Ciri Ciri DOC Ayam Broiler Yang Baik
Selasa, 19 April 2016
Edit
Doc broiler yang baik mempunyai ciri ciri tersendiri, hal ini perlu diketahui karena digunakan untuk beternakan ayam broiler agar tingkat mortalitasnya sedikit dan performanya optimal sehingga hasil yang didapatkan bisa maksimal. Biasanya pemeliharaan ayam broiler selama 5-8 minggu sudah mencapai bobot sekitar 1,5-2,8 kg/ekor yang sudah siap dijual. Sehingga perputaran modal dalam peternakan ayam broiler berjalan dengan waktu yang cepat. Keberhasilan usaha ternak ayam broiler sebagai usaha yang menjanjikan tidak terlepas dari tiga faktor yaitu pakan, manajemen pemeliharaan dan lingkungan. Kombinasi dari faktor pakan, manajemen dan lingkungan dicerminkan dalam bentuk keragaman teknis usaha ternak dengan beberapa indikator penting, yaitu: Tingkat mortalitas, konversi pakan dan bobot ayam broiler yang dicapai.
Tingkat petumbuhan dan produktifitas dari ayam yang diternakkan, terutama pada fase starter, sangat tergantung dari bibit yang digunakan. Selanjutnya Narantaka (2012) menjelaskan bahwa mengecek atau meneliti jumlah dan kualitas/ mutu DOC dilakukan semenjak pertama kali datang, hal ini dimaksudkan untuk memastikan DOC yang hendak dipelihara dalam kandang benar-benar berkualitas yakni sehat, terbebas dari penyakit dan tidak cacat fisik. Pemeliharaan bibit yang berkualitas merupakan langkah tepat dalam mengawali pemeliharaan ayam broiler komersial.
Berikut ini ciri-ciri kualitas DOC yang baik yakni
1 Bebas dari penyakit terutama penyakit pullorum, jamur dan omphalitis.
2. Berasal dari induk yang baik.
3. Day Old Chick (DOC) terlihat aktif, lincah dan mata cerah.
4. DOC memiliki kekebalan dari induk yang tinggi.
5. kaki DOC besar dan basah.
6. memiliki bulu cerah, penuh dan tidak kusam.
7. kloakannya bersih, tidak ada kotoran yang menempel.
8. keadaan tubuh DOC normal.
9. berat badannya sesuai dengan standar strain, biasanya di atas 37 gram (Fadilah, 2000).
Tingkat petumbuhan dan produktifitas dari ayam yang diternakkan, terutama pada fase starter, sangat tergantung dari bibit yang digunakan. Selanjutnya Narantaka (2012) menjelaskan bahwa mengecek atau meneliti jumlah dan kualitas/ mutu DOC dilakukan semenjak pertama kali datang, hal ini dimaksudkan untuk memastikan DOC yang hendak dipelihara dalam kandang benar-benar berkualitas yakni sehat, terbebas dari penyakit dan tidak cacat fisik. Pemeliharaan bibit yang berkualitas merupakan langkah tepat dalam mengawali pemeliharaan ayam broiler komersial.
Berikut ini ciri-ciri kualitas DOC yang baik yakni
1 Bebas dari penyakit terutama penyakit pullorum, jamur dan omphalitis.
2. Berasal dari induk yang baik.
3. Day Old Chick (DOC) terlihat aktif, lincah dan mata cerah.
4. DOC memiliki kekebalan dari induk yang tinggi.
5. kaki DOC besar dan basah.
6. memiliki bulu cerah, penuh dan tidak kusam.
7. kloakannya bersih, tidak ada kotoran yang menempel.
8. keadaan tubuh DOC normal.
9. berat badannya sesuai dengan standar strain, biasanya di atas 37 gram (Fadilah, 2000).
Day Old Chick (DOC) memegang peranan penting untuk menghasilkan produk, baik jumlah maupun mutu produk. Ketersediaan bibit harus senantiasa ada untuk menjamin kelangsungan produksi. Bukan hanya itu, kontinuitas pasokan bibit juga harus dijaga dan dikontrol. Kondisi bibit ayam yang populer dengan sebutan DOC sama dengan anak ayam umur sehari atau kuri (kuthuk umur sehari) sangat menentukan keberhasilan usaha ternak ayam (Sudarmono, 2003).
Biaya pembelian bibit merupakan biaya terbesar kedua. Kaitannya dengan pegangan berproduksi secara teknis karena bibit akan mempengaruhi konversi ransum dan berat badan ayam. Sulistyono (1995) menghitung biaya untuk doc sebesar 27% dari total biaya produksi, sedangkan Rasyaf (1997) mengemukakan biaya itu sekitar antara 9 - 15% dari total biaya produksi. Sutawi (1999) menyatakan bahwa biaya doc sebesar 13,43% - 27% dari total biaya produksi atau operasional.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ayam broiler antara lain perkandangan, pemilihan bibit, manajemen pakan, sanitasi dan kesehatan, recording dan pemasaran. Banyak kendala yang akan muncul apabila kebutuhan ayam tidak terpenuhi, antara lain penyakit yang dapat menimbulkan kematian, dan bila ayam dipanen lebih dari 8 minggu akan menimbulkan kerugian karena pemberian pakan sudah tidak efisien dibandingkan kenaikkan/ penambahan berat badan, sehingga akan menambah biaya produksi.
Hasil penelitian Pakarti (2000) menunjukan bahwa Untuk mendapatkan bobot badan yang sesuai dengan yang diinginkan pada waktu yang tepat, maka perlu memberikan pakan yang tepat. Kandungan energi dalam pakan yang tepat dengan kebutuhan ayam dapat mempengaruhi konsumsi pakannya, dan ayam jantan memerlukan energi yang lebih banyak daripada betina, sehingga ayam jantan mengkonsumsi pakan lebih banyak (Anggorodi, 1985).