LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN ICE CREAM (ES KRIM)
Jumat, 01 Mei 2015
Edit
Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan
oleh kelenjar susu mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi
sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu sapi juga diolah menjadi
berbagai produk seperti mentega, yoghurt, ice cream, keju, susu
kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk konsumsi manusia.
Ice
cream adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat
dengan cara pembekuan tepung ice cream atau campuran susu, lemak hewani
maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Ice cream
mempunyai nilai protein tinggi selain vitamin dan mineral. Kandungan kalori
yang tinggi dalam ice cream, diperoleh dari tingginya kadar kemanisan ice
cream karena penambahan gula.
Ice cream dibuat dengan cara mencampurkan bahan-bahan dan
mendinginkannya. Garam digunakan untuk membuat es tetap beku. Adonan tersebut
harus diguncang-guncang, dikocok atau diaduk. Pengadukan ini berpengaruh dalam
pembuatan ice cream agar teksturnya baik. Ice cream mempunyai
struktur koloid yang kompleks karena merupakan buih dan juga emulsi. Buih padat
terjadi karena adanya lemak teremulsi dan juga karena adanya kerangka dari
kristal-kristal es yang kecil dan terdispersi di dalam larutan makromolekuler
berair yang telah diberi gula.
Pembuatan ice cream menggunakan bahan
tambahan yaitu bahan pengembang dan bahan penstabil. Bahan pengembang dapat digunakan baking
powder (natrium bikarbonat) yang merupakan bahan pengembang dan dipakai untuk
meningkatkan volume dan memperingan tekstur bahan makanan antara lain ice
cream. Fungsi lain bahan pengembang jika ditambahan dengan adonan ice
cream karena natrium bikarbonat bereaksi dengan asam juga digunakan sebagai
obat untuk menetralkan asam lambung berlebihan.
Praktikum Teknologi
Pengolahan Hasil Ternak bertujuan untuk mengetahui pengertian ice cream,
melakukan pembuatan ice cream, dan melakukan uji kualitas ice cream
yang dihasilkan dengan produk ice cream komersil.
A. Tinjauan Pustaka
Ice
cream dapat didefinisikan sebagai makanan beku yang
dibuat dari produk susu (dairy) dan dikombinasikan dengan pemberi rasa (flavor)
dan pemanis (sweetener). Ice
cream merupakan produk olahan susu yang dibuat dengan
cara membekukan dan mencampur bahan baku secara bersama-sama . Bahan yang
digunakan adalah kombinasi susu dengan bahan tambahan seperti gula dan madu
atau tanpa bahan perasa dan warna stabilizer, bahan campuran ice
cream disebut ice cream mix (ICM), dengan pencampuran
bahan yang tepat dan pengolahan yang benar maka dapat dihasilkan ice cream
dengan kualitas baik (Susilorini dan Sawitri, 2007).
Nilai
gizi ice cream sangat tergantung pada nilai gizi bahan baku yang
digunakan.
Ice cream
yang memiliki kualitas tinggi bahan bakunya perlu diketahui dengan pasti, yaitu dengan menggunakan susu sebagai
bahan utama pembuatan ice cream maka ice cream memiliki sumbangan
terbesar nilai gizinya. Ice
cream terbukti memiliki beberapa fakta gizi yang tidak
terduga dibalik
kelembutan dan rasa manisnya.
Keunggulan
ice cream yang didukung oleh bahan utamanya yaitu susu tanpa lemak dan
lemak susu maka ice cream hampir sempurna dengan kandungan gizi yang
lengkap (Fitrahdini, 2010).
Standar
Nasional Indonesia menyatakan
bahwa,
ice cream adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara
pembekuan tepung ice cream atau campuran susu, lemak hewani maupun
nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Campuran bahan ice cream diaduk ketika
didinginkan untuk mencegah pembentukan kristal es yang
besar. Penurunan temperatur campuran dilakukan dengan cara
mencelupkan campuran ke dalam campuran es dan garam (Arbuckle, 2000).
Komposisi adonan saat pembuatan ice cream akan
menentukan kualitas ice cream. Faktor yang mempengaruhi antara lain bahan baku, proses
pembuatan, proses pembekuan, pengepakan, dan sebagainya. Proses pembuatan
seluruh bahan baku ice cream akan dicampur menjadi suatu bahan dasar ice
cream, salah satunya viskositas atau kekentalan. Kekentalan pada adonan ice
cream akan berpengaruh besar pada tingkat kehalusan ice cream serta
ketahanan ice cream sebelum mencair. Proses pembuatannya melalui
pencampuran bahan-bahan menggunakan alat pencampur berputar (Harris, 2011).
Ice cream
memiliki tekstur
padat yang terdiri atas 2 fase yaitu fase kontinyu dan fas terdispersi. Fase
kontinyu adalah kombinasi air, gula, hidrokooid, protein susudan komponen
terlarut lainnya, serta padatan yang tidak terlarut yang tersuspensi dalam
cairan. Fase terdispersi adalah gelembung udara dan globula lemak.
Globula-globula lemak akan berikatan dengan protein susu dan membentuk lapisan
tipis yang menyelubungi tiap gelembung udara yang akan berperan membentuk
stabilitas dan ukuran gelembung udara (Muse dan Hartel, 2004).
B. Materi dan Metode
1. Materi
a. Alat
1) Timbangan elektrik
2) Kompor
3) Refrigerator
4) Thermometer
5) Beaker glass
6) Mixer
7) Pengaduk
b. Bahan
1) Susu Segar 250
ml
2) Susu skim 50 gr
3) Whiping cream 50 gr
4) Gula pasir 70 gr
5) Kuning telur 40
gr
6) Bahan penstabil
10 gr
7) Perasa coklat
2. Metode
a. Menyiapkan susu
segar 250 ml
b. Mempasteurisasi
susu segar pada suhu 85o C selama 1 menit
c. Menambahkan susu
skim dan whiping cream
d. Memanaskan
dengan suhu 40 - 45o C
e. Mencampur dan
mengocok gula dan kuning telur kemudian memasukkannya dalam adonan
f. Mengaduk
adonan hingga merata dengan suhu 40 - 45o C
g. Mengaduk dengan mixer
selama 10 menit dengan kecepatan 1500 rpm
h. Mendinginkan
adonan pada freezer pada suhu 5o C selama 24 jam
i. Mengeluarkan
adonan, mengencerkan adonan kemudian mengaduk dengan mixer selama 15
menit
j. Membekukan
adonan di freezer pada suhu 5o C selama 24 jam
k. Melakukan uji
organoleptik
C. Hasil Pengamatan
dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil
Uji Organoleptik ice cream
Parameter
|
Kode sampel
|
|
080
|
061
|
|
Warna
|
Sangat
suka
|
Sangat
suka
|
Aroma
|
Agak
suka
|
Sangat
suka
|
Tekstur
|
Suka
|
Suka
|
Rasa
|
Agak
suka
|
Suka
|
Flavor
|
Suka
|
Suka
|
Penerimaan secara keseluruhan
|
Suka
|
Sangat
suka
|
Sumber :
Laporan Sementara Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak 2014
Tabel Rincian Uji Organoleptik Ice Cream
Hasil
Praktikum
Nama
|
Warna
|
Aroma
|
Tekstur
|
Rasa
|
Flavor
|
Keseluruhan
|
XXX
|
8
|
7
|
6
|
7
|
7
|
7
|
YYY
|
8
|
6
|
8
|
6
|
7
|
7
|
Rata-rata
|
8
|
6,5
|
7
|
6,5
|
7
|
7
|
Sumber : Laporan Sementara Praktikum Teknologi Pengolahan
Hasil Ternak 2014
Tabel
Rincian Uji Organoleptik Ice Cream Komersil
Nama
|
Warna
|
Aroma
|
Tekstur
|
Rasa
|
Flavor
|
Keseluruhan
|
XXX
|
8
|
8
|
7
|
7
|
7
|
8
|
YYY
|
8
|
8
|
8
|
8
|
8
|
8
|
Rata-rata
|
8
|
8
|
7,5
|
7,5
|
7,5
|
8
|
Sumber : Laporan Sementara Praktikum Teknologi Pengolahan
Hasil Ternak 2014
2. Pembahasan
Keterangan:
061 : Ice cream komersial
080 : Ice cream hasil praktikum
Ice
cream dapat
didefinisikan sebagai makanan beku yang dibuat dari produk susu dan
dikombinasikan dengan pemberi rasa (flavor) dan pemanis (sweetener).
Ice
cream adalah buih
setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Bahan
yang digunakan dalam praktikum ice cream
adalah 8 gram susu skim, 250 ml susu segar, 60 gram whipping cream,
40 gram gula, 2 butir telur (yolk), dan seperenam bungkus agar-agar
putih.
Menurut
Harris (2011) komposisi adonan
saat pembuatan ice cream akan menentukan kualitas ice cream.
Faktor yang mempengaruhi antara lain bahan baku, proses pembuatan, proses
pembekuan, pengepakan, dan sebagainya. Proses pembuatan seluruh bahan baku ice
cream akan dicampur menjadi suatu bahan dasar ice cream, salah
satunya viskositas atau kekentalan. Kekentalan pada adonan ice cream
akan berpengaruh besar pada tingkat kehalusan ice cream serta ketahanan ice
cream sebelum mencair. Proses pembuatannya melalui pencampuran bahan-bahan
menggunakan alat pencampur berputar.
Hasil
yang didapat dalam praktikum pembutaan ice cream menunjukam bahwa
perbedaan antara ice cream komersil dan ice cream hasil praktikum terletak pada aroma dan rasa.
Penyebab dari perbedaan tersebut adalah dari bahan yang digunakan dan cara
pengolahan yang kurang tepat sehingga menyebabkan aroma dan rasa yang kurang
disukai oleh tester. Hasil secara keseluruhan menunjukan kesamaan antara
ice cream komersil dengan ice cream hasil praktikum, kesamaannya
terletak pada warna, tekstur, flavor dan pada penilaian secara
keseluruhan.
Hasil
uji organoleptik yang didapat menunjukan bahwa ice cream hasil praktikum
kurang disukai karena aroma dan rasanya yang kurang enak, penyebab lain dari
kurang sukanya ice cream hasil praktikum adalah proses pembuatan yang
kurang rapi, kurang menjaga kebersihan dalam waktu atau saat proses pengolahan ice
cream. Keunggulan dari ice cream hasil praktikum adalah ice cream
tersebut bebas dari bahan pengawet, walaupun memakai pewarna, pewarna yang
dipakai adalah pewarna makanan yang dijamin aman untuk dikonsumsi.
D. Kesimpulan dan
Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan
yang didapat dari praktikum pembutaan dan uji organoleptik ice cream
adalah :
a. Ice cream komersial lebih
disukai dari pada ice cream buatan praktikan.
b. Ice cream buatan pabrik
lebih ungul dalam segi bahan baku dan proses pembuatan yang lebih canggih.
c. Ice cream buatan pabrik
terkadang menggunakan bahan pengawet sedangkan ice cream buatan
praktikan tidak menggunakan pengawet.
2. Saran
Saran
yang diberikan dalam pembutaan ice cream dan uji organoleptik ice
cream adalah :
a. Praktikan harus
lebih teliti, sabar dan cermat dalam melakukan
praktikum agar di dapatkan hasil yang maksimal.
b. Bahan baku yang digunakan sebaiknya lebih
ditambah tingkat kualitasnya.
E. Sumber
Susilorini, T. E. dan M. E. Sawitri, 2007. Produk
Olahan Susu. Penebar Swadaya.
Fitrahdini.
2010. Analisis Persepsi Konsumen Terhadap
Ekuitas Merk Produk Es Krim. http://journal.ipb.ac.id/index.php/jikk/article/viewFile/3088/2050
Arbuckle,
W.S. 2000. Ice Cream Third Edition. Avi Publishing Company. Inc West
Port, Connecticut.
Muse, MR., dan W. Kartel, 2004. Ice
Cream Structure Elements that Affect Melting Rate and Hardness. ADSA. J.Dairy
Sci. 87:1-10.