Cara Mencegah Dan Mengatasi Stress Pada Unggas
Sabtu, 02 April 2016
Edit
Stress pada ayam unggas merupakan suatu keadaan terjadi ketegangan secara fisik atau secara psikologis. Stress panas pada ayam akan menurunkan tampilan produksi. Hal ini berkaitan dengan adanya perubahan-perubahan fisiologik dan biokimiawi dalam tubuh ayam selama terjadinya stes tersebut. Ciri-ciri ayam unggas yang mengalami stress ditandai dengan adanya kegelisahan dalam kandang, mengembangkan sayap dan panting (meningkatnya kecepatan respirasi), banyak minum untuk menurunkan suhu tubuh. juga terjadi penurunan konsumsi pakan. Turunnya konsumsi pakan menyebabkan terjadinya penurunan pertumbuhan.
Pada ayam broiler yang mengalami stress akan terjadi penurunan konsumsi pakan, efisiensi dan pertambahan bobot badan harian. Sedangkan pada ayam petelur dapat menyebabkan penurunan produksi telur, berat dan ukuran telur serta kualitas kerabang yang berupa tipisnya ketebalan kerabang, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan konversi pakan yang merugikan peternak secara ekonomis.
Stress pada unggas dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya tekanan eksternal seperti nutrisi pakan, perubahan ransum secara tiba-tiba, perubahan air minum, luas kandang, tingkat produksi, jumlah unggas yang dipelihara, pemeliharaan rutin, transportasi, kegaduhan, adanya orang yang tidak dikenal, sakit, kelelahan dan perubahan cuaca secara tiba-tiba.
Temperatur lingkungan yang terlalu tinggi seperti di Indonesia, musim panas yang terlalu panjang dapat menimbulkan stress dan membangkitkan adaptasi secara perilaku (behavior), fisiologik dan biokimiawi pada tubuh ayam, yang semuanya memerlukan energi dan pada akhirnya akan menurunkan penampilan (performance) ayam.
Pada ayam broiler yang mengalami stress akan terjadi penurunan konsumsi pakan, efisiensi dan pertambahan bobot badan harian. Sedangkan pada ayam petelur dapat menyebabkan penurunan produksi telur, berat dan ukuran telur serta kualitas kerabang yang berupa tipisnya ketebalan kerabang, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan konversi pakan yang merugikan peternak secara ekonomis.
Stress pada unggas dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya tekanan eksternal seperti nutrisi pakan, perubahan ransum secara tiba-tiba, perubahan air minum, luas kandang, tingkat produksi, jumlah unggas yang dipelihara, pemeliharaan rutin, transportasi, kegaduhan, adanya orang yang tidak dikenal, sakit, kelelahan dan perubahan cuaca secara tiba-tiba.
Temperatur lingkungan yang terlalu tinggi seperti di Indonesia, musim panas yang terlalu panjang dapat menimbulkan stress dan membangkitkan adaptasi secara perilaku (behavior), fisiologik dan biokimiawi pada tubuh ayam, yang semuanya memerlukan energi dan pada akhirnya akan menurunkan penampilan (performance) ayam.
CARA MENCEGAH DAN MENGATASI STRESS PADA UNGGAS
Menyediakan Lingkungan Yang Nyaman Untuk Ternak
Sediakanlah tempat yang sejuk, bersih dan air yang bersih cairan tubuh tak dapat disamakan pada masing-masing individu. Sudah banyak diketahui bahwa nutrisi dan lingkungan berpengaruh terhadap keseimbangan asam dan basa. Sehingga, mempertahankan keseimbangan asam-basa menjadi penting untuk memperbaiki performa ayam broiler dibawah temperatur tinggi dan mencegah dampak berbahaya dari respiratori alkalosis dari cekaman panas (Ahmad dan Sarwar, 2006).
Penambahan Vitamin Pada Ransum
Vitamin merupakan salah satu nutrisi yang diperlukan unggas untuk kelangsungan hidupnya. Salah satu vitamin yang digunakan untuk mencegah stress adalah vitamin C. Vitamin C berperan dalam metabolisme glukoneogenesis yaitu suatu proses penyedian energi selama stres. Mekanismenya melalui pengkorvesian protein dan lemak menjadi energi untuk memproduktivitas dan bertahan dalam sintesis sel darah putih khususnya sel makrofag dan netrofil yang berperan dalam sintesis pertahanan tubuh dan cekaman panas pada ayam (Puthapongsiriporn, Seel dan Beck. 2001).
Secara alamiah, ayam dapat menghasilkan vitamin C, namun pada kondisi cekaman panas, hal tersebut hampir tidak mungkin untuk memproduksi vitamin C yang cukup untuk regulasi tubuh. Sehingga, vitamin C perlu untuk ditambahkan dalam pakan untuk memenuhi kebutuhan ayam selama kondisi panas yang tinggi. Vitamin E juga melidungi jaringan dari kerusakan oksidatif. Hubungan antara vitamin A dan E telah diketahui dimana vitamin E memilihi dampak penting pada penggunaan dan mungkin penyerapan vitamin A. Sahin et al. (2002) melaporkan bahwa vitamin E dan A dapat menurunkan konsentrasi MDA di serum dan hati. Trouw Nutrition mengembangkan vitamin larut air yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah cekaman panas.
Penambahan Betain Pada Ransum
Zulfikri et al. (2004) menyatakan bahwa betain membantu untuk mempertahankan osmolaritas sel dan hal tersebut dapat membantu memperbaiki performa ayam selama terpapar cekaman panas. Dampak positif lainnya dari betain untuk ayam telah diamati (ASC, 2012), penambahan betain secara signifikan meningkatkan persentase karkas bagian dada pada ayam broiler jantan. Selain itu ayam dapat mempertahankan air di jaringan dibawah kondisi cekaman panas. Kajian dari Nutreco R&D (2006) menunjukkan peningkatan pretumbuhan hingga 2.9%, penurunan FCR hingga 4.4%, peningkatan produksi karkas hingga 6.8%, dan memperbaiki kemampuan bertahan hidup hingga 49.8% pada ayam dibawah kondisi cekaman panas.
Penambahan Ekstrak Buah Mengkudu Pada Ransum
Menurut Syahruddin et. al., (2012). pemberian Antioksidan yang berasal dari sari buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn) sebanyak 500 ppm pada ayam yang dipelihara pada suhu 26ºC dan 1.000 ppm pada suhu 32ºC dapat mengurangi cekaman panas.
Semoga artikel tentang cara mencegah dan mengatasi stress pada ternak unggas ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Salam Peternakan Indonesia.