Pentingnya Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada Ayam Broiler
Rabu, 22 Juni 2016
Edit
Ternak ayam broiler memiliki peran yang begitu penting dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi. Mulai dari telur sampai dagingnya dikonsumsi oleh masyarakat dari berbagai lapisan sebagai sumber protein hewani. Seiring dengan perkembangan zaman, usaha ternak ayam pedaging atau broiler yang pada mulanya hanya berkisar pada kegiatan atau usaha rakyat kini kian berkembang dengan pesat demi memenuhi permintaan daging dari masyarakat.
Usaha ternak ayam komersial sebaiknya dilaksanakan secara intensif. Pemeliharaan intensif dilakukan untuk memenuhi sasaran pada tujuan produksi. Beberapa hal umum dalam pemeliharaan intensif ayam broiler yaitu perkandangan, nutrisi, dan manajemen kesehatan. Salah satu aspek penting dalam pemeliharaan ayam broiler, yakni kebutuhan nutrisi.
Tujuan pemeliharaan ayam broiler adalah bagaimana daging dapat dihasilkan dengan waktu yang singkat tetapi dengan bobot yang maksimal. Dilihat dari tujuan produksi broiler, maka nutrisi merupakan salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan. Protein dan energi merupakan komponen terpenting dalam memenuhi tujuan tersebut. Intinya bagaimana nutrisi yang terkandung dalam pakan agar broiler memiliki daging yang tebal dalam waktu singkat namun tetap sehat dan tidak menghambat kebutuhannya untuk beraktivitas sehari-hari.
Usaha ternak ayam komersial sebaiknya dilaksanakan secara intensif. Pemeliharaan intensif dilakukan untuk memenuhi sasaran pada tujuan produksi. Beberapa hal umum dalam pemeliharaan intensif ayam broiler yaitu perkandangan, nutrisi, dan manajemen kesehatan. Salah satu aspek penting dalam pemeliharaan ayam broiler, yakni kebutuhan nutrisi.
Baca juga: Cara Beternak Ayam Pedaging (Broiler) Yang Baik Bagi PemulaAyam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan yang berbeda, pertambahan berat badan tiap minggu yang cepat serta memiliki besar konsumsi pakan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya berat badan. Menurut Amrullah (2004), broiler merupakan ayam yang dikhususkan untuk produksi daging. Maka dari itu, pertumbuhanya akan sangat cepat, yakni dalam kurun waktu 6 – 7 minggu ayam akan tumbuh 40 – 50 kali dari bobot awalnya dan pada minggu-minggu terakhir, tumbuh sebanyak 50 – 70 gram per hari. Ciri dari ayam broiler ini adalah ukuran badan relatif besar, padat, kompak, dan berdaging penuh. Jumlah telur sedikit, bergerak lambat, tenang, dan lebih lambat mengalami dewasa kelamin.
Tujuan pemeliharaan ayam broiler adalah bagaimana daging dapat dihasilkan dengan waktu yang singkat tetapi dengan bobot yang maksimal. Dilihat dari tujuan produksi broiler, maka nutrisi merupakan salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan. Protein dan energi merupakan komponen terpenting dalam memenuhi tujuan tersebut. Intinya bagaimana nutrisi yang terkandung dalam pakan agar broiler memiliki daging yang tebal dalam waktu singkat namun tetap sehat dan tidak menghambat kebutuhannya untuk beraktivitas sehari-hari.
Pentingnya berbagai komponen nutrisi
Seiring berkembangnya zaman, para ahli menemukan tidak hanya protein dan energi saja yang dapat membuat perkembangan dan pertumbuhan broiler optimal. Komponen lain seperti mineral, asam amino, dan air juga berperan penting bahkan kini palabilitas atau daya suka juga menjadi hal penting dalam pakan unggas khususnya broiler.
Energi dalam pakan secara biologis dapat ditentukan dari jumlah konsumsi pakan, jumlah eksresi feses, urin, gas metan, dan kenaikan suhu yang terjadi dan hilang selama ternak puasa. Pada ayam broiler, kebutuhan energi pada tahap starter sebesar 3.200 kkal/kg dengan harapan akan terjadi pertumbuhan yang maksimal. Jumlah ini lebih besar dari kebutuhan energi jenis unggas lain. Kandungan energi tinggi pada pakan akan meningkatkan kadar lemak pada daging. Lemak karkas broiler dapat mencapai titik maksimal dengan mengurangi protein sedikit di bawah kadar kebutuhan. Kebutuhan energi yang maksimal ini akan diubah menjadi lemak tubuh, sehingga menghasilkan kondisi akhir yang siap panen.
Menurut Widodo (2005), energi pakan diperoleh dari karbohidrat, lemak, protein, dan alkohol. Oksidasi metabolit dari molekul-molekul ini akan membebaskan energi dalam bentuk ATP dan senyawa-senyawa lain yang kemudian akan melalui serangkaian proses metabolisme dalam tubuh dan digunakan untuk pertumbuhan, produksi telur, pemeliharaan, fungsi vital tubuh, dan aktivitas. Kebutuhan energi pada unggas dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya ukuran tubuh, temperatur lingkungan, dan level aktivitas. Kebutuhan energi dapat dihitung dengan mengetahui kebutuhan kalori per unit ukuran tubuh, tingkat pertumbuhan, massa output telur. Selain itu temperatur lingkungan harus ikut dihitung karena akan mempengaruhi energi untuk pemeliharaan.
Baca juga: Ciri Ciri DOC Ayam Broiler Yang BaikProtein dibutuhkan sebagai penyusun jaringan urat daging, tenunan pengikat, kolagen rambut, bulu, kuku, dan sebagian paruh. Protein juga mempunyai banyak fungsi lainnya, di antaranya sebagai komponen protein darah, untuk proses pembekuan darah, dan masih banyak lagi perannya dalam menjaga homeostasis atau keseimbangan tubuh. Protein dalam tubuh jika diurai akan menjadi asam amino. Beberapa asam amino yang penting untuk unggas di antaranya lysine, arginin, valin, leusin, tryptopan, dan alanin. Kekurangan asam amino tersebut akan menyebabkan pertumbuhan bulu yang abnormal. Selain itu kekurangan asam amino methionin juga mengakibatkan peradangan kulit pada kaki.
Namun jumlah protein pada pakan sebaiknya tidak terlalu berlebihan dan dibatasi untuk menghindari resiko ekskresi nitrogen berlebihan yang dapat mempengaruhi kesehatan ayam. Kelebihan konsumsi protein juga akan berakibat ayam bisa terserang Gout. Gout atau yang disebut dengan pirai ialah suatu gejala penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat di dalam darah. Tingginya kadar asam urat di dalam darah ini dapat disebabkan karena produksi asam urat yang tinggi maupun proses ekskresi (pembuangan zat sisa keluar tubuh ayam) asam urat yang terganggu. Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah akan menstimulasi terbentuknya endapan kristal monosodium urat yang terkumpul di dalam sendi maupun dalam organ ginjal. Seringkali gejala ini menyerang secara mendadak dan terjadi secara berulang dengan tingkat mortalitas relatif rendah.
Asam urat secara normal dihasilkan dari metabolisme nitrogen atau protein. Dan hasil metabolisme ini akan dibuang (diekskresikan) ke luar tubuh dalam bentuk urin melalui bantuan ginjal. Saat proses pembuangan asam urat ini terganggu, kadar asam urat dalam darah akan meningkat. Akibatnya akan terbentuk kristal monosidoum urat (kristal asam urat) yang akan mengendap di beberapa organ tubuh, terutama ginjal dan persendian.
Beberapa bahan pakan non-konvensional yang dapat menjadi sumber protein adalah bungkil kelapa sawit, tepung daun ubi kayu, bungkil kacang tanah, limbah katak, tepung bekicot (alternatif pengganti tepung ikan), bungkil biji kapuk, dan bungkil biji karet. Sedangkan bahan pakan non-konvensional sumber energi, diantaranya tepung umbi jalar, sorghum, isi rumen sapi, tepung daun pisang, dan ubi kayu.
Sumber: Majalah Poultry Indonesia edisi cetak Oktober 2014