TINGKAT MORTALITAS PADA AYAM BROILER
Jumat, 05 Februari 2016
Edit
Mortalitas
ataupun kematian merupakan salah satu aspek yang mampu mempengaruhi
keberhasilan usaha peternakan ayam. Tingkat kematian yang tinggi pada ayam broiler
kerap terjadi pada periode awal ataupun starter serta semakin rendah pada
periode akhir ataupun finisher. Angka mortalitas diperoleh dari perbandingan
jumlah ayam yang mati dengan jumlah ayam yang dipelihara (Lacy dan Vest,
2000).Tingkat kematian atau mortalitas dipengaruhi oleh beberapa fakor, antara
lain bobot badan, bangsa, jenis ayam, iklim, kebersihan lingkungan, sanitasi
peralatan dan kandang dan juga penyakit (North dan Bell, 1990).
Kematian
pada temperatur yang tinggi mampu mencapai 30% dari total populasi (Tarmudji,
2004). Fairchild dan Lacy (2006) melaporkan peranan dari sistem ventilasi pada
pemeliharaan ayam broiler yakni untuk mengurangi jumlah amoniak yang bisa
mengganggu produksi. aspek penyakit sangat dominan sebagai pemicu kematian utama
ayam broiler. Retno (1998) mengatakan jika penyakit CRD ini bisa meningkatkan
kepekaan terhadap infeksi Escheria coli, Infectius Bronchitis (IB), serta
Newcastle Desease (ND). Pemberian vaksin dan obat - obatan serta sanitasi
sekitar kandang perlu dilakukan buat menekan tingkat kematian.
Pemeliharaan
ayam broiler dinyatakan berhasil bila angka kematian secara keseluruhan kurang
dari 5%. Angka kematian minggu kesatu sepanjang periode pertumbuhan tidak boleh
lebih dari 1%, kematian pada minggu berikutnya harus relatif rendah hingga hari
akhir minggu tersebut serta terus dalam keadaan konstan hingga berakhirnya
periode pertumbuhan. Faktor - faktor yang mempengaruhi persentase kematian
antara lain yaitu bobot badan, strain, jenis ayam, iklim, kebersihan lingkungan
serta penyakit.
Jin
et al. (1996) mengatakan jika penambahan probiotik dalam ransum ayam
pedaging dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga mortalitas rendah.
Selanjutnya Gsianturi (2002) menambahkan probiotik dapat menghasilkan
antibiotik alami yang membantu keutuhan mukosa usus, proses metabolisme, dan
meningkatkan kekebalan tubuh. Penggunaan antibiotik Zinc bacitracin dapat
menurunkan tingkat kematian ayam broiler sebesar 2,5% (Mujiasih, 2001).
Solusinya buat menekan angka mortalitas antara lain yaitu melangsungkan
pengelolaan manajemen secara baik, menggunakan bibit ayam yang bagus,
memberikan ransum yang bermutu serta dalam jumlah yang memadai, hingga
pemberian vaksin ataupun obat-obatan sesuai dosis yang dibutuhkan ternak ayam.
Sumber:
Fairchild, B.
and M. Lacy. 2006. How to control growth to improve economic results. http://www.cobb-vantress.com.
Gsianturi. 2002.
Probiotik dan prebiotik untuk kesehatan. http://www.gizi.net/arsip/arc0-2002.html.
Jin LJ, Ho YW,
Abdullah N, Ali MA, Jalaludin S. 1996. Effect of adderent Lactobacillus spp.
On in vitro adherence of Salmonella to the intestinal epithelial cells
chickens. J Appl Bacteriol 81:201-206.
Lacy, M. &
L. R. Vest. 2000. Improving Feed Convertion in Broiler : A Guide for Growers.
Springer Science and Business Media Inc, New York.
Mujiasih. 2001.
Performa ayam broiler yang diberi antibiotik Zinc bacitracin, probiotik Bacillus
sp. dan berbagai level Saccharomyces cerevisiae dalam ransumnya.
Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
North, M.O. and
D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition.
Van Nostrand. Reinhold, New York.
Retno, F. D.
1998. Penyakit-Penyakit Penting Pada Ayam. Edisi 4. Bandung.
Tarmudji,
2004.Bila Busung Perut menyerang Ayam. Balitvet, Bogor.