Cara Membuat Probiotik Alami Untuk Ternak
Selasa, 26 April 2016
Edit
Penggunaan probiotik untuk memperbaiki produktivitas ternak semakin banyak menarik perhatian para peternakan. Probiotik didefinisikan sebagai substrat mikroorganisme, yang diberikan kepada ternak lewat pakan dan memberikan efek positif dengan cara memperbaiki keseimbangan mikroorganisme alami di dalam saluran pencernaan. Pemberian probiotik pada ternak dalam periode pertumbuhan efeknya lebih maksimal.
Penggunaan probiotik saat ini telah menunjukkan perkembangan yang pesat pada hewan ternak, sebagai pengganti antibiotik. Probiotik yang umum dan aman digunakan untuk ternak, yaitu: Aspergillus niger, A. oryzae, Bacillus coagulans, B. lentus, B. pumilus, Bacteriodes amylophilus, B. ruminocola, Lactobacillus acidophilus, L. brevis, Leuconostoc mesenteroides, Pediococcus acidolacticii, Propionibacterium shemanii, Sacharomyces cereviseae, Streptococcus cremoris, S. faecium, S. lactis dan S. thermophilus.
Di indonesia, ternak ruminansia seperti sapi atau kambing mayoritas pemberian pakannya hanya berdasarkan kuantitas bukan kualitas. Pemberian pakan ternak berkualitas rendah, sangatlah membutuhkan mikroorganisme selulolitik dalarn jumlah tinggi agar induk semang nanti dapat memanfaatkan hijauan atau limbah pertanian seefisien mungkin dalam menghasilkan gizi yang dibutuhkan oleh ternak.
Tidak seperti pada ternak monogastrik, probiotik pada ternak ruminansia selain diaplikasi pada saluran pencernaan bagian belakang (usus), juga diaktifkan pada bagian saluran pencernaan bagian depan (rumen, retikulum dan omasum). Mikroorganisme selulolitik berperan pada pencernaan pakan berserat kasar tinggi, sehingga ruminansia lepas sapih memerlukan probiotik, baik yang diaktifkan di saluran pencernaan bagian depan untuk membantu perkembangan ekosistem rumen, maupun di saluran pencernaan bagian belakang untuk menghindari terjadinya diare akibat stres perubahan pakan atau bakteri patogen.
1. Bahan yang digunakan dalam pembuatan probiotik ini merupakan campuran antara sumber mikrobia pemecah serat yang didapatkan dari isi rumen sapi dan kompos, siap pakai dari kotoran domba. Isi rumen sapi dapat diperoleh dari Rumah Potong Hewan di kota Anda.
2. Proporsi isi rumen sapi dan kompos dalam campuran yang diinkubasikan adalah 5 : 4 kemudian ditambahkan air secukupnya sehingga media tersebut berbentuk "slurry".
3. Selanjutnya campuran tersebut diinkubasikan secara anaerob pada temperatur ruang selama 14 hari. Hasil inkubasi disaring, kemudian dikering mataharikan, kemudian di oven pada suhu 70-80 °C selama 48 jam.
4. Bahan campuran tersebut yang sudah kering selanjutnya digiling dan disaring melalui saringan berdiameter 1 mm dan disimpan dalam kantong plastik tertutup.
5. Bahan ini merupakan campuran berbagai mikroba pemecah serat yang kemudian dapat digunakan untuk campuran pakan atau digunakan untuk memfermentasi pakan ternak anda.
Karakteristik dan kriteria yang aman dari probiotik:
- Nontoksik dan nonpatogenik
- Mempunyai identifikasi taksonomi yang jelas
- Dapat hidup dalam spesies target
- Dapat bertahan, berkolonisasi dan bermetabolisme secara aktif dalam target yg ditunjukkan dengan:
- Tahan terhadap cairan pencernaan dan empedu
- Persisten dalam saluran pencernaan
- Menempel pada ephitelium atau mucus
- Berkompetisi dengan mikroflora inang - Antagonis terhadap patogen
- Dapat merubah respon imun
- Tidak berubah dan stabil pada waktu proses penyimpanan dan lapangan
- Bertahan hidup pada populasi yang tinggi
- Mempunyai sifat organoleptik yang baik (Gaggia et al., 2010)
Berikut ini adalah beberapa contoh probiotik komersial:
- Starbio.
- EM4, Probion, Bioplus
- SOC (Suplement Organic Cair) dari. PT Hidup Cerah Sejahtera (PT. HCS).
- Probiotik Tangguh dari PT. Natural Nusantara (NASA)
Penambahan probiotik memberi efek stimulasi pada bakteri rumen yang berpengaruh pada peningkatan perombakan asam laktat sehingga mengakibatkan stabilisasi pH rumen, peningkatan penggunaan amonia yang berperan dalam peningkatan sintesis protein oleh mikroba, peningkatan populasi mikroba yang memberi pengaruh pada peningkatan kecernaan bahan serat sehingga berimbas pada peningkatan konsumsi pakan dan suplai substrat ke usus halus yang berpengaruh pada peningkatan respon produksi
Cara kerja probiotik terutama melalui modifikasi populasi bakteri usus dan efektivitasnya tergantung atas status mikroba pada satu kelompok ternak dan pada individu ternak. Dengan demikian, dapat dimengerti jika efek yang terjadi mempunyai variasi yang tinggi.
Sumber:
- Haryanto, B., I.W. Mathius, D. Lubis Dan M. Martawidiaya. 1997. Manfaat Probiotik Dalam Peningkatan Efisiensi Fermentasi Pakan Di Dalam Rumen. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner.
- Estrada, A. 1997 . Advances In Feed Products Through Probiotics . Feed Notes. A Publication Of The Prairie Feed Resource Center . University Of Saskatchevan. Canada.
- Gaggia, F., P. Mattarelli And B. Biavati. 2010. Probiotic and prebiotics in animal feeding for safe food production. Intl. J. Food Microbiol. 14: 515 – 528.
- Pamungkas, D. dan P. N. Anggraeny. 2006. Probiotik Dalam Pakan Ternak Ruminansia. Loka Penelitian Sapi Potong, Jl . Pahlawan No. 2 Grati, Pasuruan. Wartazoa Vot. 16 No . 2 Th.
- Shin, Tai, Hyung, Sung, Kyun, Kwan and Choong, Ang. 1989. Effect of CYC on the performance of dairy, beef cattle and swine. Seoul, Korea