. Direktorat Pengembangan Produksi. Direktorat Jendral
Peternakan. Jakarta.
Siregar, S. B., 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta.